Kericuhan Unjuk Rasa Terus Terjadi di Sekitar KJRI Hong Kong
Oleh
kris mada
·3 menit baca
HONG KONG, SENIN -- Kericuhan yang mengiringi unjuk rasa terus terjadi di dekat Konsulat Jenderal RI di Hong Kong. Pada Minggu (8/9/2019) malam, polisi berkali-kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di jalan-jalan sekitar konsulat.
Massa berkumpul di sekitar Jalan Jardine Bazaar, Jalan Jardine Crescent, hingga Causeway Bay. Dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong, lokasi itu berjarak kurang dari 300 meter. Lokasi berkumpul massa juga berada di dekat Lapangan Victoria, tempat WNI berkumpul setiap akhir pekan.
Sejak beberapa pekan terakhir, para pengunjuk rasa menjadikan kawasan Causeway Bay sebagai titik kumpul, baik sebelum maupun selepas unjuk rasa. Pengumpulan massa sebelum unjuk rasa biasanya berlangsung tanpa insiden. Namun, pengumpulan selepas unjuk rasa kerap disertai penembakan gas air mata oleh polisi, pelemparan aneka benda oleh pengunjuk rasa, hingga penutupan jalan oleh polisi maupun pengunjuk rasa.
Causeway Bay dipilih karena terletak di ruas jalan lurus menuju kawasan Central. Selain kantor-kantor pemerintahan Hong Kong, kantor-kantor perwakilan asing berlokasi di sekitar kawasan itu. Konsulat Jenderal Amerika Serikat menjadi sasaran pengunjuk rasa pada Minggu siang.
Mereka berkumpul di sana sembari mengibarkan bendera AS. Mereka meminta Washington membuat undang-undang soal demokrasi dan HAM di Hong Kong. Secara terbuka, mereka meminta Presiden AS Donald Trump membantu Hong Kong mendapatkan demokrasi sepenuhnya.
Pada Juni 2019, Kongres AS pernah menerima rancangan undang-undang soal Hong Kong. Salah satu butir isinya mewajibkan pemerintah AS mengkaji Hong Kong sebagai stasiun mata-mata China. Terkait isu Hong Kong, Trump pernah menyatakan bahwa perundingan dagang AS-China akan tergantung pada perlakuan Beijing terhadap pengunjuk rasa Hong Kong.
Unjuk rasa di Konsulat Jenderal AS berlangsung aman dari siang sampai sore. Situasi mulai berubah selepas pukul 17.30. Polisi antihuru-hara semakin banyak di sekitar lokasi. Selain di sekitar lokasi unjuk rasa, polisi juga mengerahkan pasukan ke berbagai stasiun kereta.
Pengamanan di stasiun kereta ditingkatkan karena kerap jadi lokasi keributan. Pekan lalu, polisi dan pengunjuk rasa baku pukul dalam stasiun kereta. Bahkan, beredar video polisi mengejar pengunjuk rasa sampai ke dalam kereta. Di dalam kereta, polisi menembakkan gas air mata dan memukuli siapa pun yang tidak berseragam polisi.
Sementara pengamanan di kawasan Central ditingkatkan karena juga kerap jadi lokasi unjuk rasa. Dari Central, polisi perlahan-lahan mendesak massa mundur hingga ke kawasan Causeway Bay. Hingga pukul 22.00 waktu setempat, massa masih bertahan di Causeway Bay. Jumlahnya memang berkurang dibanding dengan pengunjuk rasa di Konjen AS.
Penangkapan
Pada Minggu sore, politisi muda Hong Kong Joshua Wong kembali ditahan. Tokoh pengunjuk rasa Hong Kong sejak 2014 itu dinyatakan melanggar ketentuan penahanan kota gara-gara pergi ke Taiwan pekan lalu.
Sebelumnya, Wong pernah ditangkap pada 30 Agustus 2019 pagi dengan tuduhan menghasut orang untuk berkumpul secara ilegal. Sore harinya, ia dikeluarkan dari tahanan setelah membayar jaminan uang sebesar 10.000 dollar Hong Kong.
Awal pekan lalu, ia terbang ke Taiwan untuk bertemu politisi setempat dan menggalang dukungan. Sekretaris Jenderal Demosisto itu akhirnya ditangkap karena syarat tahanan kota melarang dia meninggalkan Hong Kong.
Wong bukan satu-satunya aktivis Demosisto yang ditangkap polisi. Sebelumnya, polisi sudah menangkap Ketua Demosisto Ivan Lam dan aktivis Agnes Chow. Lam ditangkap kala baru tiba dari Taiwan. (AP/REUTERS)