Pelabuhan Panjang Operasikan Sistem Gerbang Otomatis
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang meresmikan pengoperasian sistem gerbang otomatis. Sistem yang lebih cepat dan efisien ini diterapkan untuk meningkatkan pelayanan pengiriman kontainer di pelabuhan.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang meresmikan pengoperasian sistem gerbang otomatis. Sistem yang lebih cepat dan efisien ini diterapkan untuk meningkatkan pelayanan pengiriman kontainer di pelabuhan.
Acara peresmian Automatic Container Terminal, Auto Gate System dilakukan di Terminal Petikemas Pelabuhan Internasional Panjang, Senin (9/9/2019), di Bandar Lampung. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah Provinsi Lampung dan pengusaha jasa logistik.
Direktur Utama Pelindo II Elvin G Masassya mengatakan, Pelindo II Cabang Panjang menjadi pionir penerapan teknologi digital secara komprehensif selain di Pelabuhan Tanjung Priok. Tahun ini sistem digital dalam pengelolaan pelabuhan juga akan diterapkan di 12 cabang Pelindo lainnya di Indonesia.
Tahun ini sistem digital dalam pengelolaan pelabuhan juga akan diterapkan di 12 cabang Pelindo lainnya di Indonesia. (Elvin G Masassya)
Selain di terminal peti kemas, sistem digital juga akan diterapkan di 7 terminal yang ada di Pelabuhan Panjang. Sistem pergudangan dan keuangan juga telah terintegrasi dengan sistem digital tersebut.
”Ini agar pelayanan di pelabuhan bisa lebih mudah, cepat, dan murah. Dengan ini, diharapkan pertumbuhan kontainer bisa lebih besar dan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung,” kata Elvin.
Penerapan sistem gerbang otomatis yang diterapkan di Pelabuhan Panjang termasuk lambat. PT Jakarta International Container Terminal (JICT) telah menerapkan sistem gerbang otomatis sejak Januari 2013. Sistem digital itu diresmikan oleh Hatta Rajasa yang menjabat Menko Perekonomian saat itu. JICT merupakan salah satu terminal di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta yang sahamnya juga dimiliki PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (Kompas, 8/3/2013).
Kini, pengguna jasa pelabuhan dapat mengunggah berkas dan pembayaran secara elektronik dari kantornya masing-masing. (Drajat Sulistyo)
General Manager PT Pelindo II (Persero) Cabang Panjang Drajat Sulistyo menjelaskan, sebelum penerapan sistem gerbang otomatis, pihak eksportir dan importir harus datang langsung ke sejumlah instansi, seperti kantor bea cukai, karantina, dan pelabuhan untuk mengurus dokumen yang diperlukan. Kini, pengguna jasa pelabuhan dapat mengunggah berkas dan pembayaran secara elektronik dari kantornya masing-masing.
”Kalau semua berkas sudah beres, mereka akan mendapatkan kartu (chip) yang sudah terisi data dan dapat digunakan untuk masuk ke pelabuhan,” katanya.
Sopir juga sudah mendapat informasi lokasi penumpukan kontainer sebelum dimasukkan ke dalam kapal. Dengan begitu, waktu pengiriman kontainer di pelabuhan dapat dipangkas dari sebelumnya 25 menit menjadi kurang dari 10 menit.
Saat ini, Pelabuhan Panjang dapat melayani sekitar 150.000 kontainer per tahun. Jumlah itu baru sekitar 30 persen dari total kapasitas layanan 500.000 kontainer.
Penerapan sistem gerbang otomatis ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengiriman kontainer di Pelabuhan Panjang. Pasalnya, sejumlah perusahaan ekspor asal Lampung, juga berpotensi meningkatkan produksinya.
Mencegah pungli
Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Lampung Ade Rahmatullah mengatakan, penerapan sistem digital itu dapat memangkas biaya operasional dan membuat pekerja lebih produktif. Kalau biasanya pekerja harus antre di pelabuhan, kini proses mengurus berkas dapat dilakukan melalui layar monitor.
Selain itu, sistem ini juga dapat mencegah terjadinya pungutan liar karena intensitas kontak langsung dengan petugas pemeriksa berkurang. Proses pengiriman barang juga lebih transparan dan terlacak dengan baik.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Barat Yusmariza mengatakan, pihaknya menerjunkan tim di ruang kontrol sistem gerbang otomatis yang akan bekerja selama 24 jam. Penerapan sistem ini merupakan bentuk kepercayaan bea cukai pada Pelindo II untuk mengelola sendiri pemasukan dan pengeluaran barang.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia mengatakan, penerapan sistem digitalisasi di Pelabuhan Panjang mampu menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0. Penerapan sistem ini juga berpotensi meningkatkan perekonomian Lampung.