Hingga Minggu (15/9/2019), Kepolisian Daerah Jawa Tengah memperbaiki 44 rumah warga yang terdampak ledakan di gudang Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian di Srondol, Kota Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kepolisian Daerah Jawa Tengah, hingga Minggu (15/9/2019), memperbaiki 44 rumah warga yang terdampak ledakan di gudang Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian di Srondol, Kota Semarang, Sabtu kemarin. Adapun perbaikan markas masih menunggu kawasan tersebut disterilkan.
Rumah-rumah itu milik warga RT 005 dan RT 006 RW 002 Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Jarak antara lokasi ledakan dan permukiman berkisar 50-100 meter. Kerusakan terjadi pada genteng, eternit, dan plafon, juga kaca-kaca yang pecah.
Kepala Biro Logistik Polda Jateng Komisaris Besar M Zari, Minggu, mengatakan, sejak Sabtu, pendataan dilakukan dan kemudian dilakukan perbaikan dengan prioritas pada rumah yang rusak berat. Dari 44 rumah itu, 18 rumah di antaranya telah selesai diperbaiki.
Zari menuturkan, perbaikan rumah warga diharapkan secepatnya tuntas. ”Pada prinsipnya, semua yang rusak karena terdampak kami perbaiki. Selain genteng, eternit, dan kaca, tembok yang retak juga ditangani. Kami sediakan material dan 20 pekerja,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Kepolisian Sektor Banyumanik Ajun Komisaris Suradi menambahkan, sebagian besar kerusakan rumah warga yakni pecah kaca. Hal itu diakibatkan getaran dari ledakan di gudang bahan peledak dan bom berukuran 6 meter x 6 meter itu.
Selain akibat getaran, ditemukan juga sejumlah serpihan berupa logam yang berukuran hingga 5 sentimeter (cm). ”Namun, kami tidak tahu itu dari (bom) jenis apa. Serpihan logam tak terlalu banyak dan sudah diamankan sebagai barang bukti,” ujarnya.
Pada Sabtu (14/9) pukul 07.00, ledakan terjadi di gudang penyimpanan bahan peledak dan bom militer temuan masyarakat di Mako Brimob Polda Jateng. Gudang itu berisi 40 bahan peledak, seperti granat, ranjau darat, dan mortir, sisa Perang Dunia II.
Dalam kejadian itu tidak ada korban luka ataupun jiwa dari warga, sedangkan Kepala Detasemen Gegana Brimob Polda Jateng Ajun Komisaris Besar Syaiful Anwar luka ringan, tetapi sudah tertangani.
Dijaga ketat
Pada Minggu, tim penjinak bom dari Brimob Mabes Polri dan Polda Jateng masih berupaya mengamankan bahan peledak yang belum terangkut. Dari pantauan, penjagaan dilakukan ketat. Terpal dipasang di pagar yang berbatasan langsung dengan permukiman.
Menurut Zari, masih berlangsungnya proses sterilisasi membuat pihaknya belum bisa mendata kerusakan di Mako Brimob Srondol. ”Kantor dan asrama pasti kami perbaiki, tetapi saat ini kami masih menunggu sampai sterilisasi selesai dan dinyatakan aman,” katanya.
Nirma Retnani (30), warga Srondol Wetan yang rumahnya terdampak ledakan, mengatakan tidak menyangka ledakan di Mako Brimob Srondol begitu besar. Sempat mengira suara tembakan latihan, ia langsung lari menjauh setelah ledakan tak kunjung usai.
Ia mengapresiasi penanganan perbaikan dari Polda Jateng. Namun, diharapkan ada pencegahan untuk ke depannya. ”Kami berharap nantinya ada antisipasi lewat upaya preventif. Juga sosialisasi, apa yang harus kami lakukan kalau terjadi lagi,” kata Nirma.
Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel mengakui gudang bahan peledak dan bom di Mako Brimob Srondol belum ideal. Pihaknya pun sudah merencanakan dan mengajukan pembuatan tempat penyimpanan seperti bungker.