Warga NTB Korban Kerusuhan Wamena Mengungsi ke Jayapura
Warga Nusa Tenggara Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, sebagian besar bisa sudah dievakuasi ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Warga Nusa Tenggara Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, sebagian besar sudah dievakuasi ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Pemerintah Provinsi NTB mengutus beberapa petugas untuk membantu kebutuhan obat-obatan dan logistik, sekaligus mendata jumlah riil warga NTB yang terdampak kerusuhan Wamena dan Jayapura.
”Sampai hari ini, ada enam warga yang masih mengungsi di Kodim, Wamena, dan 10 orang di Kabupaten Yalimo. Mereka menunggu dievakuasi dengan pesawat ke Jayapura,” ujar T Wismaningsih Dradjadiah, Kepala Dinas Sosial NTB, Senin (30/9/2019) di Mataram.
Sampai hari ini, ada enam warga yang masih mengungsi di Kodim, Wamena, dan 10 orang di Kabupaten Yalimo. Mereka menunggu dievakuasi dengan pesawat ke Jayapura.
Awalnya, data sementara menyebutkan ada 171 warga NTB korban kerusuhan di Wamena. Dari jumlah itu, sebagian besar sudah dievakuasi keluar Wamena dan kini ditampung di Markas Yonif 751/Raider di Sentani, Jayapura. Mereka umumnya pendatang dari Kabupaten Bima yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, pedagang, dan guru kontrak.
”Alhamdulillah, kondisi fisik mereka sehat senang di penampungan, bahkan sudah ada yang mengirim hasil swafoto mereka,” kata Wismaningsih.
Di penampungan, sudah tersedia dapur umum yang disediakan jajaran dinas sosial di Jayapura dan Kementerian Sosial.
Pemprov NTB mengirim staf Bidang Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial NTB serta Koordinator Tagana Dinas Sosial NTB, yang sekaligus membawa obat-obatan dan bantuan logistik senilai Rp 10 juta. Kedua petugas dari Pemprov NTB yang tiba Senin (30/9/2019) di Jayapura itu langsung mengonfirmasi jumlah pasti warga asal NTB di tempat pengungsian.
”Yang didata terutama siapa saja yang mau pulang kampung dan yang mau menetap,” ucap Wismaningsih.
Bagi warga yang hendak pulang kampung, Pemprov NTB menyediakan biaya kepulangan dengan pesawat komersial. Jadwal penerbangan pesawat komersial dari Jayapura ke Makassar, Surabaya, dan Jakarta dimulai pada 3-4 Oktober.
Pemerintah juga menyediakan pesawat Hercules TNI AU empat kali sehari bagi warga pendatang yang ingin meninggalkan Jayapura ke kampung masing-masing di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan lainnya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah, melalui Kepala Biro Humas Pemprov NTB Najamudin Amy, memberikan perhatian penuh kepada warga NTB di Jayapura, sekaligus memerintahkan dinas terkait untuk segera melakukan evakuasi warga NTB yang diinformasikan terjebak di Wamena.
Informasi adanya warga yang terjebak itu dikonfirmasi dari dua guru kontrak di Wamena, yaitu Mazhuri, asal Desa Soromandi, Kabupaten Bima, dan Suherdin, asal Desa Rada, Kabupaten Bima.