Model Bisnis Kolaborasi Optimalkan Penggunaan Jaringan 5G
Kehadiran jaringan 5G meningkatkan pendapatan perusahaan telekomunikasi. Dengan peralihan model bisnis korporasi yang mengarah pada kerja sama usaha, Indonesia dapat menikmati jaringan 5G secara inklusif.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran jaringan 5G meningkatkan pendapatan perusahaan telekomunikasi. Dengan peralihan model bisnis korporasi yang mengarah pada kerja sama usaha dan kolaborasi, Indonesia dapat menikmati jaringan 5G secara inklusif.
Berdasarkan studi yang berjudul ”5G in ASEAN: Reigniting Growth in Enterprise and Consumer Markets” yang dipublikasi Cisco dan AT Kearney, Senin (7/10/2019), pelanggan jaringan 5G di Asia Tenggara pada 2025 sebanyak 227 juta langganan.
”Indonesia akan menyumbang 100 juta pelanggan. Artinya, hampir 50 persen pelanggan di Asia Tenggara berasal dari Indonesia,” kata Managing Director Service Provider ASEAN Cisco Dharmesh Malhotra saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Jumlah pelanggan itu turut berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia. Menurut studi, kenaikan pendapatannya berkisar 9-12 persen pada 2025.
Pertumbuhan pendapatan itu akan disokong oleh model bisnis kerja sama usaha dengan potensi peningkatan berkisar 18-22 persen pada 2025, sedangkan model bisnis layanan konsumen berkisar 6-9 persen. Dharmesh mengatakan, saat ini mayoritas perusahaan telekomunikasi di Indonesia masih berorientasi pada model bisnis layanan konsumen.
Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, perusahaan operator telekomunikasi Indonesia memperoleh peningkatan pendapatan tertinggi pada 2025. Jumlah peningkatannya berkisa 1,4 miliar-1,84 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Sebanyak 620 juta-780 juta dollar AS di antaranya berasal dari model bisnis kerja sama usaha.
Oleh sebab itu, Dharmesh berpendapat, perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi Indonesia perlu mulai bertransformasi ke model bisnis kerja sama usaha agar dapat menikmati pertumbuhan pendapatan yang bersumber dari jaringan 5G. Model bisnis kerja sama usaha juga dapat membuat jaringan 5G dapat dinikmati secara inklusif di Indonesia.
Sebagai contoh model bisnis kerja sama usaha, Country Managing Director PT Cisco Systems Indonesia Marina Kacaribu menyebutkan, perusahaan operator telekomunikasi menyediakan lebar pita (bandwidth) yang dibutuhkan pelaku industri dan manufaktur secara spesifik. Lebar pita itu dimanfaatkan untuk otomatisasi, pembelajaran mesin (machine learning), dan robotisasi dalam pabrik tersebut.
Menurut Marina, industri dan manufaktur yang membutuhkan bandwidth spesifik tersebut tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa. Model kerja sama usaha inilah yang membuka ruang inklusivitas pemanfaatan jaringan 5G.
Secara umum, jaringan 5G dapat mendukung ekonomi digital yang diharapkan meningkatkan perekonomian di luar Pulau Jawa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, struktur perekonomian Indonesia pada triwulan-II 2019 secara spasial masih terpusat di Pulau Jawa dengan angka kontribusi sebesar 59,11 persen.
Studi ”5G in ASEAN: Reigniting Growth in Enterprise and Consumer Markets” juga menyatakan, Indonesia akan ”lepas landas” dalam menerapkan jaringan 5G secara optimal pada 2023. Hari Venkataramani, Mitra di A.T. Kearney dan penulis utama studi tersebut, berpendapat, Pemerintah Indonesia perlu fokus mengoptimalkan penyediaan infrastruktur penunjang jaringan 5G, termasuk spektrum frekuensi jaringan.
Indonesia akan ’lepas landas’ dalam menerapkan jaringan 5G secara optimal pada 2023
Menurut Hari, program Palapa Ring dapat dioptimalkan untuk menunjang jaringan 5G yang inklusif di seluruh sudut Indonesia. ”Palapa Ring dapat menjangkau ke area-area terpencil untuk memberikan layanan jaringan komunikasi,” katanya.
Studi yang sama memproyeksikan, kecepatan teknologi jaringan 5G mencapai 5 kali lipat dibandingkan dengan jaringan 4G. Tingkat kecepatan transmisi datanya 20 gigabit per detik (GBps) dengan tingkat latensi atau selisih waktu transmisi hanya 1 milidetik (ms) lebih lambat.