Setelah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra), interkoneksi sistem kelistrikan Sulawesi kini bertambah dua provinsi lagi, yakni Sulawesi Barat (Sulbar) dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Setelah Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra), interkoneksi sistem kelistrikan Sulawesi kini bertambah dua provinsi lagi, yakni Sulawesi Barat (Sulbar) dan Sulawesi Tengah (Sulteng). Pada 2021, seluruh Pulau Sulawesi ditargetkan terhubung dalam satu sistem kelistrikan.
Saat ini, tinggal dua provinsi di Sulawesi yang belum masuk dalam interkoneksi sistem kelistrikan secara menyeluruh, yakni Sulawesi Utara dan Gorontalo. Interkoneksi sistem kelistrikan empat provinsi saat ini disambung melalui jaringan transmisi yang membentang sejauh 3.767 kilometer sirkit (kms) dengan 5.687 tower transmisi dan total daya 2.648 MVA.
“Interkoneksi bukan hanya menekan biaya produksi, tapi juga meningkatkan rasio elektrifikasi serta memenuhi kebutuhan industri akan listrik. Kami terus menggenjot pembangunan kelistrikan dengan target tahun 2021 seluruh Sulawesi sudah terinterkoneksi,” kata General Manajer PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi, I Putu Riasa, di Makassar, Sulsel, Jumat (25/10/2019).
Kini, kami makin siap menopang kebutuhan listrik Sulawesi mengingat banyak peluang investasi bisnis dari pelanggan industri.
Interkoneksi kelistrikan Sulsel, Sultra, Sulbar, dan Sulteng masuk dalam proyek interkoneksi Sulawesi tahap I. Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi Syamsul Huda mengatakan, rampungnya interkoneksi Sulawesi tahap I membuat PLN berpotensi menghemat biaya pokok penyediaan listrik sebesar Rp 77,1 miliar per bulan.
“Ini adalah bentuk komitmen PLN dalam mendukung penuh pertumbuhan investasi. Kini, kami makin siap menopang kebutuhan listrik Sulawesi mengingat banyak peluang investasi bisnis dari pelanggan industri, seperti smelter (peleburan mineral) maupun perkebunan,” katanya.
Di Sulawesi Tenggara, tepatnya di sistem Kendari, sebelum interkoneksi, biaya pokok produksi mencapai Rp 2.219 per kwh. Adapun pada sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), biayanya hanya Rp 1.187 per kwh. Tapi, setelah keduanya terhubung, biayanya menjadi sama, yakni Rp 1.096 per kwh.
Dengan interkoneksi sistem kelistrikan Sulawesi Tahap I, PLN akan menonaktifkan sebagian besar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Sultra, seperti PLTD Kolaka, PLTD Lasusua, PLTD Lambuya, dan PLTD Wua-wua.
“PLN dapat menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 22.615 liter per harinya atau kurang lebih 678.450 liter per bulan sehingga dapat menekan biaya pokok produksi,” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi Suroso Isnan.
Sejumlah jaringan transmisi kini dibangun untuk memperluas cakupan dan kapasitas interkoneksi. Setidaknya ada lima proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang dibangun dan ditargetkan rampung akhir tahun ini yang tersebar di Sulbar, Sulsel, dan Sultra.
Kelimanya adalah jaringan transmisi bertegangan 150 kilovolt (kV) Mamuju Baru–Pasangkayu, Siwa–Palopo, Tanjung Bunga–Punagaya, Kendari–Puuwatu, dan satu gardu induk berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA) di Topoyo. "Dalam waktu dekat, PLN juga akan meresmikan dua pembangkit listrik di Sulawesi Tenggara dengan total kapasitas 130 MW,” kata Riasa.
Sebelumnya, pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin Abdullah Sanusi mengatakan, interkoneksi ini menjadi hal penting bagi wilayah di Sulawesi. Hal itu akan membuka peluang untuk pertumbuhan sektor industri dengan berbagai skala, dari industri rumah tangga hingga industri skala besar.
“Listrik adalah salah satu infrastruktur dasar yang memang diperlukan untuk pembangunan sektor industri. Bagaimana mungkin kita berharap investasi besar masuk atau menumbuhkan sektor industri kecil jika kebutuhan listrik tak terpenuhi," ujar Abdullah.
Dia menambahkan, sistem interkoneksi ini akan menjadi peluang besar bagi daerah-daerah yang terhubung untuk mengembangkan industri dan menggenjot pertumbuhan ekonomi. "Masyarakat kecil juga jadi punya peluang mengembangkan usaha dengan kebutuhan listrik yang terpenuhi,” katanya.