Seorang aparatur sipil negara, Aprianita (50), ditemukan tewas di Taman Pemakaman Umum Kandang Kawat Palembang, Jumat (25/1/2019). Jasad korban dikubur dan dicor di antara liang kubur tempat pemakaman umum.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Aprianita (50), seorang aparatur sipil negara, ditemukan meninggal di Taman Pemakaman Umum Kandang Kawat Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (25/1/2019). Jasad korban dikubur dan dicor di antara liang kubur tempat pemakaman umum.
Aprianita merupakan ASN Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Satuan Kerja Metropolis Palembang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Korban menghilang sejak 9 Oktober.
Heriyanto, kakak Aprianita, mengatakan, sebelum hilang, adiknya dijemput bekas teman kantornya di rumahnya. Namun, setelah dijemput, adiknya tak kunjung kembali. Korban akhirnya ditemukan tewas di TPU Kandang Kawat Palembang. Saat ditemukan, kaki korban terikat tali.
Kepala Subdirektorat III Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Ajun Komisaris Besar Yudhi Suharyadi mengatakan, kasus terungkap setelah polisi mendatangi YT, mantan teman sekantor yang menjemput korban. YT pun mengaku. ”Saat ini, tersangka masih dalam pemeriksaan,” ucapnya.
Kasus terungkap setelah polisi mendatangi YT, mantan teman sekantor yang menjemput korban.
Polisi menggali di TPU Kandang Kawat pada Jumat (25/10/2019) siang dan jasad baru diangkat dari liang kubur sekitar pukul 15.00. Jasad korban ditemukan di dalam lubang dengan kedalaman sekitar 50 cm dengan posisi kaki terikat tali. Setelah itu, jenazah divisum di RS Bhayangkara Palembang.
Saat ditemukan, Heriyanto turut menggali jasad adiknya. ”Saya yakin itu adik saya,” katanya di RS Bhayangkara Palembang. Heriyanto meyakini jasad itu adalah adiknya dari pakaian korban yang terakhir kali dikenakan.
Polisi menahan dua dari tiga terduga pelaku. Selain YT, ditangkap pula IL yang turut membantu membunuh Aprianita. Adapun dalang pembunuhan, NV, yang juga paman YT, masih buron.
YT (41), salah satu tersangka, mengaku dirinya tak berniat membunuh korban. Namun, rencana itu disarankan pamannya, NV . ”Saya menyerahkan uang Rp 15 juta untuk membunuh korban,” katanya.
YT membunuh karena kesal korban terus menagih uang kepadanya. Aprianita diketahui menitipkan uang Rp 145 juta kepada YT untuk membeli mobil lelang, tetapi mobil itu tidak ia dapatkan.
Tersangka dan korban diketahui sudah berteman sejak 2018 saat keduanya bekerja di satu kantor. Aprianita berstatus PNS, adapun YT pegawai honorer. ”Saat itu, memang dia ingin membeli mobil dan menitip uang kepada saya,” ucap YT.
Karena mobil tak kunjung didapatkan, akhirnya Aprianita menagih uang tersebut. Untuk tahap pertama, YT mengembalikan Rp 50 juta. Pada 9 Oktober, Aprianita meminta uang lagi Rp 35 juta, tetapi YT tak mampu membayar. NV pun menyarankan membunuh Aprianita.
Sebelum dihabisi, korban diajak berkeliling dengan menggunakan mobil. Di dalam mobil, korban lemas setelah meminum air mineral yang dicampur dengan obat. Setelah itu, korban dijerat dengan tali hingga meninggal. Untuk menghilangkan jejak, jasad korban diletakkan di TPU Kandang Kawat Palembang.