DKI Keluarkan Surat Edaran Pelarangan Penggunaan Cat Bertimbal
Pemerintah DKI Jakarta akan mengeluarkan surat edaran yang melarang penggunaan cat itu di setiap pembangunan taman selanjutnya. Pengecatan alat bermain akan dilakukan lebih hati-hati dengan mengedepankan aspek kesehatan.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah DKI Jakarta akan mengeluarkan surat edaran yang melarang penggunaan cat bertimbal di setiap pengecatan alat bermain. Secara khusus, dalam proyek pembangunan taman selanjutnya, pengecatan alat bermain akan dilakukan lebih hati-hati dengan mengedepankan aspek kesehatan dan ramah lingkungan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019), mengatakan, permasalahan penggunaan cat bertimbal di alat bermain anak saat ini tengah didalami Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) dan Dinas Kehutanan.
Agar kasus serupa tak terulang lagi, Pemerintah DKI Jakarta akan mengeluarkan surat edaran yang melarang penggunaan cat itu di setiap proses pembangunan taman selanjutnya.
"Harusnya sudah ditindaklanjuti (melalui surat edaran). Harus lebih hati-hati (dalam memilih cat yang ramah lingkungan)," ujar Anies.
Pemerintah DKI akan mengeluarkan surat edaran yang melarang penggunaan cat itu di setiap proses pembangunan taman selanjutnya.
Sebelumnya, Yayasan Nexus3, organisasi nonprofit yang fokus di bidang kesehatan dan pembangunan lingkungan serta tergabung dalam International Pollutant Elimination Network (IPEN), mengeluarkan Laporan Nasional Timbal dalam Peralatan Bermain di Jakarta. Penelitian dilakukan selama September-Oktober 2019 di 32 taman bermain yang tersebar di lima wilayah Jakarta.
Ke-32 taman itu terdiri dari 20 ruang publik terpadu ramah anak milik Pemerintah DKI Jakarta serta 12 taman bermain yang dikelola manajemen apartemen atau mal. Dari penelitian Nexus3 di 32 taman bermain, ditemukan 81 dari 115 permukaan permainan yang dicat warna cerah mengandung konsentrasi timbal di atas 90 bagian per sejuta (part per million/ppm), yang menjadi standar WHO.
Ada alat permainan yang memiliki kadar timbal di atas 4.000 ppm. Artinya dalam satu kilogram cat terdapat 4.000 miligram timbal.
Sebelumnya, pada Jumat (25/10/2019) di Balai Kota Jakarta, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI menggelar pertemuan bersama tim peneliti Nexus3. Pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam.
Kesimpulan pertemuan itu adalah pengecatan ulang alat bermain yang mengandung konsentrasi timbal tinggi masih harus menunggu kajian di 288 lokasi RPTRA yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Toxic Program Officer Nexus3 Sonia Buftheim mengatakan, perusahannya diminta melanjutkan penelitian di sisa 288 lokasi RPTRA yang ada di Jakarta. "Jakarta, kan, punya 308 RPTRA. Mereka ingin ada pengecekan di sisanya agar ada basis data. Mereka akan memfasilitasi penelitian. Jadi kalau kami ke sana (RPTRA), ada kemudahan untuk cek. Tak ada target waktu," ujar Sonia.
Pertemuan lanjutan akan digelar pada pekan depan antara TGUPP DKI dan tim Nexus3.
Aturan pelarangan
Meskipun penelitian belum selesai, Sonia mengungkapkan, dari hasil pertemuan, muncul komitmen dari Pemerintah DKI Jakarta untuk melarang penggunaan cat bertimbal lagi. Penelitian Nexus3 di 20 RPTRA akan menjadi dasar pelarangan itu.
"Entah nanti bentuknya surat edaran atau instruksi gubernur, akan dikeluarkan agar semua pihak tidak menggunakan cat mengandung timbal, khususnya di sarana bermain," tutur Sonia.
Selain itu, lanjut Sonia, pelarangan penggunaan cat bertimbal juga akan disampaikan kepada manajemen mal atau apartemen dalam bentuk surat edaran. Ini nanti akan berkelindan dengan pengeluaran izin pembangunan gedung baru atau perpanjangan izin.
Tak hanya itu, dalam setiap proses pembangunan taman ke depan pun, Pemerintah DKI telah berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan cat bertimbal.
"Jadi, nanti para vendor atau pemenang tender akan diberitahu untuk tidak lagi pakai cat bertimbal. Jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama. Untuk selanjutnya, harus pakai cat yang lebih ramah lingkungan," ucap Sonia.
Children\'s Health Interventions in Mercury-polluted Environment (CHIME) Program Manager Nexus3 Yune Eribowo menambahkan, sambil menunggu jeda, pengurus RPTRA bisa melakukan pencegahan sumber risiko pajanan timbal dengan mengelap basah alat bermain.
"Cara itu cukup mampu mengurangi paparan, lepasan timbal. Jadi sementara pegurus RPTRA harus rajin-rajin mengelap basah alat bermain," kata Yune.
Yune belum bisa memastikan kapan penelitian di seluruh RPTRA bisa selesai. Namun, berkaca dari penelitian sebelumnya, dalam sehari, timnya bisa mengecek di 12 lokasi-15 lokasi.