Warga Malang Memerlukan Pengecekan Status Imunisasi
Pengecekan status imunisasi dilakukan dengan melihat catatan imunisasi difteri dari tiap individu terkait kelengkapan dan waktu terakhir imunisasi dilakukan.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sejak Januari sampai Oktober 2019, Kementerian Kesehatan telah menerima laporan ada 320 kasus difteri di 38 kabupaten atapun kota di Jawa Timur. Dua kasus di antaranya dinyatakan positif terinfeksi difteri. Pengecekan status imunisasi pada populasi setempat pun segera dilakukan untuk menentukan upaya tindak lanjut yang diperlukan.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono saat dihubungi di Jakarta, Senin (28/10/2019), mengatakan, pengecekan kembali status imunisasi pada populasi di Jawa Timur akan dilakukan setelah ada temuan siswa di Kota Malang terindikasi membawa kuman difteri.
“Kejadian terakhir ditemukan pada anak perempuan usia 11 tahun pada 17 September 2019 yang dilaporkan dari Puskesmas Janti, Kecamatan Sukun, Kota Malang,” katanya.
Difteri merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae (Kompas, 13/6/2018). Gejala yang umumnya muncul adalah demam sekitar 38 derajat celsius, munculnya pseudomembran (selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan), sakit waktu menelan, terkadang disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengkakan jaringan lunak leher. Adakalanya disertai sesak napas dan atau suara mengorok.
Pengecekan status imunisasi dilakukan dengan melihat catatan imunisasi difteri dari tiap individu terkait kelengkapan dan waktu terakhir imunisasi dilakukan. Menurut Anung, cakupan imunisasi difteri di Kota Malang cukup baik.
Pada 2017, rerata cakupan imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) 1, DPT 2, dan DPT 4 di Kota Malang mencapai 95 persen. Pada 2018, rerata cakupan imunisasi mencapai 96,3 persen, dan pada semester pertama 2019 tercatat 67 persen. Hitungan tersebut kini sedang dikonfimasi lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Kota Malang telah menurunkan tim puskesmas untuk melakukan tes usap tenggorokan atau swab ke sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang dan SMAN 7 Kota Malang yang mengalami gejala mirip difteri. Dari hasil tes usap tenggorokan di sana, ditemukan ratusan orang baik siswa dan guru membawa kuman difteri.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif menuturkan, ”Ada ratusan siswa saat ini statusnya hanya sebagai pembawa kuman difteri. Tidak ada yang sakit. Jadi belum ada yang sakit. Pembawa kuman difteri ini artinya mereka memiliki potensi menderita difteri jika mengalami sebab-sebab tertentu.”
Dari laporan itu, Anung menyampaikan, tindak lanjut sementara selain memeriksa status imunisasi dari populasi setempat adalah dengan memberikan obat pada individu yang diduga membawa kuman difteri. Selain itu, bagi masyarakat yang mengeluhkan gejala dan tanda terinfeksi difteri diimbau segera memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan terdekat.
“Gejala tertular difteri biasanya mengalami sakit tenggorokan, kesulitan menelan, demam, serta merasa pusing. Jika mengalami gejala itu segera lakukan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif dengan tetap melakukan tes laboratorium untuk mendeteksi difteri, yakni dengan tes usap tenggorokan,” ucapnya.