Gordon Sondlan: ”Apakah ada \'quid pro quo\' terkait permintaan dan pertemuan Gedung Putih? Jawabannya adalah ya.... Saya menentang keras segala penangguhan bantuan untuk Ukraina. Saya (hanya) mengikuti arahan presiden.”
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Utusan Amerika Serikat untuk Uni Eropa Gordon Sondland memberikan kesaksian dalam pemeriksaan terbuka untuk pemakzulan Presiden AS Donald Trump, di Capitol Hill, Washington DC, Rabu (20/11/2019). Sondland menyatakan dengan lugas, Trump melakukan quid pro quo dengan Ukraina.
Istilah quid pro quo berasal dari bahasa Latin yang secara literal berarti ’sesuatu untuk sesuatu’. Dengan kata lain, istilah ini merujuk pada tindakan pemberian bantuan dengan harapan akan menerima imbalan.
”Apakah ada quid pro quo sehubungan dengan permintaan telepon Gedung Putih dan pertemuan Gedung Putih? Jawabannya adalah ya,” kata Sondland.
Apakah ada quid pro quo sehubungan dengan permintaan telepon Gedung Putih dan pertemuan Gedung Putih? Jawabannya adalah ya.
Pernyataan Sondland merujuk pada peristiwa Trump menelepon dan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki bakal calon presiden dari Demokrat, Joe Biden, dan putranya, Hunter, Juli 2019. Trump menduga kedua Biden terlibat dalam kasus korupsi perusahaan gas alam Burisma Holdings, Ukraina.
Sebelum menelepon, Trump menunda pengiriman bantuan untuk Ukraina senilai 391 juta dollar AS. Selain itu, Trump juga berjanji untuk bertemu dengan Zelensky di Gedung Putih.
”Presiden Trump tidak pernah memberi tahu saya secara langsung bahwa bantuan keamanan diblokade untuk penyelidikan. Namun, urusan saya dengan Rudy Giuliani (pengacara pribadi Trump) dan juga para pejabat administrasi membuat saya memiliki pemahaman jelas tentang apa yang sedang dipertaruhkan,” tutur Sondland.
Menurut dia, tekanan terhadap Ukraina didorong oleh Trump, didalangi oleh Giuliani, dan diketahui pejabat senior lain. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo merupakan salah satu pejabat yang disebutkan mengetahui hal tersebut.
Ia melanjutkan, dirinya telah menyampaikan kekhawatiran mengenai aksi quid pro quo itu kepada Wakil Presiden AS Mike Pence. ”Semua orang berada di lingkaran. Itu bukan rahasia,” tuturnya.
Sondland menjadi saksi yang paling ditunggu dalam penyelidikan pemakzulan DPR yang dipimpin Demokrat. Sebagai pengusaha hotel kaya, ia merupakan donatur utama pelantikan Trump menjadi Presiden AS.
Pernyataannya mendorong Demokrat untuk melanjutkan pemeriksaan Gedung Putih. Sejauh ini, Demokrat telah memeriksa sembilan saksi dalam tiga hari, termasuk Sondland.
Selama pemeriksaan Sondland berlangsung, Trump membacakan pernyataan Sondland yang sebelumnya mengutip Trump. Pernyataan itu berbunyi, Trump tidak menginginkan apa pun dari Ukraina dan tidak mencari quid pro quo.
”Saya tidak menginginkan apa-apa, saya tidak menginginkan apa-apa,” ujar Trump yang berulang kali meminta publik untuk membaca transkrip telepon antara dirinya dan Zelensky pada Juli 2019.
Namun, dalam transkrip itu, Trump sempat menyampaikan beberapa permintaan agar Ukraina membantu AS. Apalagi, ia juga menekankan, AS telah berkali-kali membantu Ukraina.
Trump juga mulai menjauhkan diri dari Soundland dengan menyatakan tidak mengenalnya dengan baik. Padahal, sebulan yang lalu, Trump sempat menyebutkan Soundland sebagai orang baik dan warga AS yang hebat.
Selain Sondland, Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Rusia, Ukraina, dan Eurasia Laura Cooper turut memberikan kesaksian. Cooper mematahkan narasi dari Republik mengenai kemungkinan tidak adanya quid pro quo karena Ukraina tidak mengetahui bantuan telah ditahan.
”Staf saya menerima surel berbunyi pertanyaan dari Kedutaan Besar Ukraina terkait bantuan keamanan negara tersebut pada 25 Juli. Saya tidak bisa mengatakan dengan yakin bahwa Ukraina tahu bantuan ditahan, tetapi dari memori staf saya kemungkinan Ukraina tahu,” ujar Cooper.
Direktur Jenderal Bidang Politik Kementerian Luar Negeri AS David Hale juga bersaksi dalam pemeriksaan hari itu.
Sebelum bersaksi, Sondland telah mengumumkan peringatan mengenai keakuratan pernyataannya karena bergantung pada ingatan semata. Kementerian Luar Negeri telah membatasi aksesnya terhadap surel, rekaman telepon, dan dokumen terkait.
Ia berhasil menyediakan sejumlah bukti surel dan pesan teks baru untuk memperkuat pernyataan pejabat lain mengenai penyelidikan Ukraina untuk Trump. ”Saya menentang keras segala penangguhan bantuan untuk Ukraina. Saya (hanya) mengikuti arahan presiden,” kata Sondland.
Saya menentang keras segala penangguhan bantuan untuk Ukraina. Saya (hanya) mengikuti arahan presiden.
Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff memperingatkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan pejabat lainnya akan menerima risiko jika terus menolak bersaksi dan menyerahkan dokumen terkait. Merujuk pada Skandal Watergate pada 1970-an, upaya menghalangi penyelidikan Kongres masuk ke dalam pasal pemakzulan.
Anggota panel pemeriksaan dari Republik menyebutkan kesaksian Sondland tidak dapat diandalkan. Kesaksian Sondland selama berjam-jam tampaknya tidak memengaruhi Republik yang merupakan mayoritas di Senat. Senat akan menjadi juri dalam persidangan pemakzulan.
”(Tindakan presiden) mungkin tidak tepat. Tetapi ini pertanyaannya, apakah naik ke tingkat pemakzulan? Saya cukup yakin itulah yang dipikirkan oleh sebagian besar Senat, warga Indiana, dan Amerika tengah,” kata Senator Indiana Mike Braun.
Sebelumnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan resmi pemakzulan presiden pada 24 September 2019. Penyelidikan dilakukan setelah seorang pembisik melaporkan Trump menyalahgunakan kekuasaannya sebagai presiden untuk memperoleh keuntungan politik pribadi. (AP)