Bayi Orangutan ”Bonbon” Huni Rumah Baru di Sumatera Utara
Bayi orangutan sumatera bernama Bonbon yang diterbangkan dari Bali tiba di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (17/12/2019). Dia bakal menjalani perawatan untuk siap hidup di alam liar.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Bayi orangutan sumatera bernama Bonbon yang diterbangkan dari Bali tiba di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (17/12/2019). Orangutan berusia 2,5 tahun itu akan ditempatkan di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Sibolangit sebelum dilepasliarkan.
”Bonbon kini semakin dekat dengan habitatnya di hutan Sumatera. Bayi ini selamat saat hendak diselundupkan ke Rusia pada Maret lalu,” ujar Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Mustafa Lubis.
Ia mengatakan, Bonbon adalah gambaran nasib orangutan sumatera (Pongo abelii) yang kini terancam perdagangan satwa internasional. Bonbon ditemukan terbius di dalam sebuah koper warga negara Rusia saat hendak terbang ke negaranya. Petugas bandara mengetahui keberadaan Bonbon saat pemeriksaan barang dengan sinar-X.
Mustafa menyebutkan, kondisi kesehatan Bonbon saat tiba di Kualanamu cukup baik. Ia didampingi dokter hewan dari Taman Safari Indonesia III Bali, tempatnya dirawat sembilan bulan terakhir. Dari Bandara Kualanamu, Bonbon langsung dibawa dengan perjalanan darat ke Pusat Karantina dan Rehabilitasi Sibolangit yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari-Program Konservasi Orangutan Sumatera (YEL-SOCP).
”Di pusat rehabilitasi, Bonbon akan ’sekolah’ untuk belajar bertahan hidup di habitatnya di alam liar,” ujar Mustafa.
Di usianya yang baru 2,5 tahun, lanjutnya, orangutan seharusnya dalam perawatan induknya. Induk orangutan biasanya selalu memeluk anaknya dan mengajari bertahan hidup hingga usia 8 tahun. Induk orangutan akan kawin lagi setelah anaknya benar-benar mandiri. Hal itu juga yang membuat perkembangbiakan orangutan tergolong lambat karena hanya melahirkan satu anak dalam delapan tahun.
Induk orangutan biasanya selalu memeluk anaknya dan mengajari bertahan hidup hingga usia 8 tahun. Hal itu juga yang membuat perkembangbiakan orangutan tergolong lambat karena hanya melahirkan satu anak dalam delapan tahun.
Kepala BKSDA Bali R Agus Budi Santoso mengatakan, selama sembilan bulan terakhir, Bonbon dirawat di Taman Safari Indonesia III Bali. Saat ditemukan, kondisi Bonbon memprihatinkan karena efek bius. Perut kembung dan kurus. Saat hendak diselundupkan, Bonbon disimpan di dalam keranjang rotan yang dimasukkan ke dalam koper.
Menurut Agus, pelaku penyelundupan Andrei Zhetskov, warga negara Rusia, sudah dijatuhi pidana penjara 1 tahun dan denda Rp 10 juta subsider 2 bulan penjara. Pelaku mengaku, orangutan itu dibeli oleh temannya seharga 3.000 dollar AS. Temannya itulah yang menitipkan orangutan itu kepadanya. Di dalam koper juga ditemukan dua tokek dan lima kadal.
Agus mengatakan, kondisi kesehatan Bonbon selama dirawat sembilan bulan belakangan ini membaik. Berat badannya naik dari hanya 5 lima kilogram menjadi 11 kilogram.