Pemerintah China Usir Wartawan AS yang Bekerja pada Tiga Media Ternama
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pengusiran wartawan AS itu balasan atas keputusan AS yang awal Maret 2020 menyatakan akan memangkas jumlah warga negara China yang diizinkan bekerja untuk media China di AS.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·4 menit baca
BEIJING, RABU — Pemerintah China hari Rabu (18/3/2020) mengusir jurnalis Amerika Serikat yang bekerja untuk tiga surat kabar ternama, yakni New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal. Pengusiran wartawan AS tersebut makin mengintensifkan pertarungan sengit di antara dua negara besar tersebut terkait dengan penyebaran virus korona (Covid-19) dan kebebasan pers.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pengusiran wartawan AS itu merupakan balasan atas keputusan AS yang pada awal Maret 2020 menyatakan akan memangkas jumlah warga negara China yang diizinkan bekerja untuk kantor media China di AS. Dari empat media milik Pemerintah China yang berkantor di AS dipangkas menjadi hanya 100 staf dari sebelumnya 160 staf.
Langkah tersebut diambil AS setelah China mengusir tiga koresponden Wall Street Journal, yakni dua warga AS dan seorang warga Australia, pada Februari lalu terkait dengan pemuatan laporan di Wall Street Journal yang berjudul ”China is the Real Sick Man of Asia” (orang sakit Asia yang sebenarnya). Ketiga koresponden itu tidak terlibat dalam penulisan berita tersebut.
China langsung mengecam tulisan Wall Street Journal itu sebagai hal yang rasis. Oleh karena Wall Street Journal menolak untuk meminta maaf, Pemerintah China pun mencabut visa tiga wartawan harian itu di Beijing. Wartawan Wall Street Journal lain yang telah habis visanya di China juga ditolak saat akan memperbarui visanya.
Pengumuman pengusiran wartawan AS tersebut muncul ketika kedua negara berselisih mengenai pandemi Covid-19 yang sangat berbahaya. Presiden AS Donald Trump dengan tegas menyebut Covid-19 sebagai ”virus China”. Sebaliknya, seorang pejabat senior di China menyatakan soal teori konspirasi keterlibatan AS atas merebaknya Covid-19 di China.
China pada hari Rabu ini mengumumkan bahwa wartawan AS dengan kredensial pers yang berakhir tahun ini yang bekerja sebagai wartawan New York Times, Wall Street Journal milik News Corp, dan Washington Post tidak akan diizinkan untuk bekerja di China, Hong Kong, atau Makau.
Dikatakan, mereka harus menyerahkan kembali kartu pers mereka dalam 10 hari. Tidak segera, jelas berapa banyak wartawan yang terpengaruh.
Pemerintah China juga meminta semua media AS lain yang berada di wilayah China, termasuk Voice of America dan majalah Time, harus ”menyatakan secara tertulis mengenai informasi tentang staf mereka, laporan keuangan, operasi dan kepemilikan real estat di China”.
Pemerintah China mengatakan, China mengambil ”tindakan timbal balik” terhadap wartawan AS dalam menanggapi pembatasan diskriminatif yang telah diberlakukan AS kepada wartawan China sehubungan dengan visa, tinjauan administrasi, dan pelaporan.
”Jika AS memilih untuk melangkah lebih jauh ke jalan yang salah, akan lebih banyak tindakan balasan dari China,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Tanggapan Pompeo
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, China telah bertindak salah karena menyamakan media yang dikelola Pemerintah China dengan media independen AS yang dapat dengan bebas melaporkan dan mengajukan pertanyaan kritis.
Pompeo pun menyesalkan keputusan China yang justru memberangus kebebasan pers. Padahal, kebebasan pers akan bermanfaat bagi warga China pada masa global yang sangat menantang saat ini, di mana lebih banyak informasi dan transparansi akan menyelamatkan kehidupan. ”Ini sangat disayangkan. Saya berharap mereka akan mempertimbangkan kembali,” kata Pompeo.
Marty Baron, Editor Eksekutif Washington Post, juga ”dengan tegas” mengecam langkah China tersebut. ”Keputusan Pemerintah China sangat disesalkan karena dilakukan di tengah krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika informasi yang jelas dan dapat diandalkan mengenai respons internasional terhadap Covid-19 sangat penting,” kata Baron.
Namun, beberapa pengamat menilai, pengusiran wartawan China dari AS bulan lalu merupakan langkah besar atas keputusan AS untuk mereklasifikasi media Pemerintah China yang beroperasi di AS sebagai misi asing.
Klub Koresponden Asing China (FCCC) mengatakan, China tidak langsung mengusir koresponden asing sejak tahun 1998. Sembilan wartawan diusir atau diusir secara efektif melalui visa yang tidak diperbarui sejak 2013. Wartawan Wall Street Journal lainnya secara efektif diusir tahun lalu setelah dia menulis artikel tentang salah satu sepupu Presiden China Xi Jinping.
Dalam laporan tahunannya tentang hak-hak pers di China, FCCC mengatakan bahwa Pemerintah China menggunakan visa sebagai senjata untuk mengintimidasi pers asing dan FCCC khawatir Pemerintah China bersiap untuk mengusir lebih banyak wartawan. (AFP/REUTERS)