Pembatasan gerak serta tuntutan menjaga jarak fisik mengubah perilaku konsumen di tengah pandemi Covid-19. Para pemasar dan pelaku usaha dituntut beradaptasi untuk menjangkau pembeli.
Oleh
M Paschalia Judith J
·5 menit baca
Perilaku konsumen dunia berubah drastis beberapa bulan terakhir. Mereka membatasi diri untuk pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan, memilih kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum, makin selektif memilih barang, serta menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah.
Oleh karena ada pembatasan pergerakan masyarakat dan tuntutan menjaga jarak fisik demi menghindari penularan virus, maka bekerja, belajar, berolahraga, atau bahkan mencari hiburan sebisa mungkin dari rumah. Perubahan ini menandai lahirnya ekonomi dari rumah (stay at home economy) atau ekonomi yang digerakkan oleh pelaku dari rumah.
Segenap situasi itu menuntut pemasar dan pelaku usaha beradaptasi agar dapat bertahan atau bahkan berkembang di bawah tekanan pandemi. Oleh karena konsumen bergerak dari luring ke daring, pemanfaatan teknologi digital menjadi jalan keluar.
Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air berduyun-duyun masuk ke ruang virtual. Sejumlah perusahaan pengelola pasar digital (marketplace) mencatat lonjakan pelapak baru sejak pandemi Covid-19. Para pelaku UMKM itu berharap bisa menjalin relasi dengan pelanggan dan menjangkau lebih banyak konsumen.
Upaya itu salah satunya ditempuh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta Badan Pengurus Pusat Andalan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera yang menggelar pameran produk UMKM secara virtual pada 24-26 Juli 2020.
Pameran biasanya identik dengan gedung yang lapang, stan-stan yang ditata berjejer, ruangan berpengatur suhu udara, dan panggung hiburan untuk menarik perhatian pengunjung. Namun, bagaimana jika segenap suasana itu disajikan secara virtual?
Dengan teknologi digital, penyelenggara berupaya menyajikan sensasi itu secara virtual. Ada gedung megah yang diisi pelaku usaha yang tengah menyuguhkan karya-karya terbaik serta ingar-bingar panggung pengisi acara. Ada hiburan, lokakarya, dan pelatihan.
Lewat layar gawai, pengunjung diajak melihat deretan pelaku UMKM yang memamerkan produknya di laman https://wirakarya.idiex.id. Sama dengan lazimnya, penyelenggara pameran virtual berjudul Wirakarya 2020 ini menyiapkan panggung utama dan stan peserta.
Pengunjung cukup mengeklik alamat situs untuk mengunjungi pameran. Di menu pameran, pengunjung bisa membaca deskripsi usaha dan menonton video profilnya. Pengunjung juga bisa mengeklik akun media sosial, kontak Whatsapp, hingga bertemu dengan pelaku usaha yang dikunjungi melalui aplikasi ruang pertemuan virtual untuk menggali informasi lebih jauh.
Pameran virtual ini juga mempertemukan produsen dan konsumen dari tiap daerah. Hanafi, perwakilan Java Guitar, menjadi peserta pameran Wirakarya 2020 dan menjajakan karyanya dari tempat produksinya yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Hanafi menjual gitar akustik dan ukulele. ”Saya menawarkan ukulele dengan desain bendera negara, Spongebob, dan Upin-Ipin. Saya melihat banyak anak-anak menghabiskan waktu di rumah dan membutuhkan ragam kegiatan. Bermain ukulele bisa menjadi salah satunya,” ujarnya.
Meski tidak bertemu secara fisik dengan pengunjung, peserta pameran tetap menata hasil karya dan barang dagangan secara apik. Di stan Nahdi Jewelry, misalnya, lewat layar gawai, pengunjung bisa melihat susunan kalung, anting-anting, gelang, dan perhiasan lain yang ditata dengan rapi. Fitria Nahdi, pemilik Nahdi Jewelry, tampak menata letak kamera agar karyanya memikat mata.
Fitria menjual beragam perhiasan khas Nusantara. Sebelum pandemi Covid-19, dia biasa mengekspor produknya ke Amerika Serikat dan Spanyol. Bagi Fitria, pameran menjadi salah satu kanal penjualan, pemasaran, dan promosi yang penting.
Akselerasi digital
Salah satu dampak positif yang dibawa oleh pandemi Covid-19 adalah akselerasi penguasaan teknologi digital oleh masyarakat. Perubahan perilaku konsumen menuntut pelaku usaha mengoptimalkan teknologi digital untuk mendongkrak penjualan dan mengembangkan skala usaha.
Menurut Ketua Pandi, Yudho Giri Sucahyo, pelaku UMKM pertama-tama mesti membiasakan diri berkomunikasi dan berinteraksi secara daring agar semakin fasih memanfaatkan ruang ekonomi digital. Salah satunya melalui pameran virtual.
”Kita sekarang tidak bisa menunggu orang lewat depan di toko. Namun, dengan teknologi digital, seperti (aplikasi) Whatsapp, kita bisa menjangkau konsumen di seluruh Indonesia,” kata Founder and CEO The Goods Dept Anton Wirjono, Selasa (21/7/2020).
Menurut Anton, sebelum pandemi Covid-19, sekitar 80 persen bisnisnya bertumpu pada toko fisik dan 20 persen di toko daring. Saat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan, orang tidak boleh bepergian ke mal sehingga penjualan di toko fisik anjlok sampai ke titik nol.
”Selama PSBB beberapa bulan itu, penjualan offline kami nol, tetapi penjualan daring dan pengiriman kami naik sampai 100 persen lebih,” kata Anton.
Kesiapan bertransformasi ke pemasaran secara digital mempercepat usaha Anton membesarkan bisnis Goods Dept. ”Jadi, pegawai saya yang tadinya ada di toko fisik banyak saya pindahkan untuk mengepak barang dan segala macam,” ujar Anton.
Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, saat masuk ekosistem digital, pelaku UMKM mesti mampu merespons permintaan konsumen secara cepat. Kapasitas produksi juga mesti disiapkan untuk menghadapi lonjakan pemesanan.
”Ketika masuk marketplace atau pasar daring, pasarnya menjadi lebih besar. Orang akan kapok memesan ketika mereka pesan, tetapi ternyata pasokannya kurang,” kata Teten.
Para pelaku UMKM juga harus mampu berkompetisi di suasana persaingan yang ketat. Citra dan kualitas produk menjadi penting bagi UMKM. Apalagi, pada saat yang sama, merek-merek besar pun dijual di pasar daring yang sama.
UMKM pun harus memperhatikan tuntutan higienitas yang meningkat di masa pandemi Covid-19, khususnya produk makanan atau minuman. Seluruh syarat itu mesti dikuasai oleh pelaku UMKM agar dapat menangkap peluang baru di tengah pandemi.