Ajak Warga Sidoarjo Bersihkan Selokan dan Perantingan Pohon
Pemkab Sidoarjo mengajak masyarakat membersihkan selokan dan merapikan ranting pohon yang tumbuh di lingkungan sekitarnya. Hal itu untuk mengantisipasi bencana banjir dan angin kencang pada musim pancaroba.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengajak masyarakat membersihkan selokan dan merapikan ranting pohon yang tumbuh di lingkungan sekitarnya. Hal itu untuk mengantisipasi bencana banjir dan angin kencang pada musim pancaroba.
Ajakan itu disampaikan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono di sela kegiatan pemangkasan ranting pohon di sepanjang Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Jumat (16/10/2020). Pemangkasan dahan dan ranting itu untuk mencegah jatuhnya korban jiwa saat angin kencang.
”Ranting atau dahan pohon yang lebat akan tumbang apabila diterpa angin kencang. Dahan yang tumbang itu berpotensi mengenai pengguna jalan yang melintas di bawahnya. Oleh karena itu, harus diantisipasi sejak dini,” ujar Hudiyono.
Pemangkasan pohon yang berada di jalan-jalan protokol dilakukan petugas dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Sidoarjo. Pemangkasan dahan dan ranting itu memerlukan bantuan peralatan karena kondisi pohon yang besar dan tinggi. Selain itu, diperlukan pula ketrampilan agar pohon menjadi rapi.
Adapun untuk pohon-pohon yang ada di lingkungan permukiman masyarakat diharapkan dirapikan sendiri oleh warga sekitar dengan cara bergotong royong. Hudiyono meminta camat dan kepala desa menyosialisasikan kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing agar segera mengadakan kerja bakti bersih-bersih lingkungan karena musim pancaroba sudah tiba.
Selain merapikan dahan dan ranting pohon, masyarakat juga diimbau mengecek kondisi saluran air atau selokan di sekitarnya. Apabila ditemukan penyumbatan pada selokan, harus segera dibersihkan dengan mengadakan kerja bakti. Saluran air yang tersumbat berpotensi memicu banjir saat musim hujan.
Menurut Hudiyono, masyarakat harus peduli pada kondisi lingkungan di sekitarnya dan tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah turun tangan. Mereka harus berpartisipasi aktif karena masyarakat lebih tahu tentang titik-titik krusial penyebab bencana.
”Setidaknya mereka tergerak membersihkan sekitar rumahnya sendiri. Merapikan tanaman, membersihkan parit, dan tidak membiarkan sampah-sampah berserakan di berbagai tempat,” kata Hudiyono.
Musim pancaroba
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sidoarjo Dwijo Prawito mengatakan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi Juanda, saat ini wilayahnya telah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Pada musim pancaroba ini ada potensi terjadi angin kencang dan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Angin kencang dan hujan berpotensi terjadi di seluruh wilayah Sidoarjo yang memiliki 18 kecamatan. Meski demikian, tidak semua kecamatan berpotensi terjadi bencana banjir. Daerah rawan banjir tersebar, antara lain, di Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Waru, Sedati, Gedangan, Buduran, Taman, Tanggulangin, dan Porong.
Muryati (55), warga Desa Sidokare, Kecamatan Sidoarjo, mengatakan, setiap musim hujan, rumahnya dilanda banjir. Rumahnya itu berada di perkampungan padat penduduk yang penuh dengan gang sempit.
Tak terlihat selokan atau saluran pembuangan karena warga menutupnya dengan cara dicor atau dipaving untuk memperluas tempat tinggal. Akibat ditutup, saluran air itu tidak mendapat perhatian. Terjadi pendangkalan, bahkan sampai mengeras.
Persoalan seperti itu hanya bisa diselesaikan dengan cara mengajak warga bergotong royong membersihkan saluran air di rumahnya masing-masing. Mereka harus membongkar paving atau cor penutup selokan agar bisa dibersihkan. Selokan yang bersih bisa berfungsi maksimal, baik sebagai penampung air maupun mengalirkannya menuju saluran pematusan besar.
Pakar bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Amin Widodo, mengatakan, upaya pemerintah daerah merampingkan dahan dan ranting pohon itu sudah tepat. Namun, hal itu belum cukup. Pemda harus menurunkan tim untuk memeriksa kondisi pohon, terutama yang ada di pinggir jalan.
”Pemeriksaan itu untuk memastikan kondisi pohon tidak rapuh. Pohon yang rapuh rawan tumbang, bahkan saat tidak terjadi angin kencang. Hal itu berpotensi membahayakan pengguna jalan,” ucap Amin.
Berdasarkan catatan Kompas, angin kencang yang melanda Sidoarjo, Sabtu (10/10/2020), menyebabkan sebuah pohon tumbang di kawasan Aloha, Kecamatan Gedangan, dan di wilayah Kecamatan Buduran. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi batang pohon jatuh menutup sebagian badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan di jalan utama Sidoarjo.