AS Umumkan Darurat Nasional Covid-19, Eropa Kini Jadi Pusat Pandemi Baru
Amerika Serikat akhirnya mengumumkan status kondisi darurat nasional atas wabah penyakit Covid-19. Status itu diumumkan hampir bersamaan waktunya dengan pernyataan WHO atas status Eropa sebagai pusat pandemi baru.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (13/3/2020) waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB akhirnya mengumumkan status kondisi darurat nasional di negeri itu terkait wabah penyakit Covid-19. Pencanangan status darurat nasional itu membuka pintu bagi penyiapan lebih banyak bantuan dari Washington untuk memerangi wabah yang menginfeksi lebih dari 138.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 5.000 orang itu.
Wabah Covid-19 menyebar dengan cepat secara global, termasuk di AS. Dampak penyakit Covid-19 terhadap kehidupan sehari-hari terasa semakin dalam di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Eropa sebagai pusat pandemi saat ini. Semakin banyak sekolah dan kegiatan bisnis tutup, kalender olahraga global berantakan, dan warga kebanyakan pun menghadapi pembatasan aktivitas hingga perjalanan yang semakin luas.
”Untuk memaksimalkan daya dan upaya pemerintah federal saat-saat ini, saya secara resmi mendeklarasikan kondisi darurat nasional, dua kata yang sangat besar (artinya),” kata Trump dalam sambutannya di Gedung Putih. Ia mengingatkan kemungkinan situasi AS dapat memburuk dan menyebut ”bahwa waktu delapan pekan mendatang sangat-sangatlah penting”.
Lewat pencanangan status darurat nasional, Trump mengalokasikan 50 miliar dollar AS dari Pemerintah AS bagi negara-negara bagian dan wilayah yang lebih kecil. Hal itu sudah ditunggu-tunggu publik AS. Sebelumnya, Trump menghadapi kritik keras dari beberapa ahli karena dirinya dinilai lambat dan tidak efektif dalam menanggapi krisis dan terkesan mengecilkan ancaman.
Langkah-langkah terbaru pemerintahan Trump itu diumumkan dua hari setelah Trump mengumumkan pembatasan perjalanan bagi warga seluruh Eropa, kecuali Inggris, ke AS selama sebulan. Status Inggris sendiri yang masuk dalam daftar perkecualian oleh Washington itu, menurut Trump, mungkin saja diubah mengingat perkembangan penularan di negeri itu dilaporkan bersifat akseleratif.
Siap dites Covid-19
Trump mengatakan bahwa dirinya secara pribadi pun bakal diperiksa atau dites korona secepat mungkin. Hal itu diduga terkait dengan foto Trump yang bersama dengan seorang pejabat Brasil di klub pribadinya di Florida. Belakangan diketahui pejabat Brasil itu dinyatakan positif terkena Covid-19. Namun, Trump menyatakan dirinya tidak memiliki rencana untuk mengisolasi dirinya karena merasa tidak memiliki gejala terjangkit virus korona tipe baru itu.
Larangan perjalanan ke AS semakin memukul maskapai penerbangan dan perusahaan perjalanan di seluruh dunia. Organisasi penerbangan internasional IATA memperkirakan sejauh ini potensi kehilangan pendapatan bagi industri penerbangan komersial global bisa mencapai 113 miliar dollar AS sepanjang tahun ini. Proyeksi itu bisa saja bertambah, tergantung pada perkembangan yang terjadi atas wabah Covid-19 dan kebijakan penanganan negara-negara di dunia.
Kebijakan AS terkait larangan perjalanan itu juga telah membuat kepanikan di pasar keuangan global pada pekan ini. Tiga indeks saham utama AS menguat lebih dari 9 persen di akhir perdagangan hari Jumat, rebound dari penurunan harian terbesar Wall Street sejak 1987. Namun, indeks-indeks saham Wall Street masih sekitar 20 persen di bawah rekor level tertinggi yang dicapai pada pertengahan Februari lalu.
Ancaman bagi Eropa
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Eropa sekarang memiliki lebih banyak kasus dan kematian yang dilaporkan daripada wilayah benua lain di seluruh dunia di luar China sebagai entitas negara. Hal itu menjadikan Eropa sebagai pusat pandemi baru Covid-19 secara global. WHO menyebut jumlah kematian mencapai 5.000 secara global akibat Covid-19 juga sebagai sebuah ”tonggak yang tragis”.
Italia menjadi negara kedua setelah China yang sejauh ini paling terpukul oleh wabah Covid-19. Wabah ini telah menyebabkan jumlah kematian akibat Covid-19 di Italia melonjak 250 kasus menjadi 1.266 kasus kematian dalam 24 jam terakhir.
Jumlah total kasus infeksinya juga meningkat menjadi 17.660 dari 15.113 sebelumnya meskipun telah ada kebijakan penutupan total aktivitas warga untuk membatasi pergerakan. Bahkan, di wilayah utara Lombardy, di jantung epidemi penyebaran wabah Covid-19 Italia, pihak berwenang meminta langkah yang lebih keras.
Di Italia, yang setelah China menjadi negara yang sejauh ini paling terpukul oleh wabah Covid-19, jumlah kematiannya melonjak 250 kasus menjadi 1.266 kasus kematian dalam 24 jam terakhir.
Pakar kondisi tanggap darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan, jarak sosial adalah ”metode yang telah dicoba dan diuji” untuk memperlambat penyebaran virus, tetapi ”bukan obat mujarab” yang akan menghentikan penularan. ” Kebijakan seperti pengurangan perjalanan menjadi hak untuk diterapkan setiap pihak, tetapi hal itu tidak efektif untuk melindungi negara-negara bagian secara individual,” katanya tentang kebijakan AS atas wabah Covid-19.
Dari Eropa dilaporkan bahwa lebih banyak tempat yang menjadi daerah tujuan utama warga dan turis, seperti pusat-pusat budaya dan pariwisata, ditutup untuk menghentikan penyebaran virus. Di Paris, Menara Eiffel, Museum Louvre, dan kabaret Moulin Rouge ditutup. Museum Smithsonian di Washington sedang bersiap untuk melakukan hal serupa pada Sabtu ini, demikian juga teater Broadway di New York.
China, negara yang menanggung beban kejatuhan ekonomi dari Covid-19 dalam beberapa bulan pertama 2020, pada Jumat malam memotong persyaratan cadangan bank untuk kedua kalinya tahun ini. Bank sentral AS, The Federal Reserve, mengikutinya dengan menyediakan dana senilai 37 miliar dollar AS untuk pembelian obligasi negara, mempercepat langkah-langkah likuiditas pasar yang diumumkan pada Kamis.
Bank sentral Jepang secara terpisah berjanji untuk membeli surat utang Pemerintah Jepang berjangka hingga 10 miliar yen (1,90 miliar dollar AS) dan juga menyuntikkan 1,5 triliun yen tambahan dalam pinjaman dua pekan mendatang. Uni Eropa mengusulkan inisiatif investasi 37 miliar euro (41 miliar dollar AS) sebagai bagian dari paket untuk melindungi ekonominya.
Wabah Covid-19 terus ”melanjutkan perjalanannya” di seluruh dunia. Kenya, Etiopia, Sudan, dan Guinea yang mengonfirmasi kasus pertama mereka menjadi kenyataan baru sekaligus kewaspadaan tinggi bagi 18 negara di Benua Afrika. Kosovo, Venezuela dan Kazakhstan juga mengonfirmasi kasus pertama mereka atas Covid-19, sementara Spanyol menyatakan keadaan darurat secara nasional. Di Iran yang terus mengalami tekanan akibat penyakit itu, pasukan keamanannya dilaporkan bakal mengosongkan jalan-jalan di kota-kota di seluruh negeri untuk mengurangi penularan. (AP/REUTERS)