Uni Eropa Sesalkan Keputusan Trump Bekukan Pendanaan bagi WHO
Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa keputusan Presiden AS Donald Trump membekukan dana kontribusi ke WHO bisa mengacaukan upaya global melawan pandemi Covid-19 saat ini.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GENEVA, RABU — Uni Eropa menyatakan bahwa tindakan Presiden AS Donald Trump yang membekukan pendanaan terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di masa kritis saat ini ”tidak beralasan”. Justru sekarang adalah masa di mana setiap negara harus bersatu melawan pandemi Covid-19.
Meski telah menjadi mitra setia AS selama berpuluh tahun, Uni Eropa (UE) bersikap lebih kritis terhadap pemerintahan Trump dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, Rabu (14/4/2020), mengatakan bahwa Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara ”sangat” menyesalkan sikap Trump yang membekukan pendanaan AS bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Badan kesehatan dunia itu diperlukan ”lebih dari sebelumnya” untuk memerangi pandemi Covid-19.
Borrell mengatakan, ”Hanya dengan bekerja sama kita bisa menghadapi krisis yang tak kenal batas negara ini.”
Sejauh ini, berdasarkan data Johns Hopkins University, pandemi Covid-19 telah menginfeksi hampir dua juta orang di dunia dan menewaskan 127.000 orang di antaranya. Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menyebar melalui percikan dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.
Sikap Uni Eropa itu merupakan sebagian dari reaksi negara-negara di dunia atas keputusan Trump yang menghentikan dana ke WHO. Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa keputusan ini bisa mengacaukan upaya global melawan pandemi Covid-19 saat ini.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menulis di Twitter, ”Menyalahkan pihak tertentu tidak akan membantu.” ”Virus ini tidak mengenal batas negara. Kita harus bekerja sama melawan Covid-19. Memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya WHO yang kekurangan dana, adalah investasi terbaik, misalnya, untuk mengembangkan dan mendistribusikan alat tes dan vaksin,” lanjut Maas.
Memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya WHO yang kekurangan dana, adalah investasi terbaik.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan, dirinya bersimpati atas kritik Trump terhadap WHO dan China. Meski demikian, Australia tetap akan meneruskan bantuan dana kepada WHO. ”Kami bekerja erat dengan mereka,” ujar Morrison kepada Perth Radio 6PR.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di Washington, Trump menginstruksikan jajaran pemerintahannya untuk menghentikan pendanaan bagi WHO sambil menunggu hasil kajian atas peran WHO yang ”menutupi dan salah kelola dalam pandemi virus korona baru”.
Profesor Kesehatan Global dari University of Edinburgh, Devi Sridhar, menuturkan bahwa keputusan Trump ”sangat bermasalah”. Sridhar menyebut bahwa WHO yang kekurangan dana kronis kini juga membantu negara berkembang melawan Covid-19.
”Ini adalah badan dunia yang membantu dan memimpin negara-negara untuk menghentikan pandemi,” ujar Sridhar. Oleh karena itu, lanjut dia, sekaranglah waktunya WHO memerlukan dana lebih, bukannya dikurangi.
Menurut Sridhar, keputusan Trump bersifat politis sesaat yang akan berdampak panjang. ”Trump marah, tetapi kemarahannya itu akan merugikan kepentingan AS sendiri,” kata Sridhar.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyampaikan, negaranya ”sangat khawatir” dengan sikap AS yang membekukan dana untuk WHO. ”Sebagai lembaga yang sangat otoritatif dan profesional dalam keamanan kesehatan global, WHO memiliki peran tak tergantikan dalam merespons krisis kesehatan masyarakat,” kata Lijian.
WHO, hingga berita ini diturunkan, belum memberikan tanggapan atas sikap Trump tersebut. (AP)