Nilai stimulus yang disepakati di AS sebesar 483 miliar dollar AS. Dana itu, selain ditujukan bagi para pengusaha mikro dan menengah di AS yang terancam kebangkrutan, juga dialokasikan untuk rumah-rumah sakit.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Amerika Serikat, Jumat (24/4/2020), menyetujui stimulus baru untuk menopang kinerja ekonomi saat melawan pandemi Covid-19. Stimulus baru itu senilai hampir setengah miliar dollar AS. Sementara itu di Benua Eropa, kesepakatan atas stimulus baru belum tercapai. Para pemimpin negara-negara di Uni Eropa masih bergeming dengan sikap masing-masing di tengah ancaman gelombang kedua wabah infeksi Covid-19.
Nilai stimulus yang disepakati di AS sebesar 483 miliar dollar AS. Dana itu, selain ditujukan untuk para pengusaha mikro dan menengah di AS, juga dialokasikan bagi rumah-rumah sakit yang mengalami tekanan dalam operasionalnya karena kesulitan keuangan. Kesepakatan itu dicapai DPR AS melalui sidang yang digelar dalam kelompok-kelompok kecil. Sidang itu digelar mengikuti standar prosedur penanganan Covid-19.
Kesepakatan itu tercapai setelah data menunjukkan sebanyak 4,4 juta pekerja AS telah mengajukan klaim untuk mendapatkan tunjangan pengangguran. Hal itu menjadikan jumlah total pengajuan klaim menjadi 26,4 juta orang selama pandemi Covid-19. Negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu telah dilanda 50.000 kematian akibat penyakit itu, lebih dari negara-negara lain di dunia. Amerika Serikat juga harus menyaksikan salah satu hari paling mematikan dengan 3.176 kematian baru akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
”Paket baru sangat penting untuk melindungi keluarga di seluruh AS dan memastikan lebih banyak usaha kecil memiliki akses ke sumber daya yang mereka butuhkan,” kata Ketua DPR Nancy Pelosi.
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan, dirinya akan segera menandatangani RUU yang sudah melewati Senat AS yang dipimpin Partai Republik dengan suara bulat.
Uni Eropa
Secara terpisah di Eropa—dalam konferensi yang digelar secara virtual—para pemimpin Uni Eropa (UE) saling menawar atas paket stimulus mereka. Paket itu jika disepakati bersama akan mencapai nilai 1 triliun euro. Eropa adalah benua yang paling terpukul dalam pandemi kali ini dengan catatan 110.000 kematian.
Seorang sumber mengungkapkan, UE sudah mencapai kesepakatan untuk meminta Komisi Eropa membuat rencana penyelamatan. Rencana penyelamatan itu bakal diumumkan pada 6 Mei mendatang. Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde memperingatkan tentang risiko besar jika aksi yang dilakukan kecil dan lambat. Pihak ECB memperkirakan kebijakan penutupan wilayah yang dilakukan negara-negara di UE dapat menekan perekonomian blok itu hingga 15 persen pada tahun ini.
Perdebatan negara-negara UE membuka kembali ”luka-luka” dari krisis ekonomi pada 2008-2009. Negara-negara di bagian selatan yang sarat utang seperti Spanyol dan Italia—yang sangat terpukul oleh Covid-19—menuntut bantuan dari negara-negara di bagian utara.
Namun, negara-negara di bagian utara yang lebih kaya, seperti Jerman dan Belanda, menyatakan hanya siap membantu kolega mereka dalam jangka pendek. Negara-negara utara itu bersikeras tidak akan memberikan utang jangka panjang karena menilai negara-negara selatan itu cenderung boros menggunakan anggaran mereka.
”Seakan tidak ada yang peduli dengan pandemi ini,” kata Pedro Oran (53), warga Spanyol yang berprofesi sebagai tukang ledeng, kala mengantre untuk mendapatkan jatah makanan di sebuah dapur umum di kota Madrid.
Pembukaan wilayah
Di tengah pembatasan ketat wilayah, sejumlah negara mulai membuka wilayahnya secara terbatas. Hal itu antara lain dilakukan Pemerintah Afrika Selatan dan Vietnam. Langkah serupa juga dilakukan negara-negara bagian di AS.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan dalam pidato yang disiarkan televisi setempat. Penutupan wilayah yang sudah berlangsung lima pekan ini akan diakhiri secara terbatas mulai 1 Mei mendatang. Kebijakan itu akan dilakukan dengan kehati-hatian tinggi.
Afrika Selatan, yang memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak di benua ini dengan 3.953 kasus, telah melihat infeksi melambat melalui penutupan wilayah. Namun, pihak berwenang telah berjuang untuk menjaga orang tetap berada di dalam ruangan, terutama di kota-kota yang jumah warganya besar. Banyak pelaku bisnis di negara itu khawatir mereka tidak akan dapat pulih akibat penutupan wilayah dalam waktu relatif lama.
Di AS sendiri, Negara Bagian Georgia juga memutuskan membuka kembali wilayahnya setelah gubernur negara bagian itu sepakat dengan usulan atas hal itu. Usulan itu disampaikan sejumlah pelaku bisnis yang usaha mereka merasa tertekan selama penutupan wilayah. Rencana itu ditentang oleh sejumlah kalangan, termasuk oleh Presiden Donald Trump dan Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms. Atlanta adalah ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Georgia. Ia memperingatkan data yang menunjukkan jumlah kasus infeksi Covid-19 yang meningkat di negara bagian itu. (AFP)