Republikan Menentang Trump Terkait Pengurangan Pasukan AS di Jerman
Dari Jerman, Amerika Serikat mengendalikan operasi di Eropa, Afrika, dan sebagian Asia. Ramstein merupakan penghubung logistik utama untuk operasi AS di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — Politisi Republikan terus menentang Presiden Amerika Serikat yang disokong partai itu, Donald Trump. Penentangan terbaru terkait rencana Trump menarik 9.500 tentara dari Jerman.
Anggota komite luar negeri DPR AS dari fraksi Republik mengirim surat kepada Trump, Selasa (23/6/2020). Dalam surat itu, enam politikus mendesak Trump membatalkan rencana pemangkasan pasukan AS di Jerman. Alasan mereka, pasukan AS di Jerman menjadi tulang punggung menangkal ancaman Rusia. Pasukan itu juga menjadi andalan untuk membela kepentingan AS di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Di semua wilayah itu, kini AS berhadapan dengan Rusia dan China yang terus memperluas pengaruh.
Keputusan Trump dinilai bisa dimanfaatkan Beijing dan Moskwa untuk menyemai permusuhan AS dengan para sekutunya.
Bukan kali ini saja ada penolakan dari Republikan soal penarikan tentara dari Jerman. Sebelumnya, 22 anggota Kongres AS dari Republikan juga menyurati Trump untuk masalah yang sama. Para Republikan itu bergabung dengan anggota parlemen dari Demokrat yang juga keberatan dengan rencana penarikan pasukan AS dari Jerman. Anggota fraksi Republik di DPR AS, Liz Cheney, menyebut wacana penarikan pasukan sebagai kebijakan salah arah.
AS kini mempunyai total 38.500 tentara di sejumlah pangkalan di Jerman. Markas Komando operasi AS di Eropa dan Afrika ditempatkan di Jerman. Dari Jerman, AS mengendalikan operasi di Eropa, Afrika, dan sebagian Asia. Pangkalan Ramstein dan Stuttgard paling penting karena menjadi markas komando dan pusat layanan operasi AS di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa. Pelatihan, pengobatan, dan persiapan pergerakan pasukan AS di tiga benua dipusatkan di Jerman.
Ramstein merupakan penghubung logistik utama untuk operasi AS di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Pangkalan itu juga menjadi stasiun penghubung komunikasi pesawat nirawak AS di Eropa dan sekitarnya. AS membangun Landstuhl Regional Medical Center sebagai pusat rehabilitasi tentaranya yang cedera di Afghanistan dan Irak. AS juga tengah membangun rumah sakit 5.000 kamar dengan dana hampir 1 miliar dollar AS di Weilerbach. Seperti Landstuhl, rumah sakit Weilerbach juga untuk rehabilitasi tentara AS yang cedera dalam penugasan di luar negeri.
Dalam artikel di Foreign Affairs, Michael John Williams yang mengajar hubungan internasional di New York University menulis bahwa AS lebih butuh Jerman. Hal itu didasarkan fakta pentingnya fungsi pangkalan-pangkalan AS di Jerman bagi operasi AS di sejumlah negara. Tanpa pangkalan-pangkalan di Jerman, AS akan sangat kerepotan mengendalikan operasi di Eropa, Asia, dan Afrika.
Media Jerman, Deutsche Welle, melaporkan bahwa bukan kali ini saja AS memangkas pasukan di Jerman. Pada 2008, AS menempatkan lebih dari 70.000 tentara di Jerman. Sementara pada 2018 atau setahun setelah Trump dilantik, jumlah tentara AS di Jerman tidak sampai 40.000 orang. Padahal, lima dari tujuh garnisun AS di Eropa dipusatkan di Jerman.
Sejak 2018, Trump sudah mempersoalkan beban yang ditanggung AS untuk operasi militer di luar negeri. Trump menuntut sekutunya menanggung porsi lebih besar. Menurut dia, AS tidak diuntungkan dari penempatan pasukan di luar negeri. Sebaliknya, AS harus mengeluarkan dana besar untuk pengerahan puluhan ribu pasukan di puluhan negara.
Williams menulis, juga sejumlah pakar lain di AS, asumsi Trump tidak tepat. Menurut mereka, AS justru diuntungkan dari penempatan pasukan di luar negeri. Perekonomian AS, antara lain, digerakkan dari sejumlah operasi militer di luar negeri.
Pengerahan pasukan sebanyak itu membutuhkan pemasok aneka barang dan jasa. Hampir semua merupakan kontraktor AS. Pasukan AS di luar negeri juga menjaga keamanan arus barang dari dan keluar AS. Impor minyak AS dari Timur Tengah bisa aman karena penempatan ribuan pasukan di Timur Tengah yang dikendalikan dari Eropa. (AP/REUTERS)