Kasus Covid-19 di dunia terus bertambah dalam kecepatan eksponensial. Kepatuhan pada protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit akibat virus korona ini menjadi sangat penting.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
FLORIDA, SABTU — Dunia masih berjuang melawan pandemi Covid-19 yang kini kasusnya telah menembus angka 14 juta dengan jumlah pasien meninggal mencapai hampir 600.000 kasus. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia masih mencatat penambahan kasus baru hampir seperempat juta dalam sehari, Sabtu (18/7/2020) dini hari.
Dari 237.743 kasus baru, mayoritas berasal dari negara-negara di wilayah WHO Regional Amerika, termasuk Amerika Serikat dan Brasil, sebanyak 137.989 kasus. Disusul oleh kasus di negara-negara di wilayah WHO Regional Asia Tenggara, termasuk India, sebanyak 39.518 kasus.
Di Amerika Serikat, lonjakan kasus baru banyak terjadi di wilayah sabuk matahari (sunbelt), yakni negara bagian di selatan AS yang membentang melintasi barat daya hingga tenggara.
Tenaga medis militer diterjunkan ke Texas dan California untuk membantu rumah sakit yang kewalahan menerima pasien Covid-19. Dua negara bagian dengan populasi yang tinggi itu masing-masing melaporkan sekitar 10.000 kasus baru. Lonjakan kasus juga terjadi di Florida dan Arizona.
Situasi itu memaksa otoritas negara bagian untuk mempertimbangkan kembali pembukaan sekolah tahun ini. Gubernur California Gavin Newsom menetapkan syarat pembukaan sekolah yang ketat sehingga sulit dipenuhi oleh mayoritas sekolah. Siswa kelas dua ke atas dan seluruh pengajar wajib memakai masker.
Sementara Texas masih menutup sekolah hingga musum gugur nanti. Namun, sekolah masih bisa menyelenggarakan kegiatan daring selama delapan minggu ke depan.
Mayoritas anak-anak di Chicago akan kembali ke kelasnya hanya dua hari dalam seminggu dan tiga hari lainnya belajar daring. Keputusan akhir apakah sekolah kembali dibuka musim gugur nanti baru akan diambil pada bulan Agustus nanti.
Di Asia Selatan, India kini menjadi negara peringkat ketiga dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah melaporkan total satu juta lebih kasus, Jumat (17/7/2020).
India melaporkan 34,956 kasus baru dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus Covid-19 menjadi 1.003.832 kasus dengan kasus meninggal 25.602 kasus. Jumlah itu menyalip jumlah kasus Covid-19 di Rusia yang sebanyak 758.011 kasus. Di atas India terdapat Brasil dengan lebih kurang 2 juta kasus dan AS 3,6 juta kasus.
Para ahli berpendapat jumlah kasus itu diperkirakan terus bertambah signifikan dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan jumlah tes yang semakin banyak. Selain itu, India pun dinilai belum mencapai puncak infeksinya.
Meski kasus Covid-19 di India masih tinggi, Pemerintah India sepakat mengizinkan maskapai penerbangan AS untuk terbang ke India mulai 23 Juli 2020.
Dengan alasan virus korona, Pemerintah India telah melarang semua penerbangan terjadwal ke India. Ini membuat Departemen Transportasi AS menuduh India telah melakukan ”praktik tidak adil dan diskriminatif” terhadap maskapai penerbangan charter ke India.
Kementerian Penerbangan Sipil India menyebut di Twitter bahwa pihaknya sedang ”memperluas penerbangan sipil internasional” dan mengatur beberapa penerbangan ”dengan AS, Uni Emirat Arab, Perancis, dan Jerman serta beberapa negara lain”. Di bawah ketentuan itu ”maskapai dari negara bersangkutan dapat mengoperasikan penerbangan dari dan ke India bersama maskapai India”.
Sementara itu di Timur Tengah, mengutip studi Kementerian Kesehatan Iran, Presiden Iran Hassan Rouhani memprediksi 25 juta warga Iran mungkin telah tertular virus korona sejak wabah terjadi. Kantor berita IRNA melaporkan Rouhani mendorong warganya untuk menghadapi pandemi ini dengan serius.
Selain itu, Rouhani juga mengatakan bahwa 30-35 juta warga akan terinfeksi dalam beberapa bulan ke depan. Ia juga memperkirakan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat ”dua kali lipat dalam 150 hari terakhir”.
Iran menjadi negara terdampak pandemi paling parah di Timur Tengah dengan lebih dari 270.000 kasus Covid-19 dan setidaknya 13.979 kasus meninggal. Jumlah itu termasuk 2.166 kasus baru dan 188 kasus meninggal baru dalam 24 jam terakhir.
Adapun di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison menunda pembukaan masa sidang parlemen beberapa pekan menyusul kasus Covid-19 yang masih menyebar luas terutama di dua negara bagian dengan populasi padat. Para anggota parlemen akan aktif kembali pada 24 Agustus mendatang.
Negara bagian Victoria melaporkan 217 kasus baru dan Negara Bagian New South Wales melaporkan 15 kasus baru. Situasi itu memaksa otoritas Victoria untuk menerapkan kembali karantina wilayah sebagian bagi lima juta penduduk selama enam minggu sejak 9 Juli lalu.
”Pemerintah tidak bisa mengabaikan risiko bagi anggota parlemen, staf mereka, dan pegawai sekretariat parlemen,” kata Morrison dalam pernyataan tertulisnya. (AP/REUTERS)