Shinzo Abe sudah dua kali ke rumah sakit. Hal itu membuat sejumlah pihak khawatir atas kemampuannya melanjutkan tugas. Sekutu Abe berusaha menepis wacana suksesi. Sementara sejumlah politisi digadang jadi penggantinya.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TOKYO, KAMIS — Kondisi kesehatan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memicu isu suksesi. Sejumlah anggota dinasti politik Jepang digadang menjadi pengganti PM terlama Jepang itu. Isu itu merebak kala Jepang tengah bergulat dengan perekonomian yang memburuk akibat pandemi Covid-19.
Abe dijadwalkan membuat pernyataan soal kondisi kesehatannya, Jumat (28/8/2020). Menteri Sekretaris Kabinet Yoshide Suga, sekutu Abe, Kamis (27/8/2020), di Tokyo, mengatakan, ia rutin ketemu Abe. ”Saya bertemu PM dua kali sehari dan tak melihat perubahan pada kondisi kesehatannya,” ujar Suga.
Dalam dua pekan terakhir, Abe sudah dua kali ke rumah sakit. Hal itu membuat sejumlah pihak khawatir atas kemampuannya melanjutkan tugas. ”PM menyatakan akan terus bertugas,” ujar Suga menepis keraguan atas Abe.
Suga menegaskan, tidak perlu membahas masa setelah Abe. Masa jabatan Abe akan berakhir pada 2021 atau sesuai jadwal pemilu terdekat Jepang untuk memilih anggota majelis rendah. Sekutu Abe lainnya, Akira Amari, juga menepis isu suksesi karena Abe masih bertugas sampai pemilu, September 2021.
Sejumlah media Jepang, seperti Jiji, Asahi Shimbun, Japan Times, dan Kyodo, melaporkan, isu suksesi terus merebak. Konstitusi Jepang menetapkan, Wakil PM akan menjalankan tugas jika PM tidak mampu bekerja. Kini, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso sekaligus merupakan Wakil PM Jepang.
Bukan hanya kursi PM yang akan kosong jika Abe terpaksa mundur. Kondisi itu juga akan memicu perebutan kursi pimpinan Partai Demokrasi Liberal (LDP), partai terkuat yang sudah bolak-balik berkuasa, di Jepang.
Seperti di banyak negara penerap sistem parlementarian, ketua partai terbesar di parlemen sekaligus menjadi PM. Karena itu, Aso tidak hanya berusaha membidik kursi PM yang bisa otomatis dipegangnya. Ia juga membidik kursi Ketua Umum LDP jika ingin menjadi PM definitif Jepang.
Selain Aso, jabatan itu juga dibidik Menteri Pertahanan Taro Kono, Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi, termasuk juga Suga. Selain Suga, nama lain berasal dari dinasti politik. Ayah Kono, Yohei, pernah jadi Ketum LDP dan Ketua Parlemen Jepang. Kakeknya, Ichiro, salah satu pendiri LDP. Sementara pamannya, Kenzo, pernah jadi pimpinan majelis tinggi Jepang.
Ada pun Aso adalah menantu mantan PM Jepang, Shigeru Yoshida. Buyutnya, Okubo Tosimichi, salah satu dari tiga tokoh utama yang menggulingkan Tokugawa dan memicu Restorisasi Meiji pada abad 19.
Adiknya, Nobuko, menikah dengan Pangeran Tomihito yang merupakan sepupu mantan Kaisar Akihito. Sebelum meninggal, Tomihito berada di urutan keenam dalam daftar ahli waris takhta kekaisaran Jepang.
Sementara Shinjiro merupakan anak mantan PM Jepang, Junichiro Koizumi. Dalam serangkaian jajak pendapat, Shinjiro paling difavoritkan menjadi PM Jepang. Walakin, ia dinilai terlalu muda untuk ukuran politik Jepang. Kono yang berusia 57 tahun pun dianggap masih yunior dalam politik Jepang yang didominasi politisi tua, seperti Aso, Suga, dan Abe.
Ekonomi
Selama pemerintahan Abe, kinerja perekonomian Jepang cukup baik. Dengan reformasi perekonomian yang disebut sebagai Abenomics itu, perekonomian Jepang berkembang 13 persen dalam tujuh tahun terakhir. Pandemi Covid-19 mengancam semua pencapaian itu.
Pada triwulan II 2020, perekonomian Jepang merosot 27,8 persen atau terburuk sejak 1945. Para politisi LDP menyebut, Jepang mengalami hal yang sama dengan semua negara gara-gara pandemi ini.
Mantan pejabat Bank of Japan (BoJ), Takahide Kiuchi, menyebut bahwa Jepang akan butuh lima tahun untuk memulihkan diri dari dampak pandemi. Di sisi lain, deflasi juga akan terus bertambah.
Berbeda dengan banyak negara lain, inflasi Jepang cenderung amat rendah karena warganya lebih suka menabung dibandingkan berbelanja. Akibatnya, harga aneka hal nyaris tidak pernah naik dari tahun ke tahun. BoJ sampai menjaga suku bunga acuan mendekati atau sesekali di bawah nol persen untuk mendorong warga menarik dana dari tabungan. Suku bunga negatif berarti nasabah harus membayar bank jika menabung.
Suga mengatakan, Jepang akan menambah stimulus dan menghindari pemberlakuan keadaan darurat untuk membangkitkan lagi perekomian yang terdampak Covid-19. Tokyo juga akan mendorong promosi pariwisata. ”Jepang akan melakukan apa pun untuk menyelenggarakan Olimpiade tahun depan” ujarnya.
Olimpiade 2020 terpaksa dimundurkan ke 2021 karena pandemi ini. Akibatnya, aneka persiapan dan promosi Jepang untuk menyambut ribuan atlet, tim pendukung, dan penonton gagal mendulang hasil. Padahal, Olimpiade digadang menjadi salah satu cara Jepang mendinamiskan perekonomiannya.
Suga menekankan, penting bagi pemerintah dan BoJ untuk terus berkoordinasi demi menggerakkan perekonomian. Bank-bank daerah Jepang juga didorong berkonsolidasi agar semakin menarik bagi investor. (AP/REUTERS/RAZ)