Otoritas keamanan Rusia menahan tokoh oposisi Alexei Navalny tidak lama setelah mendarat di Moskwa. Penahanan Navalny mendapat kecaman dari banyak pihak.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
MOSKWA, SENIN — Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, ditahan otoritas Rusia setibanya di Bandara Sheremetyevo, Moskwa, Minggu (17/1/2021) malam waktu setempat, kurang dari satu jam setelah dia mendarat dengan penerbangan dari Berlin, Jerman. Beberapa petugas kepolisian mencegat Navalny dan istrinya, Yulia, ketika hendak memasuki aula pemeriksaan paspor dan langsung menggiringnya keluar. Navalny tidak melakukan perlawanan.
Penahanan Navalny telah disampaikan Dinas Pemasyarakatan Federal (FSIN) yang mengeluarkan surat penangkapan terhadap tokoh oposisi berusia 44 tahun itu sejak Kamis (14/1/2021). Navalny menghadapi ancaman hukuman 3,5 tahun penjara karena dinilai gagal melaporkan keberadaanya kepada kantor tempatnya bekerja, Desember lalu.
Penangkapan Navalny, yang baru menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Berlin, karena keracunan, mendapat kecaman dari banyak pihak.
Jake Sullivan, penasihat keamanan Gedung Putih yang akan membantu presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, mendesak Kremlin untuk segera membebaskan Navalny.
”Serangan Kremlin terhadap Navalny tidak hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi juga penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suaranya didengar,” kata Sullivan. Dia juga mendesak Pemerintah Rusia untuk membawa orang-orang yang terkait dengan upaya pembunuhan Navalny ke meja hijau.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam keras penangkapan itu. Dia menilai, penangkapan Navalny adalah upaya pembungkaman seorang tokoh yang kritis terhadap Kremlin. ”Kami sangat prihatin dengan penahanannya. Tindakan ini adalah yang terbaru dari serangkaian upaya untuk membungkam Navalny dan tokoh oposisi lainnya serta suara independen yang kritis terhadap otoritas Rusia,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.
Desakan yang sama disampaikan Presiden Dewan Eropa Charle Michel. ”Penahanan Alexey Navalny setibanya di Moskwa tidak dapat diterima. Saya meminta pihak berwenang Rusia untuk segera membebaskannya,” cuit Michel di Twitter.
Kolega Michel di Uni Eropa, Josep Borrel, juga menggemakan seruan agar Navalny dibebaskan. ”Otoritas Rusia harus menghormati hak Alexei Navalny dan segera membebaskannya. Politisasi pengadilan tidak dapat diterima,” cuit Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE.
Kementerian Luar Negeri Perancis menyatakan mereka akan mengikuti situasi pascapenahanan Navalny bersama negara-negara anggota UE lainnya. ”Bersama dengan mitra di Eropa, kami mengikuti situasinya dengan kewaspadaan terbesar dan menyerukan pembebasannya segera,” kata Kemenlu Perancis dalam pernyataannya.
Pengacara Navalny, Olga Mikhailova, mengatakan, penahanan kliennya tidak memiliki dasar sama sekali. ”Semua yang terjadi sekarang ini melanggar hukum,” kata Mikhailova.
Navalny semula direncanakan mendarat di Bandara Vnukovo, yang terletak di barat daya kota Moskwa, di mana ratusan pendukungnya dan sejumlah media sudah menanti kedatangannya. Namun, jelang mendekati Moskwa, otoritas penerbangan Rusia mengalihkan lokasi pendaratan di Bandara Sheremetyevo yang terletak di utara kota Moskwa.
Sebelum ditahan, kepada sejumlah jurnalis, Navalny menyatakan, dirinya tidak takut dengan penahanan itu. ”Saya tidak takut karena saya tahu bahwa saya benar. Saya tahu bahwa kasus kriminal terhadap saya dibuat-buat,” kata Navalny.
Pendukung Navalny ditahan
Otoritas keamanan tidak hanya menahan Navalny, tetapi juga para pendukungnya. Setelah mengecoh pendukung Navalny yang menunggu kedatanganya di Bandara Vnukovo, setidaknya sekitar 55 orang pendukung Navalny ditahan otoritas keamanan di bandara karena alasan pandemi.
Tidak hanya menahan para pendukung Navalny yang ada di bandara, pendukung Navalny yang tengah dalam perjalanan ke Moskwa menggunakan pesawat juga ditahan oleh otoritas keamanan. Salah satunya adalah Lyubow Sobol dan beberapa staf Navalny lainnya.
Sobol dan yang lainnya kemudian mengatakan bahwa mereka dibebaskan dan menghadapi tuntutan administratif.
Lusinan polisi dengan perlengkapan antihuru-hara dengan helm dan tongkat hitam telah dikerahkan di bandara, di mana para pendukung Navalny mengatakan bahaw mereka berharap untuk menyambutnya pulang.
”Saya harus datang untuk mendukungnya, untuk menunjukkan kepadanya bahwa dia tidak sendiri, bahwa semuanya akan baik-baik saja,” kata Shchukina, seorang seniman yang melakukan perjalanan dari Saint Petersburg.
Navalny jatuh sakit parah dalam penerbangan di atas Siberia pada Agustus dan diterbangkan ke Berlin dalam keadaan koma. Pakar Barat menyimpulkan, dia diracuni dengan racun saraf Novichok yang dirancang dan digunakan militer Uni Soviet pada tahun 1970-an hingga 1980-an.
Kremlin menyangkal keterlibatan apa pun terkait isu itu, dan penyelidik Rusia mengatakan tidak ada alasan untuk meluncurkan penyelidikan.
Navalny telah menjadi simbol gerakan protes Rusia selama satu dekade setelah menjadi terkenal sebagai blogger antikorupsi dan memimpin demonstrasi jalanan antipemerintah. Timnya telah bersiap menantang partai berkuasa Rusia Bersatu dalam pemilihan majelis rendah Duma Negara yang dijadwalkan pada September. (AFP/REUTERS)