Bulan Sabit Syiah Iran adalah proyek untuk menghubungkan Teheran, Baghdad, Damaskus, dan Beirut melalui jalur darat. Proyek ini merupakan impian Iran untuk mendapatkan akses ke Laut Tengah.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo-Mesir
·4 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Pertarungan sengit Amerika Serikat dan Iran ternyata tidak hanya seputar isu nuklir Iran, tetapi juga upaya AS membendung pengaruh Iran di Timur Tengah. AS terakhir ini cukup berhasil menggagalkan proyek Bulan Sabit Syiah Iran sebagai bagian dari upaya membendung Iran.
Bulan Sabit Syiah Iran adalah proyek untuk menghubungkan kota Teheran, Baghdad, Damaskus, dan Beirut melalui jalur darat. Proyek ini merupakan impian Iran untuk mendapatkan akses langsung ke Laut Tengah.
Harian Al Quds Al Arabi, Senin (15/2/2021), melaporkan, AS membangun pangkalan militer baru di Distrik Ain Diwar, Provinsi Al-Hasakah di Suriah timur laut, yang terletak di kawasan setiga perbatasan Irak, Suriah, dan Turki.
Keberadaan pangkalan militer itu membuat AS bisa mengontrol jalur lalu lintas di perbatasan Irak-Suriah bagian utara.
Mengutip sumber dari organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London, Inggris, harian itu menyebutkan, ada 50 truk militer AS yang mengangkut kendaraan lapis baja dan mesin militer lainnya melintas dari Irak menuju Al-Hasakah melalui pintu gerbang perbatasan Al-Waleed pada Minggu (14/2/2021). AS kini telah memiliki pangkalan militer di Al-Tanf, area perbatasan Suriah-Irak bagian selatan.
Pangkalan militer Al-Tanf dibangun pada 2016 untuk melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Namun, setelah kekalahan NIIS, pangkalan Al-Tanf berubah fungsi menjadi tempat untuk mengawasi gerak gerik Iran dan loyalisnya di area perbatasan Irak-Suriah bagian selatan.
AS, pada Februari 2020, juga telah membangun pangkalan militer di kota Al-Hasakah dan pada Mei 2020 membangun pangkalan militer di Provinsi Deir ez-Zor, Suriah timur, yang berbatasan dengan Irak.
Kehadiran pangkalan militer AS yang cukup masif di area perbatasan Irak-Suriah membuat Iran dan loyalisnya sulit bergerak di area perbatasan tersebut. Iran mengaku kesulitan bergerak di perbatasan Irak-Suriah saat ini.
Hal itu memaksa Iran kini membuka jalur laut dari pelabuhan Bandar Abbas di Iran menuju pelabuhan Latakia, Suriah, untuk pengangkutan logistik antara Iran dan Suriah, menyusul sulitnya menembus jalur darat dari Iran menuju Suriah melalui Irak.
Sulit lewat darat
Kepala kamar dagang Iran-Suriah, Kiwan Kashefi, seperti dikutip harian Asharq Al Awsat edisi Minggu (14/2/2021), mengungkapkan, Iran akan membuka jalur laut ke Suriah dari Bandar Abbas di Iran menuju Latakia, Suriah, satu kali pelayaran dalam setiap bulan.
Kashefi mengakui sulitnya menggunakan jalur darat dari Iran menuju Suriah melalui Irak saat ini. Ia mengungkapkan, pelayaran pertama dari Iran menuju Suriah akan dimulai pada 10 Maret 2021.
Kashefi tidak mengungkapkan faktor-faktor yang membuat penggunaan jalur darat antara Iran dan Suriah saat ini sulit.
AS kini praktis mengontrol area perbatasan Irak-Suriah dengan kehadiran pangkalan militer AS di Al-Tanf dan Provinsi Deir ez-Zor dan Al-Hasakah. Israel dengan bantuan informasi intelijen AS terakhir ini juga melancarkan serangan udara ke Iran dan loyalisnya di Deir ez-Zor yang berbatasan dengan Irak.
Serangan udara dahsyat Israel terjadi pada Rabu (13/1) terhadap 13 sasaran Iran dan loyalisnya di Deir ez-Zor. SOHR melaporkan, sedikitnya 57 anggota milisi Iran dan pasukan Suriah tewas akibat serangan udara dahsyat Israel itu.
Israel, Senin (15/2/2021) dini hari, kembali menggempur sasaran Iran di sekitar Damaskus, ibu kota Suriah. Stasiun televisi Pemerintah Suriah memberitakan, sistem antiserangan udara Suriah menangkis serangan udara Israel di langit kota Damaskus.
Stasiun televisi Alarabia yang berbasis Dubai memberitakan, Israel melancarkan serangan udara di sekitar kota Damaskus pada Senin (15/2) dini hari setelah pesawat kargo Iran diketahui mendarat di bandara internasional Damaskus, Minggu (14/2).
Dilaporkan, Israel mendapat informasi intelijen dari satelit bahwa gudang milik PBB di area bandara udara Damaskus itu digunakan Iran untuk menampung logistik yang dikirim dari Iran.
Dalam upaya mewujudkan proyek Bulan Sabit Syiah itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Irak Osman al-Ghani, dan Menteri Pertahanan Suriah Ali Abdullah Ayyoub, 17-18 Maret 2019, bertemu di Damaskus membahas kemungkinan membuka jalan darat dari Teheran ke Damaskus melewati Baghdad.
Proyek jalur darat menjadi agenda utama menyusul ambruknya NIIS yang menguasai perbatasan Irak-Suriah. Namun, AS berupaya menggagalkan pertemuan Maret 2019 itu dengan membangun banyak pangkalan militer di perbatasan Irak-Suriah.