logo Kompas.id
Gerakan Massa Picu Perang...
Iklan

Gerakan Massa Picu Perang Teknologi Digital

Beberapa tahun belakangan, gerakan massa masif bisa dilakukan karena keberadaan media sosial dan teknologi digital. Pembangunan opini mudah dilakukan memanfaatkan sejumlah platform. Namun, unjuk rasa di Hong Kong mulai berbalik.

Oleh
Andreas Maryoto
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9qXnymxV2CJI7KBB7h0zfQAGjHw=/1024x1215/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190111IAM-Andreas-Maryoto_1547209674.jpg
Kompas

Andreas Maryoto, Wartawan Senior Kompas

Beberapa tahun belakangan, gerakan massa masif bisa dilakukan karena keberadaan media sosial dan teknologi digital. Pembangunan opini dan juga pengumpulan massa mudah dilakukan memanfaatkan sejumlah platform. Namun, unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong justru mulai berbalik. Mereka malah ”menghindar” dari beberapa media sosial dan berusaha mencari cara terbaru agar mereka tak terpantau penguasa.

Media Inggris, The Guardian, menyebut aktivitas mereka sebagai perang teknologi digital ketika demonstran menolak Rancangan Undang-Undang Ekstradisi. Mereka disebutkan malah menjauhi produk teknologi digital yang digunakan pada protes tahun 2014, seperti Twitter, Facebook, dan Whatsapp . Kini, mereka menggunakan platform lain untuk berkomunikasi yang dirasa aman sehingga tak mudah dipantau aparat.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000