Tim Keroyokan Bantu Pemadaman di Perbatasan Jambi-Sumsel
›
Tim Keroyokan Bantu Pemadaman ...
Iklan
Tim Keroyokan Bantu Pemadaman di Perbatasan Jambi-Sumsel
Meluasnya kebakaran lahan di wilayah Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mempertebal kabut asap kiriman yang masuk ke wilayah Jambi. Menyikapi kondisi itu, tim satuan tugas pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Jambi mengirim pasukan memadamkan api di sana.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Meluasnya kebakaran lahan di wilayah Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mempertebal kabut asap kiriman yang masuk ke wilayah Jambi. Menyikapi kondisi itu, tim satuan tugas pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Jambi mengirim pasukan memadamkan api di sana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muaro Jambi M Zakir mengatakan, tim gabungan pemadam kebakaran dari Jambi dikerahkan sejak Sabtu untuk membantu upaya pemadaman kebakaran areal gambut di Bayunglencir.
”Kebakarannya begitu cepat meluas dan asapnya sudah sampai ke Jambi sehingga kami berinisiatif mengirim tim membantu pemadaman di sana,” kata Zakir, Sabtu (17/8/2019). Adapun tim tersebut terdiri dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muaro Jambi, polisi, TNI, dan polisi hutan.
Kabut asap sudah mulai pekat sejak Jumat hingga Minggu. Bau asapnya pun menyengat. Pekatnya asap, menurut Wakil Wali Kota Jambi, Maulana, disebabkan terjadi peningkatan partikel belerang dioksida (SO2) dan oksidan (O3). Ia pun mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.
Sabtu kemarin, pihaknya telah membagikan 1.000 masker gratis kepada para pengguna jalan yang melintasi kawasan Tugu Keris, Kotabaru. Maulana mengintruksikan camat dan lurah di wilayahnya turut membagikan masker gratis kepada masyarakat.
Mohamad Hendra Irawan, Excecutive General Manager Bandar Udara Sultan Thaha Jambi, mengatakan aktivitas penerbangan mulai mewaspadai fluktuasi jarak pandang akibat kabut asap yang menyelimuti Jambi.
Sabtu lalu, pesawat GA 7114 dari Palembang menuju Jambi sempat gagal mendarat dan akhirnya kembali ke bandara Palembang karena jarak pandang hanya 800 meter di Bandara Sultan Thaha Jambi. Pesawat segera kembali ke Jambi setelah jarak pandang kembali normal.