Tingkatkan Mutu Produk dan SDM agar Bersaing di ASEAN
›
Tingkatkan Mutu Produk dan SDM...
Iklan
Tingkatkan Mutu Produk dan SDM agar Bersaing di ASEAN
Kekuatan ekonomi kawasan yang masuk ASEAN dinilai terus menguat sehingga berdampak pada perdagangan terbuka. Untuk merespons hal itu, Indonesia mesti meningkatkan mutu produk dan sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara tetangga.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kekuatan ekonomi kawasan yang masuk pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dinilai terus menguat sehingga berdampak pada perdagangan terbuka. Untuk merespons hal itu, Indonesia mesti meningkatkan mutu produk dan sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara tetangga.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Antonio Morato Tavares mengatakan, Indonesia harus meningkatkan indeks kompetitif. Dengan demikian, peluang besar di depan mata dapat dioptimalkan.
”Sekarang, utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan rumah. Mutu produk, juga sumber daya manusia (SDM), harus mampu bersaing,” kata Jose pada kuliah umum ”ASEAN: Turning Challenges Into Opportunities” di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (29/8/2019).
Indonesia harus meningkatkan indeks kompetitif. Dengan demikian, peluang besar di depan mata dapat dioptimalkan.
Jose menjelaskan, hubungan di antara negara-negara ASEAN terus berjalan harmonis. Berusia lebih dari 52 tahun, berbagai kerja sama terus terjalin, seperti dalam hal penanganan kriminalitas transnasional dan pemberantasan narkoba. Begitu juga situasi politik dan perdagangan.
Negosiasi kerja sama dagang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang melibatkan 10 negara ASEAN dan negara-negara mitra seperti China, Jepang, dan Korea, pun terus diupayakan. ”Ini merupakan peluang ekonomi luar biasa bagi kita,” katanya.
Terkait perang dagang antara China dan Amerika Serikat, Jose menuturkan, hal tersebut justru menjadi potensi besar bagi negara-negara ASEAN. Saat ada pembatasan di antara kedua negara itu, ASEAN justru bisa menciptakan pasar yang lebih besar dan dinamis.
”Ini tantangan sekaligus peluang. Pasar yang tadinya diisi AS ke China berpeluang kita isi. Begitupun pasar AS yang sebelumnya diisi China. Maka, kuncinya adalah kegesitan dan ketangkasan kita mengisi pasar-pasar itu dengan cepat. Ini bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih baik,” ujar Jose.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Pengembangan Unika Soegijapranata B Danang Setianto mengemukakan, ASEAN memiliki peluang besar tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru dunia. Hal itu, antara lain, karena Uni Eropa sedang dilanda sejumlah dinamika, salah satunya dengan adanya kemungkinan Brexit (keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa).
Saat ada pembatasan di antara China dan AS, ASEAN justru bisa menciptakan pasar yang lebih besar dan dinamis.
”Dengan adanya fenomena itu, ketika Uni Eropa tampak kebingungan dengan Brexit, maka banyak yang bisa dieksplorasi. Seperti mau ke arah mana peta jalannya,” ujar Danang.
Sebelumnya, pada peresmian gedung baru Sekretariat ASEAN di Jakarta, Kamis (8/8/2019), Presiden Joko Widodo mendorong ASEAN semakin kuat. Ia pun meminta ASEAN terus berperan serta menjadi jembatan nilai-nilai dialog dan kerja sama negara-negara anggotanya.
”ASEAN harus menjadi magnet bagi pengembangan kerja sama dan dialog. Saya paham, ini bukan misi yang mudah. Namun, saya yakin, misi ini dapat dijalankan oleh ASEAN,” kata Presiden.