Kementerian Sosial akhirnya menyalurkan bantuan untuk pengungsi dari Kabupaten Nduga yang bermukim di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin (7/10/2019). Bantuan itu disalurkan setelah sempat ditolak karena trauma.
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
WAMENA, KOMPAS - Kementerian Sosial akhirnya menyalurkan bantuan untuk pengungsi dari Kabupaten Nduga yang bermukim di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin (7/10/2019). Bantuan itu disalurkan setelah sempat ditolak karena warga masih trauma.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat memberikan bantuan secara simbolis bagi tiga kepala distrik sebagai perwakilan warga Nduga di Gudang Dinas Sosial Kabupaten Nduga di Jalan Gatot Subroto, Wamena sekitar pukul 12.00 WIT.
Bantuan itu berupa beras yang berada di Gudang Dinsos Kabupaten Nduga sebanyak 1 ton, dan ratusan paket pakaian, perlengkapan dan permainan anak. Perlengkapan anak itu telah disalurkan Kementerian Sosial ke Wamena sejak bulan Juli lalu.
Sebelumnya Kementerian Sosial telah membawa bantuan beras, perlengkapan untuk keluarga sebanyak 1.350 paket, perlengkapan sekolah 370 paket, perlengkapan ibadah, kesenian dan olahraga 150 paket bagi para pengungsi di daerah Weneroma, Distrik Napua pada 29 Juli 2019 lalu. Namun, perwakilan pengungsi dari mahasiswa dan tokoh gereja menolak bantuan karena masih merasa trauma dengan kehadiran aparat keamanan.
Harry mengatakan, pihaknya dapat memberikan bantuan sesuai dengan permintaan yang disampaikan para pengungsi asal Nduga di Wamena di mana tidak ada keterlibatan aparat keamanan. Hal ini merupakan upaya konkret dari pemerintah pusat untuk memperhatikan para pengungsi asal Nduga yang mengungsi sejak Desember 2018 lalu.
“Pemberian bantuan ini berkat koordinasi dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten Nduga. Para perwakilan pengungsi langsung mengambil bantuan beras dan berbagai kebutuhan seperti pakaian dan perlengkapan anak-anak. Kemudian mereka yang akan membagikannya kepada para pengungsi di sejumlah lokasi di Wamena,” kata Harry.
Ia menuturkan, Kemensos telah mengecek kondisi bantuan berupa makanan sebelum dibagikan kepada para pengungsi asal Nduga yang bermukim di Wamena. “Apabila terdapat beras yang sudah rusak dan makanan yang telah kadaluarsa, maka Kemensos segera memusnahkannya.
“Rencananya kami juga akan menyediakan cadangan beras pokok bagi para pengungsi seberat 5 ton untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi,” tambahnya.
Rencananya kami juga akan menyediakan cadangan beras pokok bagi para pengungsi seberat 5 ton untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi
Kepala Seksi Bantuan Dinas Sosial Kabupaten Nduga Theo Wetipo saat ditemui mengatakan, total terdapat sekitar 3.800 pengungsi yang berada di Wamena pascakonflik antara TNI Polri dan kelompok Egianus Kogoya pada Desember 2018 lalu.
“3.800 pengungsi ini tersebar di sejumlah lokasi di Wamena, Ilekma, Napua, Hom-hom dan Walessy. Kami akan menyiapkan kendaraan untuk membawa bantuan bagi para pengungsi,” tutur Theo.
Kepala Distrik Koropta, Vina Gwinjangge mengatakan, para pengungsi akan menolak pemberian bantuan apabila melibatkan aparat keamanan sebab masih merasa trauma dengan konflik tersebut.
“Kami tak hanya membutuhkan bantuan beras dan pakaian. Namun bantuan pembangunan rumah bagi para pengungsi di Wamena. Sebab rumah pengungsi yang berada di sejumlah distrik telah terbakar,” kata Vina.