Wisatawan yang hadir ke Pulau Bali mulai mengincar destinasi wisata di luar Bali seiring dengan membaiknya akses pariwisata ke daerah baru. Bali menjadi hub menuju destinasi wisata unggulan lainnya.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Wisatawan yang hadir ke Pulau Bali mulai mengincar destinasi wisata di luar Bali seiring dengan membaiknya akses pariwisata ke daerah baru. Bali menjadi hub menuju destinasi wisata unggulan lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia di hotel berbintang selama Oktober 2019 berkurang 0,11 poin dibandingkan September. Lama menginap wisatawan tercatat 2,97 hari pada September 2019 menjadi 2,86 hari pada Oktober.
Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin, (2/12/2019) memperkirakan berkurangnya lama menginap di Bali dipengaruhi bertumbuhnya destinasi baru di luar Bali dan membaiknya akses dari Bali ke daerah tujuan wisata baru tersebut. “Ada indikasi wisatawan juga mengincar destinasi lain di luar Bali, misalnya, Banyuwangi atau Lombok, selama mereka berkunjung di Bali,” ujar Adi.
Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang langsung ke Bali sepanjang Oktober 2019 juga mengalami penurunan sebanyak 22.498 kunjungan, atau sebesar 3,81 persen dibanding kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali pada September 2019. Selama Oktober ada 568.067 kunjungan wisman, sementara pada September 590.565 kunjungan.
Meskipun perbandingannya dalam sebulan mengalami penurunan, jumlah kedatangan wisman ke Bali pada Oktober 2019 meningakat sebesar 9,69 persen jikalau dibandingkan Oktober 2018 yang tercatat sebanyak 517.889 kunjungan. Secara kumulatif, sepanjang Januari 2019 hingga Oktober 2019, Bali didatangi 5,24 juta turis.
Penurunan kunjungan wisman secara umum juga terjadi di Indonesia. Dalam keterangannya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Senin, mengatakan kedatangan wisman ke Indonesia pada Oktober 2019 menurun 3,28 persen. Catatan BPS menunjukkan, kedatangan wisman ke Indonesia mencapai 1,354 juta kunjungan selama Oktober 2019.
Di Bali penurunan kunjungan wisman terjadi pada wisatawan asal tujuh negara dari 10 negara dengan jumlah wisman terbanyak yang datang ke Bali, di antaranya, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. Sementara turis dari Korea Selatan, India, dan Perancis justru menunjukkan peningkatan.
“Kondisi ini perlu mendapat perhatian,” kata Adi. Karena, kunjungan wisman ke Bali memberi kontribusi 41,94 persen kunjungan wisman Indonesia. “Belakangan ini kunjungan wisman dari Tiongkok mengalami penurunan, namun di sisi lain, wisman dari kawasan Eropa dan India.
Adapun lima besar kunjungan wisman ke Bali periode Oktober 2019 adalah Australia, Tiongkok, India, Inggris, dan Perancis. Turis dari Australia mencapai 119.130 kunjungan disusul Tiongkok (87.819), India (29.229), Inggris (26.537), dan Perancis (23.742).
Bali yang sudah dikenal sebagai destinasi utama dimanfaatkan wisatawan sebagai hub ke destinasi lain di Indonesia. ( I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya)
Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menyatakan kunjungan wisman ke Bali memang mengalami penurunan selama Oktober, begitu pula rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang. “Pemerintah sedang gencar mempromosikan 10 destinasi baru di luar Bali, bahkan lima destinasi baru itu mendapatkan prioritas, misalnya, Mandalika, Borobudur, dan Danau Toba,” kata Astawa ketika dihubungi Kompas.
Astawa menambahkan, pemangku kepentingan industri pariwisata sedang menggarap wisata konvensi (meeting, incentive, convention, and exhibition/MICE) yang dinilai berpotensi di Bali karena Bali kerap menjadi tuan rumah pertemuan berskala nasional, regional, hingga internasional.
Adapun Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan situasi industri pariwisata di Bali maupun di Indonesia sedang mengalami tekanan dari situasi global. “Akan tetapi kami di Bali masih bersyukur karena Bali masih dipercaya sebagai destinasi internasional dan bisnis pariwisata masih menunjang perekonomian daerah,” kata Suryawijaya.
Suryawijaya mengatakan, Bali yang sudah dikenal sebagai destinasi utama dimanfaatkan wisatawan sebagai hub ke destinasi lain di Indonesia. “Wisatawan terlebih dahulu datang ke Bali atau ke Jakarta sebelum mereka bepergian ke tempat lain,” kata Suryawijaya. “Destinasi baru, misalnya, Banyuwangi, Mandalika, dan lainnya juga sedang gencar mempromosikan pariwisatanya,” ujar Suryawijaya.