Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Badung Diklaim Turun Tajam
›
Penggunaan Kantong Plastik di ...
Iklan
Penggunaan Kantong Plastik di Pasar Badung Diklaim Turun Tajam
Penggunaan kantong plastik di Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali, diklaim menurun tajam seiring penerapan aturan pembatasannya. Sosialisasi dan pendampingan terus menerus diperlukan agar praktik itu terus terjaga.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Penggunaan kantong plastik di Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali, diklaim menurun tajam seiring penerapan aturan pembatasannya. Sosialisasi dan pendampingan terus-menerus diperlukan agar praktik itu terus terjaga.
Pembatasan penggunaan tentang kantong plastik ini diatur dalam Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Selain itu, ada juga Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Kepala Unit Pasar Badung I Gusti Made Estuasa mengatakan, penurunan penggunaan plastik bisa mencapai 80 persen. Dalam berbagai kesempatan, informasi tentang pembatasan penggunaan kantong plastik ini kerap disampaikan.
”Perwali tentang kantong plastik sudah diterapkan sejak 1 Januari 2019,” kata Estuasa kepada Kompas, Jumat (6/12/2019). ”Mulai 1 November lalu, kami selalu mengingatkan pedagang agar tidak menyediakan kantong plastik di Pasar Badung,” ujar Estuasa.
Pasar Badung adalah pasar tradisional di Kota Denpasar yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Maret 2019. Sejumlah pedagang di Pasar Badung mengatakan sudah mengikuti arahan agar tidak menyediakan kantong plastik. Sebagai pengganti, pedagang menawarkan tas belanja atau meminta pembeli membawa tas belanja sendiri.
”Sekarang pembeli sudah semakin banyak yang mau tidak pakai keresek,” kata Ni Made Mentiani (50), pedagang bumbu di Pasar Badung. ”Dahulu, susah dan kami juga repot karena masih baru-baru diterapkan. Penjualan juga terpengaruh,” ujar Mentiani.
Pedagang daging ayam Ketut Sri Apsari (54) mengatakan, konsumennya masih sering meminta kantong plastik sebagai pembungkus. Namun, sudah banyak pembeli yang membawa kantong belanjaan sendiri.
”Saya menjual daging ayam. Dagingnya basah dan berair. Selain itu, masih sulit mencari pengganti plastik agar airnya tidak menetes,” kata Apsari memberikan alasannya. ”Pembeli, terutama pelanggan lama, mengaku kesulitan membawa belanjaannya kalau tidak memakai keresek,” ujar Apsari menambahkan.
Saya menjual daging ayam. Dagingnya basah dan berair. Selain itu, masih sulit mencari pengganti plastik agar airnya tidak menetes. (Apsari)
Terkait hal itu, lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan, yakni Kopernik bersama Akarumput, menggelar kampanye pengurangan plastik sekali pakai di Pasar Badung, Kota Denpasar, Jumat. Kampanye dilakukan dengan melibatkan kelompok seni pertunjukan topeng bondres Dadong Rerod.
Tiga tokoh kelompok bondres Dadong Rerod, yaitu, Dadong Rerod, Dek Cilik, dan Jebug, berkeliling di Pasar Badung dan berbincang-bincang dengan sejumlah pedagang di Pasar Badung itu. Dadong Rerod dan kedua rekannya mengimbau pedagang agar sedapat mungkin mengurangi penggunaan kantong plastik. Mereka juga membagikan tas kain dan botol minuman kepada beberapa pedagang.
”Jika bisa, jangan sediakan kantong plastik. Plastik ini sulit terurai,” kata Dadong Rerod kepada pedagang. ”Ingat, Pulau Bali bukan pulau plastik. Bali harus bersih dan bebas dari sampah plastik,” ujar Dadong Rerod, yang diperankan seniman I Wayan Juana Adi Saputra.
Dialog itu disahuti dengan banyolan dari Dek Cilik ataupun Jebug. Kelucuan itu mengundang gelak tawa. Bahkan, sejumlah pedagang mengajak Dadong Rerod dan kawan-kawannya berfoto bersama. ”Saya kenal mereka, terutama Dek Cilik. Dia teman saya,” ujar seorang pedagang seusai berswafoto dengan kelompok bondres itu.
Senior Project Officer Pulau Plastik-Kopernik Andre Dananjaya mengatakan, pelibatan kelompok seni tradisional Bali itu adalah satu rangkaian dengan peluncuran serial film Pulau Plastik, Jumat sore di kawasan Pasar Badung. Kegiatan itu, menurut Andre, adalah bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah mewujudkan Bali bebas dari sampah plastik sekali pakai.