Pesantren Jabar Didorong Mandiri dengan Produk Unggulan
›
Pesantren Jabar Didorong...
Iklan
Pesantren Jabar Didorong Mandiri dengan Produk Unggulan
Sebanyak 1.072 pesantren di Jawa Barat didorong berkontribusi pada program One Pesantren One Product demi kemandirian santri. Dengan produk unggulan, ekonomi daerah sekitar pesantren pun meningkat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 1.072 pesantren di Provinsi Jawa Barat didorong berkontribusi pada program One Pesantren One Product atau OPOP demi mewujudkan kemandirian santri. Dengan produk unggulan, perekonomian di daerah sekitar pesantren diharapkan meningkat.
Produk-produk dari pesantren tersebut dipamerkan di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (14/12/2019). Sebagian besar pesantren menghasilkan produk olahan, seperti makanan ringan. Dalam kegiatan ini, terpilih 10 pesantren dengan produk terbaik dan mendapatkan uang pembinaan hingga ratusan juta rupiah.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, pemberdayaan pesantren merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat. Dengan program ini, pesantren diharapkan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sebagian pesantren bahkan tidak bertahan lama karena tidak mampu mandiri, terutama dalam perekonomian.
Uu melanjutkan, program OPOP bertujuan untuk membuka paradigma bahwa kiai dan santri selama ini hanya fokus pada bidang ilmu keagamaan. Selain itu, untuk operasionalisasi, pesantren di Jabar umumnya hanya mengandalkan pihak lain, seperti sosok pendiri atau bantuan masyarakat. Sebagian pesantren bahkan tidak bertahan lama karena tidak mampu mandiri, terutama dalam perekonomian.
”Kenapa pesantren di Jabar tumbuh dan hilang? Karena hanya mengandalkan masyarakat. Kalau dilihat dari pesantren di daerah Jawa lainnya, pesantren bisa bertahan sampai ratusan tahun. Itu terjadi karena mereka mandiri secara ekonomi, punya produk yang bisa dijual untuk membiayai operasionalisasi pesantren,” tutur Uu.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar Kusmana Hartadji menjelaskan, pesantren yang masuk dalam saringan program OPOP sekitar 1.500 unit. Sebanyak 1.074 pesantren terpilih diberikan modal usaha sebesar Rp 20 juta-Rp 30 juta. Mereka juga mendapat pelatihan kewirausahaan dan belajar dari beberapa pesantren yang sudah punya produk unggulan.
”Pesantren ini akan menjadi model pemberdayaan umat. Kalau satu pesantren bisa menghasilkan produk, otomatis para santri memiliki bekal wirausaha. Selain itu, jika produk dihasilkan memiliki skala besar, warga sekitar menjadi ikut sejahtera karena bantuan dari para santri,” ujarnya.
Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Rully Indrawan yang turut hadir di Gedung Sate mengungkapkan, program Pemerintah Provinsi Jabar ini sudah sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan perekonomian dari masyarakat melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari pesantren.
Rully menyebutkan, UMKM memberikan kontribusi perekonomian nasional sekitar 60 persen. ”Semua kementerian dan lembaga bersinergi untuk membangun UMKM. Program ini bisa menjadi percontohan untuk kami terapkan di tingkat nasional,” ujarnya.
Pondok Pesantren Al Akhyar merupakan salah satu pesantren yang mendapatkan penghargaan 10 terbaik dan menerima dana pembinaan Rp 400 juta. Muhamad Abdul Muiz (24), Sales Manager Pondok Pesantren Al Akhyar, menuturkan, dana tersebut akan dipergunakan untuk menambah potensi sanggar kaligrafi yang menjadi andalan pesantren tersebut.
”Dahulu kami hanya menerima pesanan dekorasi masjid. Setelah mendapatkan pelatihan, kami mulai membuat produk kaligrafi dengan katalog, dengan harga produk dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah,” ucapnya.