Barcelona takluk 0-1 karena gol yang dicetak penyerang Athletic Bilbao, Inaki Williams, pada menit ke-93.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
BILBAO, JUMAT — Stadion San Mames, kandang Athletic Bilbao, menjadi momok bagi Barcelona di musim ini. Dalam dua pertandingan, mereka selalu takluk dari Bilbao dengan gol di akhir pertandingan.
Pada laga perempat final Copa del Rey atau Piala Raja Spanyol, Jumat (7/2/2020), Barca takluk 0-1 karena gol yang dicetak penyerang Bilbao, Inaki Williams, pada menit ke-93.
Kekalahan tersebut mirip dengan yang dialami Barca pada Agustus 2019 dalam pertandingan pertama Liga Spanyol ketika masih dilatih Ernesto Valverde. Meskipun menguasai bola hingga 72 persen, Barca takluk setelah Aritz Aduriz mencetak gol pada menit ke-89.
Situasi buruk tersebut terulang lagi. Di bawah asuhan Quique Setien, Barca juga kesulitan menciptakan peluang. Mereka hanya mampu melepaskan lima tendangan dan hanya tiga di antaranya tepat sasaran. Padahal, Barca mampu menguasai bola hingga 68 persen.
Sebaliknya, Bilbao, yang mengandalkan serangan balik, mampu melepaskan sembilan tendangan, dua di antaranya mengarah ke gawang dan menghasilkan satu gol.
Williams pun terkejut dengan hasil yang diraih Bilbao. Timnya selalu tertekan, tetapi mampu meraih kemenangan di akhir pertandingan. ”Ada beberapa hasil yang mengejutkan. Terkadang kamu hanya harus memiliki keyakinan,” ujarnya.
Dalam pertandingan ini, Setien kembali mengulang kesalahan yang sama dalam tiga pertandingan awalnya sebelum berhasil mengalahkan Leganes dengan skor 5-0. Barca terlalu banyak memainkan umpan pendek tanpa ada keberanian untuk membongkar pertahanan lawan.
Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu pun melihat timnya layak mengalami kekalahan ini. Barca masih kurang tajam dalam penyelesaian akhir.
Meskipun telah mengalami dua kekalahan dalam enam pertandingan, Setien tetap melihat timnya mengalami kemajuan. ”Semua berjalan baik kecuali hasilnya. Saya akan mengambil lebih banyak hal dari pertandingan ini, selain hasilnya,” ujar Setien, seperti dikutip dari Marca.
Keputusan Setien untuk meninggalkan Antoine Griezmann di bangku cadangan membuat serangan Barca tumpul. Ia membiarkan Lionel Messi bekerja sendirian di lini serang. Kehadiran Ansu Fati dan Sergi Roberto di kedua sisi sayap belum cukup untuk membuat serangan Barca tajam. Messi pun tampak frustrasi karena sulit membongkar pertahanan Bilbao.
Selain taktik Setien yang belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh para pemain, ketidakharmonisan di dalam tim juga mulai terjadi. Sebelum laga, Messi terlibat adu argumen dengan Direktur Olahraga Barcelona Eric Abidal.
Bintang asal Argentina tersebut terlibat konflik dengan Abidal yang telah mengatakan bahwa para pemain tidak cukup bekerja keras sehingga Valverde dipecat pada bulan lalu. Direktur Hubungan Kelembagaan Barcelona Guillermo Amor menceritakan, konfilik di antara keduanya memaksa Bartomeu turun tangan.
Menurut Amor, Bartomeu ingin semua pemain dan staf bersatu untuk kejayaan Barca. ”Ketika ada yang salah, Anda harus bersatu. Tidak ada yang di atas klub dan bersama-sama kita mendapatkan sesuatu,” ujar Amor.
Barca pun mulai ketakutan apabila Messi mengaktifkan klausul dalam kontraknya yang dapat membuatnya pergi secara gratis di akhir musim. Sejauh ini, Messi belum mau memperpanjang kontraknya di Barca yang berakhir pada Juni 2021.
Menurut media Italia, La Gazzetta dello Sport, ada lima klub yang ingin mendatangkan Messi. Mereka adalah Paris Saint-Germain, Manchester City, Manchester United, Juventus, dan Inter Milan. (AFP)