Berdasarkan data penyebaran virus SARS-CoV-2 (penyebab penyakit Covid-19) dalam seminggu terakhir, otoritas kesehatan di WAS memperkirakan ada penyebaran virus tersebut di dalam negeri AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Otoritas di Amerika Serikat menyampaikan kepada warga AS agar bersiap menghadapi penyebaran wabah Covid-19 di negara itu menyusul meningkatnya eskalasi wabah ini di Iran, Korea Selatan, dan Italia.
Nancy Messonnier, pejabat dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, Selasa (25/2/2020) waktu setempat, mengatakan bahwa berdasarkan data penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, dalam seminggu terakhir CDC memperkirakan ada penyebaran di dalam negeri AS. ”Gangguan pada aktivitas sehari-hari bisa jadi parah,” ujarnya memberikan peringatan.
Wakil Direktur CDC AS Anne Schuchat menambahkan bahwa risiko langsung dari virus korona di AS rendah. Namun, sangat mungkin Covid-19 menjadi pandemi global. ”Tinggal kapan dan bagaimana orang-orang akan tertular,” ujarnya.
Menteri Kesehatan dan Layanan Warga AS Alex Azar menyebutkan, pihaknya memohon subkomite di Senat untuk menyetujui anggaran 2,5 miliar dollar AS untuk memperluas sistem surveilans, membantu pengembangan vaksin, dan menambah persediaan alat pelindung diri.
Wabah Covid-19 telah menyebar hingga 37 negara di luar China. Menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University, Selasa, sebanyak 80.593 kasus positif telah dilaporkan dengan kasus kematian mencapai 2.708 jiwa dan kasus sembuh 28.060 kasus.
Di saat kasus baru Covid-19 di China melandai, penambahan kasus positif, termasuk korban meninggal, justru terus meningkat di beberapa negara, terutama Korsel, Iran, dan Italia. Hal ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir.
Seorang pakar kesehatan WHO mendesak negara-negara untuk bersiap. ”Pikirkan virus akan datang besok,” kata Bruce Aylward, Kepala Misi Bersama WHO-China dalam menghadapi wabah Covid-19. ”Kalau Anda tidak berpikir seperti itu, Anda tidak akan siap.”
Kasus meninggal akibat Covid-19 di Iran bertambah menjadi 16 pada Selasa. Jumlah ini merupakan kasus kematian terbesar di luar China. Sementara Italia melaporkan kasus kematian ke-11. Seorang wakil menteri kesehatan Iran dan seorang anggota parlemen Iran termasuk mereka yang positif tertular.
Akibat peningkatan kasus ini, Iran membatalkan konser dan pertandingan sepak bola. Di banyak provinsi, sekolah dan perguruan tinggi ditutup. Di media sosial, banyak warga Iran yang menuduh pemerintah menutupi fakta yang ada.
Iran makin terisolasi
Tekanan sanksi ekonomi dari AS dan wabah Covid-19 semakin membuat Iran ”terputus” dari dunia internasional. Sejumlah negara menunda penerbangannya ke Iran. Negara-negara tetangga Iran juga menutup perbatasannya. Pelabuhan Khasab di Oman pun menghentikan aktivitas ekspor-impornya dengan Iran.
Teheran menyebutkan bahwa sanksi ekonomi AS menghambat mereka dalam merespons wabah Covid-19. Iran kesulitan mengimpor masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan obat-obatan untuk mengobati pasien positif.
”Ini adalah tamu yang tidak diundang dan tidak memberikan keberuntungan. Insya Allah kita akan melewatinya... virus ini,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi.
Afghanistan, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Oman melaporkan kasus Covid-19 pertama mereka dan semua warga yang dinyatakan positif Covid-19 itu memiliki riwayat bepergian ke Iran sebelumnya. Bahrain melaporkan kini mereka memiliki 24 kasus positif Covid-19.
Berpacu dengan waktu
Seoul menyatakan, mereka berpacu dengan waktu untuk mengendalikan wabah Covid-19 yang telah menjangkiti hampir 1.000 orang. ”Ini masalah kecepatan dan waktu. Kita harus membalikkan situasi dalam minggu ini,” kata Presiden Moon Jae-in.
Di kota Daegu dan sekitarnya, yang merupakan kluster penularan terbesar di Korsel, banyak toko tutup dan aktivitas di sejumlah kawasan hampir tidak berubah.
Di Italia bagian utara, puluhan kota ditutup dan polisi berpatroli menggunakan masker. Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza berkumpul dengan menteri kesehatan dari negara tetangganya, seperti Perancis, Swiss, Austria, Slovenia, Jerman, dan Kroasia.
Dari pertemuan tersebut diperoleh sikap bahwa ”menutup perbatasan adalah langkah yang tidak patut dilakukan”. Sejauh ini, Italia melaporkan 322 kasus positif Covid-19, termasuk 11 orang korban meninggal. (REUTERS/AP)