Dorong Pelestarian Lingkungan Berwawasan Agribisnis
›
Dorong Pelestarian Lingkungan ...
Iklan
Dorong Pelestarian Lingkungan Berwawasan Agribisnis
Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Siswanto Imam Santoso, mengembangkan penelitian gulma air yang dapat dijadikan pakan unggas. Hal ini bentuk pelestarian lingkungan melalui pendekatan agribisnis.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, melalui Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, mengembangkan penelitian gulma air yang dapat dijadikan pakan unggas. Hal ini merupakan bentuk pelestarian lingkungan dengan pendekatan agribisnis.
Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Siswanto Imam Santoso, menyampaikan hal itu pada pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Agribisnis, di Semarang, Rabu (3/3/2020). Agribisnis yang berkelanjutan merupakan pembangunan sektor agribisnis berbasis sumber daya dan ekosistem.
Siswanto memaparkan, salah satu permasalahan di bidang pertanian yakni kehadiran tanaman pengganggu, termasuk gulma air. Tanaman itu dapat mengakibatkan penurunan kualitas air, seperti pendangkalan sungai dan waduk. Selama ini, salah satu cara mengatasinya yakni dengan pengerukan.
Namun, cara itu membutuhkan biaya cukup mahal. Hasil kerukan gulma juga ditampung di tempat pembuangan tanpa pengolahan. “Sementara dengan agribisnis, gulma dapat dimanfaatkan menjadi produk pakan hewan ternak maupun ikan dengan nilai tambah tinggi,” ujarnya.
Gulma air kerap ditemukan, salah satunya di Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang. Selama ini, eceng gondok (Eichhornia crassipes) sudah banyak diteliti dan dimanfaatkan, tetapi masih banyak spesies gulma yang masih jarang diteliti. Di antaranya, elodia (Egeria densa) dan ganggang (Ceratophyllum demersum).
Dengan agribisnis, gulma dapat dimanfaatkan menjadi produk pakan hewan ternak maupun ikan dengan nilai tambah tinggi.
Adapun tanaman gulma yang diteliti Siswanto ialah Pistia stratoites dan Salvinia molesta. “Dua ini bisa jadi bahan baku ternak yang kemudian bisa menurunkan harga pakan. Uji coba sudah dilakukan selama empat tahun pada ayam kampung, itik, ayam jantan, ayam broiler, dan lainnya,” kata dia.
Dalam pengamatannya, suplementasi Salvinia Molesta pada pakan ayam kampung membuat kualitas kimia daging ayam kampung itu meningkat. Suplementasi sebesar 6 persen menghasilkan tingkat kolesterol LDL 45.2+/-0.49. Sementara dengan suplementasi 18 persen, turun menjadi 33.56+/0.86.
Siswanto menuturkan, pendekatan agribisnis untuk pemanfaatan gulma air akan meningkatkan kedaulatan pakan ternak dan penurunan biaya pakan. “Juga, peningkatan kualitas produk dan peningkatan pendapatan,” katanya.
Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono berharap, penelitian yang dilakukan Siswanto dapat terus dikembangkan. Dengan demikian, pelestarian lingkungan dengan pendekatan agribisnis ini manfaatnya dapat lebih banyak dirasakan masyarakat.
Selain Siswanto, terdapat tiga guru besar lain yang akan dikukuhkan pada Rabu besok. Mereka yaitu Ari Pradhanawati dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Aristi Dian Purnama Fitri dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Hadi Sasana dari Fakultas Ilmu Ekonomika dan Bisnis.
Dengan tambahan empat guru besar, Undip kini memiliki 142 guru besar aktif. Jumlah tersebut pun akan terus ditingkatkan. Terlebih, saat ini, Undip memiliki program One Professor One Candidate. Namun, beberapa guru besar juga bisa membimbing hingga 5-6 orang.
Rektor Undip Yos Johan Utama mengatakan, peningkatan jumlah guru besar sejalan dengan upaya Undip untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di era digital. “Jadi, tidak hanya yang di pucuk (sudah doktor) saja, tetapi sejak awal kami dorong untuk bisa,” kata Yos.