Kunjungan Turis dari Bali ke Kawasan Gili Lombok Masih Stabil
›
Kunjungan Turis dari Bali ke...
Iklan
Kunjungan Turis dari Bali ke Kawasan Gili Lombok Masih Stabil
Kapal cepat yang membawa wisatawan dari Bali ke kawasan Gili, Lombok, masih beroperasi seperti biasa. Jumlah wisatawan tercatat stabil walau telah ada pengumuman kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kunjungan wisatawan asing ke kawasan Gili, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, setelah kasus positif pertama Covid-19 di Indonesia masih stabil. Sebagian besar wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan Gili menggunakan kapal cepat dari Bali.
Kepala Kantor Syahbandar Pemenang, Lombok Utara, Heru Supriyadi, di Mataram, Kamis (5/3/2020), mengatakan, saat ini, jumlah wisatawan yang masuk ke kawasan Gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, setiap hari sekitar 1.100 orang. Hingga kini, kapal cepat yang membawa wisatawan dari Bali ke kawasan Gili beroperasi seperti biasa.
Pada Kamis ini, misalnya, sebanyak 17 kapal beroperasi dan membawa penumpang dari Bali berjumlah total 1.153 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 651 orang turun di Gili Trawangan, 317 orang di Gili Air, 52 orang di Gili Meno, dan 133 orang di Pelabuhan Bangsal.
”Jumlahnya tidak jauh berbeda dengan wisatawan yang tiba setiap hari sepanjang Januari-Februari lalu,” kata Heru.
Dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang tiba di kawasan Gili pada Juni-Agustus, jumlahnya saat ini memang lebih sedikit. Pada periode itu, setiap hari wisatawan bisa mencapai sekitar 3.000 orang. Hal itu terjadi karena Januari-Maret adalah masa low season (sepi pengunjung).
Dengan kata lain, menurut Heru, pengumuman kasus positif Covid-19 di Indonesia dan adanya sejumlah warga NTB yang diisolasi di RSUD Provinsi NTB belum berdampak signifikan.
Pengumuman kasus positif Covid-19 di Indonesia dan adanya sejumlah warga NTB yang diisolasi di RSUD Provinsi NTB belum berdampak signifikan.
Seperti diberitakan, pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi dua orang di Indonesia terjangkit Covid-19. Saat ini, mereka masih dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta (Kompas, 3/3/2020).
Sementara di Nusa Tenggara Barat (NTB), empat orang yang terdiri dari satu warga asing dan tiga warga Indonesia masuk ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB karena terduga Covid-19. Dua di antara mereka baru saja pulang dari menjalankan ibadah umrah.
Meski demikian, kata Heru, antisipasi masuknya Covid-19 melalui wisatawan yang menggunakan jalur laut ke Lombok terus dilakukan. Bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kesehatan, TNI, dan kepolisian, setiap hari dilakukan pemeriksaan terhadap wisatawan di Pelabuhan Bangsal.
Pelabuhan Bangsal merupakan pelabuhan untuk kapal penyeberangan umum dan tempat transit kapal cepat yang akan ke Gili. Pelabuhan itu berada sekitar 28 kilometer utara Mataram, ibu kota NTB.
Agar seluruh wisatawan asal Bali yang didominasi wisatawan mancanegara diperiksa, semua kapal cepat diwajibkan ke Pelabuhan Bangsal terlebih dahulu.
Agar seluruh wisatawan asal Bali yang didominasi wisatawan mancanegara diperiksa, semua kapal cepat diwajibkan ke Pelabuhan Bangsal terlebih dahulu. Di sana, tim gabungan memeriksa suhu tubuh wisatawan, termasuk awal kapal, satu per satu. Jika ditemukan gejala-gejala terduga Covid-19, mereka akan langsung dibawa ke RSUD Provinsi NTB untuk diisolasi.
”Pasca-pengumuman, memang ada penambahan ambulans. Dari satu ambulans menjadi dua ambulans. Dengan begitu, kalau ada pasien terduga Covid-19, bisa langsung dibawa ke tempat isolasi,” kata Heru.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram I Wayan Diatmika mengatakan, pihaknya tetap menerapkan prosedur standar operasi seperti sebelumnya. Hal itu diterapkan di bandar udara dan juga pelabuhan.
Di Bandara Internasional Lombok, pengecekan dilakukan dengan alat deteksi suhu tubuh. Begitu juga di Pelabuhan Bangsal Lombok Utara, pengecekan dilakukan terhadap semua wisatawan yang datang dari Bali dengan kapal. Mereka biasanya akan berlibur ke kawasan Gili.
”Sejak awal, kami sudah sangat ketat. Semua yang pernah dari negara terjangkit kami pantau di rumah atau tempat menginap. Setelah itu, kalau gejalanya bertambah, dibawa ke ruang isolasi,” tutur Wayan.
Menurut dia, pemeriksaan secara ketat di pintu-pintu masuk adalah untuk deteksi dini. ”Jadi, kalaupun dia sakit, sembuhnya lebih cepat. Di samping itu, pemeriksaan juga untuk mencegah penularan,” lanjut Wayan.
Sementara itu, kondisi empat pasien terduga Covid-19 yang tengah dalam pengawasan di ruang isolasi RSUD Provinsi NTB semakin membaik. Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Provinsi NTB dr I Nyoman Wijaya Kusuma di Mataram, Kamis siang, suhu tubuh keempatnya, yakni warga India berinisial NF (35) serta tiga warga NTB, G (10), T (50), dan A (49), sudah normal.
”Sekarang suhu tubuh mereka rata-rata 36,5 derajat. Salah satunya, yakni T, masih pakai infus untuk suntikkan obat, sedangkan tiga lainnya sudah dicabut,” kata Nyoman.
Keempat pasien itu sebelumnya masuk ruang isolasi karena suhu tubuh mereka lebih dari 38 derajat celsius serta mengeluh batuk dan pilek. NF masuk ruang isolasi pada Senin lalu. Sementara G, T, dan A pada Selasa. G tercatat baru pulang dari berlibur ke Bangkok, Thailand. Adapun T dan A baru pulang melaksanakan ibadah umrah.