AS Tutup Gedung Capitol bagi Publik Terkait Merebaknya Wabah Covid-19
›
AS Tutup Gedung Capitol bagi...
Iklan
AS Tutup Gedung Capitol bagi Publik Terkait Merebaknya Wabah Covid-19
Setelah penutupan lembaga-lembaga pendidikan, kini banyak gedung pemerintah di sejumlah negara ditutup akibat pandemi Covid-19, termasuk Gedung Capitol di Washington DC, AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Kongres Amerika Serikat menutup Gedung Capitol, tempat anggota Kongres AS berkantor, dari publik hingga April nanti menyusul penyebaran Covid-19 di negara itu yang semakin mengkhawatirkan. Penutupan ini berlaku mulai Kamis (12/3/2020) pukul 17.00 waktu setempat atau Jumat (13/3/2020) pukul 04.00 WIB. Gedung Capitol rencananya akan dibuka kembali untuk publik pada 1 April 2020.
Hanya anggota Kongres, staf, jurnalis, dan tamu resmi yang akan diizinkan memasuki Gedung Capitol. Hal serupa juga terjadi pada Gedung Putih yang ditutup sementara waktu. Dalam pernyataannya, Bagian Protokol DPR dan Senat AS menyebutkan bahwa gedung-gedung kantor Kongres dan area pusat pengunjung yang biasa dikunjungi wisatawan juga ditutup.
Dalam surat elektronik kepada para anggota kongres, Bagian Protokol menyatakan bahwa Gedung Capitol akan tertutup bagi semua tur wisata, termasuk tur khusus yang dipimpin oleh anggota DPR dan Senat serta para pembantu mereka. Tidak satu pun tur yang diizinkan memasuki Pusat Pengunjung Capitol, bangunan tiga lantai ke bawah tanah yang dibuka tahun 2008 dan telah dikunjungi lebih dari 21 juta wisatawan sejak 2018.
Para anggota Kongres akan diminta untuk menemui siapa pun tamu resmi mereka di pintu masuk gedung dan, setelah urusan selesai, mereka diminta untuk mengawal tamu tersebut keluar. Bagian Protokol menerangkan bahwa kebijakan itu diambil berdasarkan rekomendasi kantor kesehatan Distrik Columbia dan tim dokter Kongres.
”Kami melakukan tindakan sementara ini untuk alasan kesehatan serta keamanan pegawai dan masyarakat,” demikian pernyataan Bagian Protokol. ”Kami menghargai pengertian pengunjung yang sudah merencanakan kunjungan mereka sejak lama yang harus terganggu dengan keputusan ini.”
Catatan mengenai sejarah penutupan Gedung Capitol sangat terbatas. Gedung ini jarang sekali ditutup sepenuhnya dari publik. Pada tahun 1915 ketika muncul ancaman bom, tak satu pun pengunjung diberi izin memasuki Gedung Capitol. Pada peristiwa lain, pembatasan akses masuk bagi pengunjung ke galeri tamu yang menghadap ke kantor DPR dan Senat juga diberlakukan setelah nasionalis Puerto Riko menembak anggota parlemen dari ruang galeri tamu dan melukai lima orang.
Pada musim gugur 1918, Gedung Capitol juga ditutup sebentar ketika pandemi flu Spanyol menyebar di seluruh dunia, menewaskan sekitar 10 juta penduduk dunia saat itu. Menurut sejarawan Kongres, lebih kurang 1.000 orang meninggal di Washington DC, termasuk setidaknya tiga anggota DPR AS.
Setelah serangan teroris 11 September 2001, Gedung Capitol tertutup bagi tur hingga Desember tahun itu juga.
Situasi di Eropa
Di Eropa, Perancis akan menutup sekolah-sekolah dan universitas-universitas mulai Senin depan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang telah jadi krisis kesehatan terburuk di Perancis di abad ini. Keputusan itu diambil untuk memperlambat penyebaran Covid-19 sehingga fasilitas kesehatan bisa melayani pasien dengan maksimal.
”Ini adalah prioritas kita. Itu sebabnya kita harus terus meraih momentum,” kata Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Melalui siaran televisi selama 20 menit, Macron mengatakan, untuk mencegah guncangan ekonomi selama krisis terjadi, pemerintah akan membantu pelaku usaha dan akan bekerja sama dengan mitra lain di Eropa dengan menyiapkan paket ekonomi.
Di Bulgaria, Perdana Menteri Boyko Borrisov menyatakan bahwa pemerintah berencana menyatakan situasi darurat akibat penyebaran Covid-19. Negara Balkan ini melaporkan kasus meninggal pertama akibat Covid-19 pada Rabu (11/3/2020). Sehari kemudian kasus positif Covid-19 di sana meningkat dari tujuh menjadi 23 kasus.
”Pemerintah akan meminta parlemen menyatakan situasi darurat yang memungkinkan taman kanak-kanak, sekolah, dan universitas ditutup,” kata Borissov seusai rapat di Sofia, ibu kota Bulgaria.
Saat ini, Bulgaria sudah membatasi acara publik yang mengumpulkan massa hingga 250 orang untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pemerintah telah mendesak sektor swasta untuk menerapkan jam kerja yang fleksibel dan mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.
Sementara itu, Pemerintah Portugal sudah mengeluarkan instruksi penutupan seluruh sekolah di negara itu mulai pekan depan. Perdana Menteri Portugal Antonio Costa menyebut pandemi Covid-19 ini sebagai ancaman untuk bertahan hidup. ”Ini adalah perjuangan kita untuk bertahan hidup... pemerintah bertekad mengambil semua tindakan yang diperlukan,” kata Costa.
Penundaan kelas di semua level lembaga pendidikan baik milik pemerintah maupun swasta itu akan berlaku hingga 9 April. Terdapat sekitar 2 juta sekolah di Portugal yang berpenduduk 10 juta jiwa itu.
Costa juga menyebutkan bahwa kapal pesiar tidak akan diizinkan untuk menurunkan penumpang, kecuali kapal pesiar yang memang berbasis di Portugal. Kelab-kelab malam juga akan ditutup dan akan ada penerapan kuota bagi pengunjung mal dan restoran. (REUTERS)