Saat ini, bukan waktunya bagi masyarakat saling menyalahkan atau berkeluh kesah tanpa solusi. Mari mulai mengubah gaya hidup selama beberapa waktu ke depan.
Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
·4 menit baca
Indonesia memasuki ujian baru, yaitu terjadinya pandemi Covid-19 yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada kehidupan masyarakat. Berbagai dampak tersebut pada akhirnya akan bermuara juga di kondisi kesehatan keuangan rumah tangga.
Sampai kapan ujian ini berakhir? Tak ada satu pun yang mengetahui secara pasti. Oleh sebab itu, saya mengajak semua pembaca untuk tetap tenang dan mulai mengubah gaya hidup selama beberapa waktu ke depan. Inilah panduan mengelola uang di masa kritis.
Pertama, evaluasi sumber penghasilan. Saat ini hampir semua lini pekerjaan atau usaha akan terdampak dari kemungkinan penurunan ekonomi pasca-pengumuman positif Covid-19 di Indonesia. Apabila pekerjaan Anda tidak terdampak secara langsung, tetap upayakan untuk melakukan beberapa penghematan agar biaya hidup rutin tidak semakin bertambah. Namun, apabila sumber penghasilan terdampak, penyesuaian budget wajib dilakukan.
Masyarakat yang kemungkinan akan terdampak adalah para pekerja lapangan dan harian, para pemilik usaha kecil dan menengah, serta para pekerja lepas. Bagi Anda yang memilih profesi tersebut, saya ajak untuk tidak panik dan tetap tenang. Mohon perkirakan berapa pemasukan harian untuk 30 hari ke depan, agar mendapatkan gambaran bagaimana pengelolaan keuangan untuk bulan berikutnya.
Kedua, menghitung ulang budget rumah tangga. Kondisi perekonomian pasti memiliki dampak terhadap keuangan rumah tangga dalam skala mikro. Sederhananya, potensi kenaikan biaya-biaya dalam rumah tangga dan juga potensi berkurangnya penghasilan akibat kondisi perusahaan yang juga kena imbas. Itu sebabnya, upayakan pakai budget dengan sistem pos alokasi yang lebih sederhana.
Bagi rumah tangga yang berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta, disarankan untuk membagi menjadi tiga pos keuangan, yaitu pengeluaran rumah tangga rutin yang wajib, pengeluaran rumah tangga rutin yang dapat dihemat, dan dana darurat. Dengan menggunakan bantuan alokasi rekening seperti rekening tabungan yang memiliki aplikasi mobile banking dan dompet elektronik, aturlah penghasilan rumah tangga dengan sistem 7-harian.
Ketiga, utamakan menyisihkan penghasilan untuk dana darurat. Sementara waktu, disarankan untuk menghindari praktik spekulasi demi mengharap keuntungan di masa depan saat kas tidak memadai. Di masa kritis, upayakan dana darurat dicukupkan hingga 12 kali pengeluaran rutin bulanan, terutama bagi rumah tangga yang memiliki tanggungan dan nonkaryawan. Dana darurat ini sebaiknya disimpan di tabungan terpisah, kemudian reksa dana pasar uang setelah jumlahnya mencapai di atas tiga kali pengeluaran rutin bulanan.
Bagaimana jika dana darurat saat ini sangat minim bahkan tidak ada? Jika perlu jual barang yang menjadi beban rumah tangga. Cara untuk menambah kas dana darurat dengan cepat adalah menjual barang yang bersifat tersier dan jarang dipakai. Opsi gadai bisa dipertimbangkan dalam kondisi mendesak, pinjaman dana tunai adalah yang terakhir. Pahami agar tetap waspada dan bijak dalam memutuskan untuk mengambil pinjaman dana tunai ataupun pinjaman daring.
Keempat, mulai memprioritaskan pos kesehatan. Untuk saat ini, fokus perkokoh fondasi keuangan. Prioritas pengeluaran pada pos wajib seperti pembayaran cicilan, uang sekolah anak, serta kewajiban lain. Berikutnya, kelola pos kebutuhan seperti makan, minum, serta pengeluaran untuk kesehatan. Fokuskan kepada gaya hidup sehat, seperti perbanyak konsumsi buah, sayuran, air putih serta vitamin untuk memperkuat kondisi kesehatan. Namun, jangan stok alat kesehatan atau obat secara berlebihan, apalagi menimbun.
Sesuai anjuran dari pemerintah, mari bijak dalam menyikapi pembelanjaan dan hanya mengacu kepada informasi resmi dari situs yang dikelola pemerintah. Alat perlindungan kesehatan, seperti masker, sarung tangan medis, tisu alkohol, dan sebagaimana diutamakan untuk pemakaian tenaga medis maupun orang-orang yang termasuk dalam orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, suspect, bahkan pasien. Jika Anda dan keluarga memiliki kemewahan untuk bisa beraktivitas dari rumah, lakukan pencegahan dengan cara mencuci tangan yang benar.
Kelima, mencari aktivitas-aktivitas produktif yang minim biaya. Selama masa kritis, upayakan mengisi aktivitas yang minim modal. Bagi pekerja, mohon agar dapat bekerja dengan produktif dan baik agar pekerjaan tetap diberikan dengan sebaik-baiknya. Di waktu luang, selama di rumah masyarakat juga dapat mengikuti kelas-kelas online (daring) gratis dengan hanya bermodal kuota, olahraga, ataupun baca buku.
Dengan begitu, sisa penghasilan jika ada masih dapat digunakan untuk investasi dan donasi. Keenam, hindari pembelian konsumtif dengan pinjaman. Untuk sementara waktu, tunda dahulu pembelian yang dibantu dengan cicilan berbunga tinggi. Apabila tabungan sudah memadai dan pembelian diperlukan, silakan pilih dengan promo terbaik.
Saat ini, bukan waktunya bagi masyarakat saling menyalahkan atau berkeluh kesah tanpa solusi. Imbauan beraktivitas dari rumah agar dapat dipatuhi dengan baik dengan tujuan agar pemerintah beserta semua pahlawan di garda terdepan dapat bekerja optimal untuk membuat Indonesia kembali sehat. Mari tetap optimistis, terus berjuang, banyak berdoa, dan berserah diri. Live a Beautiful Life!