Isolasi Wilayah, Jalan Nasional dan Provinsi di Kota Tegal Masih Dibuka
›
Isolasi Wilayah, Jalan...
Iklan
Isolasi Wilayah, Jalan Nasional dan Provinsi di Kota Tegal Masih Dibuka
Di pintu-pintu masuk kota, aparat siap menerapkan protokol penanggulangan Covif-19, termasuk penyemprotan disinfektan dan mengukur suhu tubuh. Wali Kota Tegal ajak daerah lain isolasi wilayah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Pemerintah Kota Tegal merealisasikan rencana isolasi wilayah dengan memasang pembatas beton di 35 titik masuk ke Kota Tegal, Jawa Tengah, Minggu (29/3/2020). Sebagian besar jalan ditutup, tetapi jalan nasional dan jalan provinsi masih dibuka dengan menerapkan protokol penanggulangan coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Sejalan dengan karantina wilayah itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengajak kepala daerah lain menerapkan kebijakan serupa guna menekan angka penyebaran Covid-19. ”Kepada para bupati dan wali kota di daerah lain, kalau tidak saudara yang memutuskan (untuk mengisolasi wilayah), mau menunggu sampai kapan lagi? Jangan sampai menyesal di kemudian hari,” kata Dedy di Kota Tegal, Minggu.
Minggu petang, beberapa perbatasan dari sejumlah daerah ke dalam Kota Tegal mulai ditutup pembatas beton. Di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Debong Kidul, Tegal Selatan, Kota Tegal, misalnya, pemasangan beton dilakukan pukul 16.15. Jalan tersebut merupakan jalan perbatasan yang menghubungkan Kota Tegal dan Kabupaten Tegal.
Di lokasi tersebut, penutupan jalan dipimpin langsung Wali Kota. Seusai delapan pembatas beton dipasang, Dedy meminta maaf kepada masyarakat melalui pengeras suara. Menurut dia, kebijakan ini dilakukan demi kebaikan masyarakat.
Pemerintah Kota Tegal memutuskan mengisolasi wilayahnya hingga 30 Juli mendatang. Hal itu dilakukan setelah satu warganya dinyatakan terinfeksi virus korona jenis baru (Sars-CoV-2).
Selama isolasi wilayah, pergerakan masyarakat dari luar kota dibatasi. Masyarakat hanya bisa melalui jalan nasional dan jalan provinsi. Ada empat pintu masuk dan keluar yang bisa digunakan masyarakat, antara lain Jalan Proklamasi, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Perintis Kemerdekaan.
”Di pintu-pintu masuk tersebut, kami akan menempatkan petugas untuk mengecek suhu badan, menyemprotkan cairan disinfektan, dan mencatat identitas masyarakat yang masuk atau ke luar kota,” ujar Dedy.
Pergerakan orang di dalam kota juga dibatasi. Hal itu dilakukan dengan mengimbau masyarakat untuk menjaga jarak sosial, meminta rumah makan atau toko menyediakan jasa pesan antar, menutup seluruh tempat wisata atau tempat hiburan, membubarkan kerumunan, serta mematikan seluruh lampu penerangan jalan untuk mencegah adanya kerumunan masyarakat.
Baca juga : Kondisi Tegal Saat Karantina Wilayah
Penolakan
Kebijakan isolasi wilayah tersebut sempat mendapat penolakan dari sejumlah warga. Warga menginginkan pemerintah memberikan solusi bagi mereka yang terdampak dengan adanya kebijakan isolasi wilayah ini.
”Bukannya kami mau menentang aturan pemerintah, kami hanya ingin ada solusi. Jangan sampai isolasi wilayah ini malah menyusahkan warga,” ucap Sahyin (45), warga Kelurahan Mitaragen, Kecamatan Tegal Timur.
Warga lain, Yuli (42), menginginkan warga yang terdampak isolasi wilayah diberi kompensasi. Kompensasi yang diinginkan Yuli adalah pemberian bantuan uang atau paket sembako.
”Tidak usah banyak-banyak, sehari Rp 50.000 per keluarga saja. Itu pas untuk makan sekeluarga selama sehari,” ujarnya.
Secara terpisah, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi menuturkan, pada pekan-pekan awal, pemerintah akan mengadakan operasi pasar murah. Dalam operasi pasar itu, masyarakat bisa mendapatkan paket sembako berisi 5 kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, dan 1 liter minyak goreng dengan harga Rp 76.000-Rp 86.000. Harga tersebut diklaim separuh dari harga di pasaran.
Dalam pelaksanaannya, pejabat kelurahan setempat diminta mendata keluarga yang terdampak akibat isolasi wilayah. Jika berminat, petugas akan mengantar langsung paket sembako murah itu kepada warga di rumahnya masing-masing.
”Karena masih awal, kami yakin masyarakat masih punya cadangan biaya. Kalau nanti masyarakat benar-benar tidak ada biaya, kami akan menyalurkan sembako gratis,” kata Jumadi.
Menurut Jumadi, sembako gratis tersebut akan disubsidi dari sumbangan pejabat struktural, pejabat non-struktural, dan aparatur sipil negara Kota Tegal.