Disrupsi pandemi Covid-19 diharapkan mengubah tatanan global ke arah baru yang lebih manusiawi. Namun, agar harapan itu terwujud, dibutuhkan peran semua pihak, termasuk kita sebagai individu.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
Dalam waktu hampir tiga bulan, penyakit Covid-19 telah menjadi ancaman menakutkan bagi umat manusia di dunia. Setidaknya seperlima populasi dunia dipaksa untuk berdiam di rumah agar kasus Covid-19 tidak bertambah.
Dunia, dengan kemajuan teknologi kedokteran modern yang ada saat ini, ternyata tidak seperkasa kelihatannya. Tidak ada satu pun negara di bumi ini yang bebas dari ancaman virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Bahkan, negara yang dinilai paling siap menghadapi wabah di seantero jagat ini, yaitu Amerika Serikat, menjadi contoh buruk penanganan Covid-19. Jumlah kasus positif di sana kini melebihi kasus di China, seteru AS dalam banyak hal, yang menjadi awal pandemi Covid-19.
Di jurnal kesehatan The Lancet, 26 Maret 2020, Sarah L Dalglish, dosen di Departemen Kesehatan Internasional Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Baltimore, AS, menulis bahwa betapa Indeks Ketahanan Kesehatan Global 2019 yang disusun oleh Nuclear Threat Initiative dan Pusat Ketahanan Kesehatan Johns Hopkins University seolah menjadi sebuah kebohongan.
Indeks itu merupakan penilaian dan perbandingan kesiapan 195 negara menghadapi wabah yang dinilai dari aspek pencegahan, deteksi dan pelaporan, respons cepat, sistem kesehatan, dan iklim risiko.
Dalam indeks itu, AS menjadi negara paling siap menghadapi wabah, disusul oleh Inggris dan Belanda. Sementara Korea Selatan berada di peringkat ke-9, Singapura peringkat ke-24, dan China peringkat ke-51. Ukuran itu menjadi berbeda ketika kita lihat di lapangan sekarang. China, Korea Selatan, dan Singapura menjadi negara yang dinilai berhasil mengendalikan kasus Covid-19. Kesiapan ini terbangun karena, salah satunya, pengalaman menghadapi wabah sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) tahun 2015 dan sindrom pernapasan akut parah (SARS) tahun 2002-2003.
Sebaliknya, AS yang dinilai paling siap justru gagap dalam menghadapi Covid-19. Tak ada tes cepat seperti yang dilakukan Korea Selatan, misalnya. Begitu juga dengan Inggris. Bahkan, di tengah kekacauan penanganan Covid-19 di dalam negerinya, AS tidak mencabut atau setidaknya meringankan sanksi ekonominya kepada Iran, Venezuela, dan Kuba. Padahal, negara-negara itu perlu mengimpor alat-alat kesehatan yang diperlukan untuk berperang melawan Covid-19.
Pada saat yang sama, ketika kurva kasus Covid-19 mulai melandai di China, negara itu telah memberikan bantuan alat dan tenaga kesehatan ke sejumlah negara. China bahkan menawarkan bantuan kepada AS dan menyerukan kepada negara itu untuk bekerja sama menghadapi pandemi.
Negara kecil di Karibia, Kuba, juga mengirimkan dokter ke beberapa negara untuk membantu menghadapi Covid-19. Kuba juga menerima pasien sakit di sebuah kapal pesiar yang sebelumnya ditolak berlabuh di AS.
Pandemi Covid-19 seperti menghantam kesadaran kita sebagai umat manusia di dunia ini untuk berbela rasa, saling membantu. Memang tak ada satu pun negara yang siap menghadapi pandemi ini. Namun, ketidaksiapan kolektif ini akan bisa dihadapi jika saling mengingatkan dan membantu sesama.
Seorang pakar nutrisi, Tan Shot Yen, mengatakan bahwa virus korona baru yang tak kasatmata ini tak hanya membawa petaka, tetapi juga mengajarkan kita kesetimbangan hidup.
Mengutip seorang pakar nutrisi, Tan Shot Yen, virus korona baru yang tak kasatmata ini tak hanya membawa petaka, tetapi juga mengajarkan kita kesetimbangan hidup. Virus ini jadi disrupsi demi kesetimbangan baru tatanan global.
Lihat bagaimana peta konstelasi kawasan penuh konflik Timur Tengah kini berubah karena Covid-19. Negara yang selama ini saling berebut pengaruh di kawasan itu, Arab Saudi, Iran, dan Turki, sekarang ”akur”. Mereka kini lebih fokus menghadapi musuh bersama, Covid-19.
Lalu kita, di mana pun berada, apa pun pekerjaan kita, juga bisa berperan untuk menyelamatkan masa depan. Caranya dengan menjaga jarak fisik, tinggal di rumah untuk sementara, agar bencana kesehatan ini cepat teratasi.