Waspadai Penularan Covid-19 di Tempat Wisata Saat Libur Panjang
›
Waspadai Penularan Covid-19 di...
Iklan
Waspadai Penularan Covid-19 di Tempat Wisata Saat Libur Panjang
Sejumlah obyek wisata di Kabupaten Sidoarjo mulai banyak dikunjungi wisatawan lokal. Kunjungan wisatawan diprediksi meningkat saat libur panjang akhir pekan mendatang. Warga diimbau tetap waspada ancaman Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai banyak dikunjungi wisatawan lokal akhir pekan ini. Kunjungan wisatawan diperkirakan terus meningkat saat libur panjang di akhir bulan. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap sebaran Covid-19 karena potensi ancaman masih tinggi.
Pantauan Kompas, Minggu (25/10/2020), mayoritas warga berwisata di kolam pemancingan. Destinasi wisata ini banyak menjamur di Desa Kalanganyar dan Gisik Cemandi, Kecamatan Sedati, serta Desa Kedungpeluk dan Kalipecabean, Kecamatan Candi. Para pengunjung itu mengisi libur akhir pekan dengan berwisata memancing atau wisata kuliner menikmati aneka olahan ikan bersama keluarga.
”Sejak pandemi Covid-19, kami sekeluarga baru kali ini berwisata. Kejenuhan membuat sedikit nekat. Kolam pancing dipilih karena lokasinya dekat dan tempatnya terbuka sehingga harapannya aman dari penularan penyakit,” ujar Fitriana (36), warga Desa Punggul, Kecamatan Buduran.
Fitriana berwisata bersama suami, dua anaknya, dan anggota keluarga lainnya. Dia berencana mengulang kembali wisata ke kolam pancing untuk mengisi libur panjang akhir bulan nanti. Karyawan swasta itu mengaku belum berencana berwisata ke luar kota karena pandemi belum reda.
Sehari sebelumnya, Sabtu (24/10/2020), wisata edukasi berkuda dan arena panahan di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, juga ramai didatangi warga. Wisata yang diinisiasi oleh Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (Apedi) ini menawarkan sensasi menunggang kuda, memanah, berperahu di sungai, dan menanam padi.
Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono mengatakan, menggeliatnya sektor pariwisata diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi makro di daerahnya yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pariwisata memiliki dampak besar untuk mendorong ekonomi masyarakat lokal, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Destinasi wisata yang berada di dekat kolam penampungan semburan lumpur Lapindo itu diresmikan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (24/10/2020). Dalam kesempatan itu, masih banyak pengunjung yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dengan benar dan berkerumun tanpa mengindahkan jarak aman sebaran Covid-19.
Dalam kesempatan itu Khofifah berpesan agar warga tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 menghadapi datangnya libur panjang. Meski Jatim saat ini berada di zona oranye, ancaman penularan masih tinggi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berpesan agar warga tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 menghadapi datangnya libur panjang.
Khofifah meminta masyarakat memperhatikan hal-hal yang berisiko tinggi, misalnya mengajak lanjut usia dan anak-anak ke tempat wisata. Anak-anak dan lansia merupakan kelompok rentan terpapar virus korona galur baru penyebab Covid-19 karena daya tahan tubuh mereka yang lemah.
Selain lansia, warga dengan penyakit bawaan seperti jantung dan diabetes juga diimbau menahan diri pergi berwisata, terutama ke tempat ramai. Mereka diminta tetap berdiam di rumah karena risiko penularan Covid-19 bisa terjadi di berbagai lokasi.
Sementara itu, kepada pengelola tempat wisata, Khofifah berpesan agar menjaga penerapan protokol kesehatan dengan ketat. Selain menyediakan sarana penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, pengelola juga diminta mengawasi pengunjung agar tidak berkerumun atau bergerombol di satu tempat.
”Pastikan jumlah pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas yang dulu dibuka untuk wisata. Jangan sampai ada kerumunan pengunjung, pastikan mereka aman dan nyaman,” kata Khofifah.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19, penambahan kasus baru masih terus terjadi di Jatim. Sebagai gambaran, terdapat penambahan kasus baru sebanyak 289 kasus pada Sabtu (24/10/2020) sehingga secara kumulatif menjadi 50.653 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.341 orang dirawat atau tinggal 4,62 persen dari kumulatif kasus.
Dari 289 kasus baru itu, penambahan terbanyak terjadi di Surabaya, yaitu 49 kasus, diikuti Banyuwangi 28 kasus, Sumenep 23 kasus, dan Sidoarjo 19 kasus. Meski ada penambahan kasus baru, angka pasien sembuh juga tinggi, yakni bertambah 306 kasus, dan pasien meninggal jumlahnya rendah, yakni 16 kasus.
Dari 38 kabupaten dan kota di Jatim, ada 19 daerah yang masuk zona oranye peta epidemi dan 19 daerah lainnya masuk zona kuning. Kabupaten dan kota yang berada di zona kuning memiliki risiko sebaran Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan daerah di zona merah.
Dengan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 secara kumulatif sebanyak 50.653 kasus, Provinsi Jatim menduduki peringkat ke-11 secara nasional. Meski demikian, upaya mengendalikan laju sebaran penyakit terus digiatkan. Selain menggencarkan operasi yustisi untuk menindak pelanggar protokol kesehatan, upaya pengetesan dan penelusuran kontak erat pasien terkonfirmasi juga terus ditingkatkan.
Data Satgas Covid-19 Jatim menyebutkan, uji cepat di Jatim menyasar 1.027.122 orang. Artinya, satu dari 40 juta penduduk di Jatim telah dites cepat. Sementara itu uji usap Covid-19 telah menyasar 459.681 orang. Artinya, satu dari 88 penduduk di Jatim telah dites dengan metode uji usap.
Jumlah mesin uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) sebanyak 76 unit dan mesin uji usap dengan metode TCM sebanyak 28 unit. Kapasitas pengetesan mencapai 4.000 hingga 6.000 sampel per hari.