Kebakaran di Pasar Minggu, 21 Rumah Hangus dan Satu Orang Luka Bakar
Kebakaran terjadi di Gang Baya, Jalan Rajawali, Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Sabtu (8/6/2019) dini hari. Akibatnya, 21 rumah dan sebuah lapak penampungan barang rongsokan dan sampah plastik hangus terbakar. Selain itu, satu orang luka bakar dan satu lainnya pingsan.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA SELATAN, KOMPAS — Kebakaran terjadi di Gang Baya, Jalan Rajawali, Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Sabtu (8/6/2019) dini hari. Akibatnya, 21 rumah dan sebuah lapak penampungan barang rongsokan dan sampah plastik hangus terbakar. Selain itu, satu orang luka bakar dan satu lainnya pingsan.
Agus (37), salah satu penjaga lapak, mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 00.10 WIB. Saat itu dia sedang tidur lalu tiba-tiba orang-orang dari pasar berteriak membangunkannya.
”Saat bangun, saya lihat api sudah besar,” ujar Agus saat ditemui Sabtu siang.
Ia menceritakan, kebakaran terjadi di daerah permukiman padat penduduk. Rumah-rumah kontrakan, bangunan semipermanen, dan lapak penampungan sampah plastik dan rongsokan berdempetan sehingga saat kebakaran terjadi, dengan cepat api menjalar dan membesar.
Saat kebakaran, mayoritas penghuni rumah tidak ada di rumah karena sedang mudik untuk merayakan Lebaran.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Sugeng mengatakan, kebakaran menghanguskan 14 rumah kontrakan dan tujuh rumah.
Selain itu, ada satu warga luka ringan, yakni Suratman (40), dan satu orang pingsan, yakni Sumartini (50). Keduanya kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.
Untuk memadamkan api, Sugeng melanjutkan, 20 kendaraan pemadam kebakaran dengan total personel 100 orang dikerahkan.
Tidak mudah bagi personel pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Sebab, akses jalan ke lokasi kebakaran sempit sehingga tidak memungkinkan mobil pemadam masuk. Dengan demikian, petugas harus menarik selang air hingga puluhan meter untuk bisa memadamkan api.
Selain itu, lokasi tempat kebakaran penuh dengan barang-barang mudah terbakar, seperti plastik dan rongsokan. ”Makanya api baru berhasil dipadamkan lima jam kemudian,” ujar Sugeng.
Dari hasil penyelidikan sementara, kebakaran diduga karena hubungan pendek arus listrik.
Menurut Sugeng, setiap kali libur Lebaran ada kecenderungan kebakaran lebih sering terjadi. Sebab, banyak bangunan ditinggal pemiliknya untuk pulang ke kampung halaman atau berlibur.
”Hal ini membuat bangunan kosong tanpa pengawasan,” ujar Sugeng.
Oleh karena itu, warga diminta mengantisipasi hal-hal yang dapat memicu kebakaran. Sebagai contoh, selalu mencabut stop kontak dan mematikan peralatan elektronik serta kompor sebelum meninggalkan rumah.