”Skybridge” sepanjang total 145 meter akan menjadi pintu masuk sisi barat Stasiun MRT ASEAN serta menjadi titik interkoneksi dengan bus Transjakarta Koridor 13.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memastikan pekerjaan pembangunan skybridge atau jembatan layang yang menghubungkan Stasiun MRT ASEAN dengan halte Transjakarta di simpang CSW tuntas Maret mendatang. Skybridge ini dibangun untuk mempermudah pergerakan penumpang dari stasiun MRT ke halte Transjakarta dan sebaliknya.
M Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Sabtu (1/2/2020), menjelaskan, pembangunan skybridge itu merupakan bagian dari pembangunan integrasi antara Stasiun ASEAN dan Halte Transjakarta CSW.
Halte CSW merupakan satu dari 15 halte yang ada di Koridor 13 Transjakarta. Koridor 13 merupakan koridor khusus Transjakarta berbentuk layang sepanjang 9,4 kilometer yang menghubungkan Ciledug di Kota Tangerang hingga Tendean di Jakarta Selatan.
Karena berbentuk layang, ada sejumlah halte yang terletak sangat tinggi, setara bangunan dengan enam lantai. Salah satunya adalah CSW. Hal itu membuat pihak Transjakarta belum mengoperasikan halte itu meski Koridor 13 sudah resmi dipergunakan sejak 16 Agustus 2017 dengan alasan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.
Pengoperasiannya menunggu adanya fasilitas pendukung berupa lift dan eskalator. Hal itu memunculkan ide integrasi dengan stasiun MRT yang melintas melintang di bawah Koridor 13, hingga akhirnya muncul sayembara desain rancangan kawasan CSW.
Pencanangan pembangunan integrasi itu dilakukan Rabu, 22 Januari 2020. Namun, pihak MRT Jakarta sudah memulai sejak Oktober 2019, yaitu dengan memulai pekerjaan identifikasi dan relokasi utilitas khusus untuk pembangunan skybridge. Pembangunan cakra atau lingkaran CSW yang menghubungkan skybridge dengan halte CSW, sesuai rancangan hasil sayembara, menjadi kewenangan PT Transjakarta.
Skybridge itu, ujar Kamaluddin, akan menjadi pintu masuk sisi barat Stasiun MRT ASEAN serta menjadi titik interkoneksi dengan Transjakarta Koridor 13. ”Panjang total skybridge ini 145 meter,” ucapnya.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, dalam acara forum jurnalis, Kamis (30/1/2020), menjelaskan, sampai dengan 22 Januari 2020, konstruksi jembatan layang ini sudah 66 persen. Nantinya jembatan layang akan dilengkapi dengan eskalator dan elevator.
”Kami merencanakan skybridge ini selesai Maret 2020,” papar Silvia. Adapun untuk cakra dan keseluruhan integrasi akan selesai pada Agustus 2020.
Kamaluddin menambahkan, meski interkoneksi antarmoda terwujud, sistem tiket dan tarif belum terkoneksi. Penumpang masih harus membayar terpisah tarif setiap moda. Adapun integrasi sistem tiket masih dalam penjajakan.
Silvia melanjutkan, saat skybridge tuntas pada Maret, itu akan bersamaan dengan dimulainya konstruksi fase 2 dan selesainya studi kelayakan dari fase 2B, yaitu koridor perpanjangan fase 2A. Fase 2B ini muncul setelah pada studi sebelumnya direncanakan fase 2 yang dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia akan berakhir di Stasiun Kampung Bandan.
Namun, ternyata tanah milik PT KAI itu tidak bisa digunakan lantaran masih bersengketa. Akhirnya, PT MRT Jakarta mendapat alternatif, rute dibelokkan ke Ancol Barat.
”Izin prinsip yang kami terima dari Pak Gubernur (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan), rute fase 2B akan berawal dari Kota, mengarah ke Mangga Dua, Gunung Sahari, lalu ke Ancol. Total perpanjangan ini sejauh 5,2 kilometer dari Kota ke Ancol Barat,” ujar Silvia.
Untuk fase 2B ini sedang dalam tahapan uji kelayakan. Nantinya diharapkan dari studi ini akan muncul rekomendasi apakah stasiun dan jalur berbentuk bawah tanah semua atau sebagian bawah tanah dan sebagian layang. Selain itu, juga akan memunculkan estimasi biaya yang diperlukan.