Aksi pembegalan kian menyasar pesepeda di tengah pandemi Covid-19. Merespons situasi tersebut, polisi memetakan daerah rawan dan meningkatkan pengamanan yang telah ada.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maraknya tren bersepeda di Jakarta belakangan menjadi sasaran aksi begal. Kondisi tersebut meresahkan pesepeda yang sedang giat-giatnya gowes dengan rute jarak jauh di sekitar kota.
Sejumlah kasus pembegalan yang menyasar pesepeda terus mencuat sepanjang Oktober 2020 ini. Kejadian begal terakhir menimpa selebritas Anjasmara saat gowes di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, tidak jauh dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta Selatan, Senin (19/10/2020).
Sementara, beberapa hari sebelumnya terjadi beberapa kasus pembegalan sepeda di wilayah Jakarta Pusat. Kepolisian Sektor (Polsek) Menteng mendapat laporan dari warga soal aksi begal pada 13 Oktober di Taman Menteng dan 15 Oktober di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat.
”Ada sejumlah kasus pembegalan yang menyasar pesepeda di beberapa daerah. Polisi sudah mendalami dan membuat satuan tugas khusus untuk mengawasi daerah yang dinilai rawan,” jelas Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, saat dihubungi, Jumat (23/10/2020).
Yusri menerangkan, rentetan kasus begal sepeda cukup sering terjadi sejak pandemi Covid-19. Selain tiga kasus pembegalan selama dua pekan ini, polisi juga mendalami kasus pembegalan yang beredar lewat media sosial. Salah satu kasus berasal dari laporan warga yang dipepet pengendara sepeda motor saat melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Dalam video yang viral lewat akun media sosial Instagram @crazyrichsurabayans, 10 Oktober, korban pembegalan bernama Galih mengaku ditodong pisau oleh pengendara motor. ”Gue tiba-tiba dipepet dan dirangkul oleh pengendara motor itu, dia bilang, ’diam atau gue tusuk’. Setelah itu dia ambil handphone gue,” tuturnya dalam video tersebut.
Pada Juni lalu, seorang pesepeda juga mengalami pembegalan di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Kondisi yang relatif ramai karena lingkungan jalan protokol tidak membuat para pelaku kejahatan sungkan beraksi.
Dalam unggahan di media sosial Instagram, selebritas Anjasmara juga mengalami modus pembegalan yang hampir sama. Dia dipepet seorang pengendara motor dari sebelah kanan yang tampak mengincar ponsel di sakunya. ”Pas menyambar ponsel itu, gue coba pukul aja meski akhirnya badan melintir dan jatuh,” jelasnya.
Akibat kejadian itu, Anjasmara hingga Kamis (22/10/2020) masih menggunakan alat penopang di leher karena ada posisi tulang yang bergeser. Di Instagram, dia menyatakan dalam kondisi baik-baik saja.
Kepala Polsek Menteng Ajun Komisaris Besar Guntur Muhammad Thoriq mengatakan, dari sejumlah kasus yang ditelusuri, sebagian begal berasal dari orang-orang luar wilayah Jakarta. Di Menteng, polisi menangkap dua begal berinisial AR (23) dan BG (21) yang beraksi pada 13 Oktober.
”Para begal ini sebenarnya menyasar siapa saja. Namun, kebetulan target yang dilihat mudah saat itu adalah pesepeda. Info awal, beberapa pelaku yang masih buron juga adalah residivis. Mereka rata-rata umurnya masih 20-an,” jelas Guntur saat dihubungi, Jumat sore.
Sejumlah pesepeda turut gelisah dengan situasi begal beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut membuat Bimo (25), warga Jakarta Selatan, lebih hati-hati saat melintasi jalur sepeda di sekitar Jalan Jenderal Sudirman. Dia juga lebih berhati-hati mengeluarkan ponsel saat bersepeda. ”Saya sekarang kalau mau keluarin ponsel, harus minggir dulu agak jauh ke trotoar supaya enggak gampang kena pembegalan. Bawaannya juga jadi curiga dengan sepeda motor yang jalannya memepet ke jalur sepeda,” ucapnya.
Ketua komunitas Bike to Work Indonesia Poetoet Soedarjanto menilai, aksi begal yang mengincar pesepeda menjadi tanda bahwa jalur sepeda belum aman. Situasi ini membutuhkan pengamanan lebih. Kebutuhan jalur terproteksi bagi pesepeda di kota juga makin mendesak. ”Intinya, semua warga ingin merasakan keamanan yang sama saat berada di jalan. Saya pikir para pesepeda pun mengharapkan seperti itu. Alangkah lebih baik kalau ada pengamanan lebih di jalur sepeda,” jelasnya.
Selain berharap pengamanan, Poetoet menyarankan agar pesepeda lebih hati-hati saat mengeluarkan barang berharga di jalan. Belajar dari sejumlah kasus yang terjadi, para begal mengincar barang-barang berharga pesepeda.
Peningkatan keamanan
Terkait itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, peningkatan keamanan sudah berlangsung di beberapa lokasi rawan. Sejumlah aparat bahkan melakukan penyelidikan dengan menyamar sebagai pesepeda di jalan.
Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan menjadi lokasi yang lebih diawasi. ”Pengawasan lebih intensif di daerah sana atas sejumlah laporan kasus. Namun, tidak menutup kemungkinan penyelidikan meluas ke lokasi lain,” kata Yusri.