Bus dengan Rem Bermasalah Dilarang Masuk Terminal Leuwipanjang
Pemeriksaan kelaikan bus yang beroperasi di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Jawa Barat jelang mudik Lebaran 2019 diperketat. Bahkan, bus-bus dengan masalah pada bagian rem, tidak diperbolehkan masuk terminal sampai kerusakannya diperbaiki.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pemeriksaan kelaikan bus yang beroperasi di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Jawa Barat jelang mudik Lebaran 2019 diperketat. Bahkan, bus-bus dengan masalah pada bagian rem, tidak diperbolehkan masuk terminal sampai kerusakannya diperbaiki.
Kepala Terminal Leuwipanjang Posma Simanjoran, Rabu (8/5/2019) di Bandung menjelaskan, petugas akan melaksanakan uji kelaikan kendaraan (ramp check) selama H-7 hingga H+7 lebaran. Di luar jadwal tersebut, petugas terminal melakukan pemeriksaan acak agar pengemudi dan operator selalu menyiapkan kendaraan prima.
Menurut Posma, petugas terminal telah melaksanakan dua kali ramp check di hari pertama dan kedua Ramadan. Terakhir, Selasa (5/7), dari 20 kendaraan yang diperiksa, empat di antaranya dipulangkan karena tidak memenuhi persyaratan. Keempat kendaraan ini, ujar Posma dipulangkan karena permasalahan rem tangan, baut roda, dan lampu penunjuk arah.
Kesalahan yang paling fatal adalah masalah ban dan pengereman. Kalau rem bermasalah, kami tidak akan izinkan bus tersebut masuk ke terminal sampai berhasil diperbaiki
“Kesalahan yang paling fatal adalah masalah ban dan pengereman. Kalau rem bermasalah, kami tidak akan izinkan bus tersebut masuk ke terminal sampai berhasil diperbaiki,” ujarnya.
Menurut Posma, jumlah armada bus di terminal diprediksi tidak naik signifikan, sekitar 600 unit. Selain itu, seluruh rute armada dari terminal ini mengarah ke barat sehingga tidak ramai digunakan mudik.
“Terminal ini lebih mempersiapkan kedatangan saat arus mudik, karena Bandung menjadi salah satu tujuan mudik dari arah Barat. Menurut arahan dinas, kami akan memperketat keamanan dan pengawasan moda transportasi selama arus mudik berlangsung,” tuturnya.
Antisipasi calo
Dari segi keamanan, Posma berujar, tidak ada calo yang berkeliaran di terminal. Dia memastikan hal itu dengan mekanisme pembayaran tiket yang biasanya dilakukan di dalam bus. Jadi, penumpang membayar uang tiket langsung kepada petugas armada di perjalanan. Untuk menekan angka kejahatan, pihak terminal bekerjasama dengan kepolisian melakukan penjagaan di kawasan terminal.
Dari segi fasilitas, Posma mengaku tidak bisa berbuat banyak. Dia berujar, keputusan memindahkan otoritas dari daerah ke pusat menjadikan anggaran untuk penyediaan fasilitas tidak tersedia di tahun ini.
“Sekarang kami memaksimalkan apa yang tersedia. Seperti kursi di ruang tunggu yang hanya ada 9 kursi, padahal bisa diisi hingga 15 kursi. Selain itu, untuk pencahayaan umumnya sudah diganti, jadi tidak masalah,” tutur Posma.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, Terminal Leuwipanjang adalah terminal tipe A yang akan dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Peralihan ini dilakukan sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dia berharap, pengelolaan dari pusat bisa memaksimalkan pelayanan terhadap para penumpang.
“Tahun depan Terminal Leuwi Panjang akan kita bangun sehingga terminal ini jadi representasi terminal yang ditiru daerah lain. Selain itu, pembangunan dilakukan agar masyarakat yang datang ke terminal ini menjadi lebih nyaman,” tutur Budi.