Kementerian ESDM Bangun Politeknik Migas dan Pertambangan di Prabumulih
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membuka Politeknik Energi dan Pertambangan Akamigas Prabumulih di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Lembaga pendidikan vokasi ini mulai dioperasikan 2020 mendatang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membuka Politeknik Energi dan Pertambangan Akamigas Prabumulih di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Rencananya, lembaga pendidikan vokasi ini mulai dioperasikan 2020 mendatang. Dalam lima tahun ke depan, Kementerian ESDM akan membangun 15 politeknik energi dan migas di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja saat menghadiri forum diskusi grup (FGD) Pendidikan Vokasi Sektor ESDM di Palembang, Selasa, (10/9/2019). Politeknik Energi dan Pertambangan Akamigas Prabumulih merupakan politeknik kedua yang dibangun Kementerian ESDM setelah Politeknik Energi dan Mineral (PEM) di Cepu, Jawa Tengah pada 1966.
Wiratmaja mengungkapkan, Sumsel dipilih menjadi tempat pembangunan politeknik karena memiliki kekayaan sumber daya energi dan migas yang besar, mulai dari minyak dan gas, batubara, minyak nabati, hingga biomassa. “Bahkan, cadangan batubara di Sumsel merupakan yang terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Wiratmaja mengatakan, pembangunan politeknik ini bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dalam dan luar negeri. Hingga kini, ada sekitar 356.000 tenaga kerja di sektor energi dan migas. Jika dalam satu tahun ada sekitar 5 persen yang pensiun, kebutuhan tenaga kerja sekitar 17.800 orang per tahun. “Ini menunjukan peluang di sektor pertambangan dan migas, cukup besar,” kata dia.
Apalagi sejumlah proyek strategis terus dikembangkan. Hingga saat ini, lanjut Wiratmaja, terdapat 33 proyek minyak dan gas yang dikembangkan di Indonesia dengan nilai hingga 43,8 miliar dolar AS. Belum lagi, tercatat 44 industri migas dan 133 izin usaha pertambangan di Sumsel.
Kurikulum di politeknik ini akan disesuaikan dengan kondisi sumber daya di setiap daerah. Untuk di Sumsel, pada tahun pertama akan dibuka dua program studi untuk jurusan migas dan satu program studi jurusan pertambangan. “Tahun depan, jurusan akan dikembangkan,” kata Wiratmaja.
Oleh karena politeknik ini mengusung pendidikan vokasi, maka akan lebih banyak praktik ketimbang pembelajaran teori di kelas. Bahkan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Australia dan negara-negara di Timur Tengah untuk membuka kesempatan magang di sana.
Politeknik ini juga mengusung multi entry dan multi exit di mana pihak politeknik akan memberikan sertifikat bagi mahasiswa yang belajar dari D1 hingga D4 (sarjana terapan). “Apabila ada mahasiswa yang sudah diterima kerja dalam satu tahun pendidikan, kami akan mengeluarkan sertifikat,” ungkapnya.
Wiratmaja menerangkan, nantinya Politeknik Energi dan Pertambangan Akamigas Prabumulih akan dibangun di atas lahan seluas 17,5 hektar dan akan mulai dibangun pada Januari atau Maret 2020. Pembangunan politeknik di tahap awal akan menelan biaya hingga Rp 100 miliar.
Nantinya, pembangunan akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. “Diperkirakan, politeknik baru akan rampung dalam jangka waktu tiga tahun,” ungkapnya.
Politeknik Migas dan Pertambangan Prabumulih diperkirakan bisa menampung 1.500 mahasiswa. Untuk tahun pertama, politeknik ini akan menerima 120 mahasiswa.
Selain di Prabumulih, ujar Wiratmaja, politeknik serupa juga akan dibangun di beberapa daerah yang memiliki kekayaan tambang dan energi seperti di Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi tenggara, Papua, Bali dan beberapa daerah lain. “Bahkan di tahun 2020, selain Prabumulih, kami juga akan membuka Politeknik Energi dan Mineral untuk jurusan kelistrikan dan energi terbarukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya mengatakan, pembukaan politeknik bertujuan meningkatkan sumber daya masyarakat. “Prabumulih banyak memiliki kekayaan energi dan migas, namun yang mengelola berasal dari luar Prabumulih. Dengan politeknik ini, warga diharapkan dapat berperan untuk mengelola kekayaan daerahnya,” katanya.
Dengan politeknik ini, warga diharapkan dapat berperan untuk mengelola kekayaan daerahnya.
Nantinya, pemerintah Kota Prambumulih akan memberikan beasiswa pada 25 siswa dia akan dibiayai sampai menyelesaikan pendidikannya. “Namun, mereka harus benar-benar serius belajar, jika dalam satu tahun IPK kurang dari 3, maka beasiswa akan dihentikan,” ungkapnya.
Ridho berharap politeknik ini dapat dimanfaatkan para pelajar dari Sumatera Selatan. Untuk itu, dia mengajak semua kepala daerah mengirimkan wakilnya di politeknik ini. "Kami juga berharap ada perwakilan dari daerah di luar Sumsel," terangnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru berharap politeknik ini makin memperbanyak tenaga ahli sektor migas dari Sumsel. Dia menyayangkan jumlah tenaga kerja di sektor migas dan pertambangan dari Sumsel menurun setiap tahun terus menurun. ”Dengan ini diharapkan banyak warga Sumsel yang menjadi tenaga kerja di sektor migas dan pertambangan,” katanya.
Dengan begitu, angka kemiskinan diharapkan dapat ditekan. Herman menerangkan, saat ini angka kemiskinan di Sumsel sekitar 13 persen. Padahal, Sumsel merupakan daerah terkaya nomor lima di Indonesia karena memiliki kekayaan di bidang perkebunan, pertambangan, dan pertanian.