Pelibatan warga dalam membangun pariwisata di Danau Toba terus didorong. Hal ini selaras dengan visi UNESCO Global Geopark yang telah menerima dokumen Geopark Kaldera Toba yang diajukan pemerintah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pelibatan warga dalam membangun pariwisata di Danau Toba terus didorong. Hal ini selaras dengan visi UNESCO Global Geopark yang telah menerima dokumen Geopark atau Taman Bumi Kaldera Toba yang telah diajukan pemerintah.
"Tidak bisa lagi masyarakat hanya dilibatkan sebagai tukang parkir atau tenaga kebersihan dalam setiap acara pariwisata. Pembangunan kawasan pariwisata berbasis taman bumi adalah pembangunan masyarakatnya,” kata Ketua Rumah Karya Indonesia (RKI) Marojahan Manalu dalam peluncuran kalender kegiatan RKI 2020, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (7/2/2020) malam. RKI didirikan pada 2014 dan telah melaksanakan kegiatan bersama masyarakat di kawasan Danau Toba sejak 2015.
Apalagi, lanjut Marojahan, Taman Bumi Kaldera Toba akan resmi diterima menjadi anggota UNESCO Global Geopark pada April mendatang. Dengan demikian, pembangunan kawasan harus tetap mengedepankan pemberdayaan masyarakat, bukan pembangunan berbasis modal yang saat ini gencar dilakukan pemerintah.
Marojahan mengatakan, pelibatan masyarakat menjadi napas setiap program yang diselenggarakan oleh RKI. Masyarakat, misalnya, ikut dalam merancang konsep acara, menyediakan rumah sewa (homestay), tenda, ikut dalam kepanitiaan, dan persiapan lain. Pihaknya mengajak masyarakat untuk mengambil peran lebih banyak dalam setiap program.
Pembangunan kawasan harus tetap mengedepankan pemberdayaan masyarakat, bukan pembangunan berbasis modal yang saat ini gencar dilakukan pemerintah.
Oleh karena itu, RKI mengajak generasi milenial terlibat membangun kawasan Danau Toba dengan konsep taman bumi atau geopark. Konsep ini mengedepankan pelibatan masyarakat, kebudayaan, dan konservasi dalam pembangunan kawasan pariwisata Danau Toba.
”Program kami sejalan dengan konsep pembangunan berbasis taman bumi. Konsep pembangunan ini juga sangat tepat di tengah tekanan lingkungan hidup yang terjadi di Danau Toba saat ini,” katanya.
Pembangunan tersebut mengedepankan pemberdayaan masyarakat, konservasi, dan edukasi. Pembangunannya memadukan unsur geologi, kebudayaan, dan keanekaragaman hayati.
Peluncuran program itu dihadiri anak-anak muda di D’Caldera Coffee. Grup musik etnik Hitado yang beranggotakan anak-anak milenial tampil dengan berbagai alat musik tradisional Batak, seperti sulim, gondang, dan hasapi.
Sejumlah program yang akan dilaksanakan RKI pada 2020 adalah Geobike Kaldera Toba (Simalungun dan Samosir, 19-21 Juni), Horja Geopark Kaldera Toba (Samosir, 17-18 Oktober), Dokan International Arts Festival (Karo, 25-26 Juli), dan 1.000 Tenda Kaldera Toba Festival (Toba Samosir, 26-28 Juni).
Program lain adalah Lake Toba Film Festival 4.0 (Samosir, 14-17 Agustus), Jong Batak’s Arts Festival (Medan, 28-31 Oktober), Tao Silalahi Arts Festival (Dairi, 25-27 September), dan Medan Creative Hub (Medan, 10 kegiatan).
Paskah Mikhael, wisatawan dari Medan, mengatakan, program RKI sangat ditunggu karena memberikan pengalaman yang menyenangkan saat berkunjung ke Danau Toba. ”Saya menunggu program 1.000 Tenda Kaldera Toba. Selain mendapat pengalaman kamping di tepi Danau Toba, bisa juga mendapat edukasi tentang Taman Bumi Kaldera Toba,” ujarnya.
Martinus Sembiring, Kepala Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, mengatakan, sebagai desa wisata, pembangunan pariwisata di kawasannya dilakukan oleh masyarakat. Desa mereka dikunjungi wisatawan domestik dan asing untuk melihat rumah adat Karo dan kebudayaannya yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. ”Kami juga akan ikut mempersiapkan Dokan International Arts Festival tahun ini,” ucapnya.
Kepala Bidang Bina Seni Budaya dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Rismaria Hutabarat mengatakan, generasi milenial menjadi salah satu target pemasaran pariwisata. Generasi milenial dinilai sangat potensial karena mereka lebih memilih membeli pengalaman berwisata daripada belanja barang-barang.