Wabah virus korona tipe baru yang berdampak pada sektor pariwisata turut berimbas pada turunnya konsumsi avtur di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Wabah virus korona tipe baru atau Covid-19 yang berdampak pada sektor pariwisata turut berimbas pada turunnya konsumsi avtur di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. PT Pertamina sebagai satu-satunya pemasok avtur di Manado menyatakan siap menambah pasokan saat penerbangan kembali dibuka.
Dalam kunjungan ke Manado, Jumat (14/2/2020), Communication and CSR Manager Marketing Operation Region (MOR) VII PT Pertamina Hatim Ilwan mengatakan, konsumsi avtur di Bandara Sam Ratulangi menurun sekitar 27,5 persen. Penurunan ini terasa sejak awal Februari menyusul penutupan penerbangan langsung dari Manado ke delapan kota di China.
”Dalam sehari, kami biasanya menyalurkan 138 kiloliter avtur untuk lebih kurang 35 pesawat. Sekarang menurun hanya 100 kiloliter sehari karena jumlah pesawat hanya sekitar 30 unit,” kata Hatim.
Penghentian penerbangan dari Manado ke China berarti hilangnya pasar bagi 93 persen avtur di DPPU Sam Ratulangi untuk penerbangan internasional.
Meski ada delapan kota di China yang terhubung ke Manado, Depo Pengisian Pesawat Umum (DPPU) Sam Ratulangi Pertamina hanya mengisi avtur untuk pesawat Lion Air ke tiga kota, yaitu Guangzhou, Tianjin, dan Shanghai. Kini, konsumen untuk penerbangan internasional hanya Garuda Indonesia (Manado-Davao) dan Silk Air (Manado-Singapura).
Penghentian penerbangan dari Manado ke China berarti hilangnya pasar bagi 93 persen avtur di DPPU Sam Ratulangi untuk penerbangan internasional, yang didominasi Lion Air. Adapun Silk Air dan Garuda Indonesia menyumbang 7 persen permintaan sisanya.
Meski demikian, Hatim mengatakan tidak akan ada penurunan lebih lanjut dalam penyaluran avtur sebab Manado memiliki posisi yang strategis sebagai titik penghubung ke berbagai pulau di Nusantara. Saat ini, ada penerbangan langsung ke 13 destinasi domestik, seperti Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Luwuk, Gorontalo, Tahuna, dan Ternate.
”Kami tetap supply untuk penerbangan domestik. Kami jamin pasokan tetap aman,” kata Hatim.
Supervisor Maintenance DPPU Sam Ratulangi Pertamina Nugroho Adi Prasetio mengatakan, DPPU Sam Ratulangi dapat menyimpan 1.300 kiloliter. Pasokan terbagi ke dalam 4 tangki semi-buried 50 kiloliter, 1 tangki semi-buried 100 kiloliter, dan 2 tangki vertikal 500 kiloliter.
Sebelum pasokan di sini habis, kami pasti sudah isi ulang.
”Dari segi stok, kami sangat aman, cukup untuk 13 hari. Ada juga cadangan 2.000 kiloliter avtur di TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Bitung. Sebelum pasokan di sini habis, kami pasti sudah isi ulang,” katanya.
Dalam penerbangan domestik, Lion Group yang terdiri dari Lion Air, Batik Air, dan Wings Air, masih mendominasi konsumsi avtur yang disediakan DPPU Sam Ratulangi, yaitu sekitar 60 persen. Adapun 40 persen sisanya diserap Garuda Indonesia, Citilink, dan Sriwijaya Air.
”Pesawat Boeing 737 biasanya mengisi 5-7 kiloliter, bergantung pada jarak destinasi mereka. Kalau pesawat tipe ATR 72 hanya 1-2 kiloliter. Kami menyediakan sesuai transaksi maskapai dengan Pertamina di pusat,” kata Nugroho.
Dongkrak pariwisata
Saat ini, harga avtur di Bandara Sam Ratulangi Rp 9.870 per liter, lebih tinggi dari harga di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Tangerang, yakni Rp 7.870 per liter. Namun, harga di Manado saat ini sudah lebih rendah dari kisaran Rp 10.000 per liter pada Oktober 2019.
Pada saat yang sama, pemerintah pusat mencetuskan ide pemangkasan biaya penerbangan domestik ke beberapa kota tujuan wisatawan China, seperti Manado, Denpasar, dan Batam. Corporate Communications Strategic Lion Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pemangkasan harga ini sudah berlaku.
Meski demikian, Danang belum dapat menyimpulkan kaitan biaya produksi penerbangan yang mungkin membengkak, termasuk karena harga avtur. Ia menegaskan, pihaknya terus konsisten meningkatkan minat bepergian wisatawan Nusantara.
Danang menambahkan, Lion Air sudah menjual tiket dari Cengkareng ke tiga destinasi itu dengan harga terendah. Rute Cengkareng-Manado sudah didiskon sampai dengan 50 persen, sedangkan harga tiket Cengkareng ke Denpasar ataupun Batam dipangkas sampai 60 persen.
Namun, Danang menekankan, diskon ini hanya berlaku untuk perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. ”Soalnya, salah satu hub terbesar yang menyediakan beragam pilihan koneksi penerbangan ada di sana,” katanya.
Saat ini, harga tiket penerbangan Lion Air dari Cengkareng ke Manado masih di kisaran Rp 1,66 juta. Meski demikian, harga ini tidak jauh berbeda dari harga tiket bulan lalu. Adi (26), warga Jakarta yang bekerja di Manado, mengatakan, harga tiket Batik Air Cengkareng-Manado sekitar Rp 1,6 juta.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Manado Lenda Pelealu mengatakan, pariwisata Manado terpukul karena penutupan penerbangan dari China. Diversifikasi pasar pun diperlukan, termasuk dari pasar domestik. ”Pengeluaran wisatawan Nusantara saat berlibur tidak kalah bagus,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut menunjukkan, jumlah wisman yang singgah di Manado mencapai 129.587 orang sepanjang 2019, meningkat dari 122.100 orang pada tahun sebelumnya. Jumlah ini didominasi wisatawan China dengan proporsi sekitar 89 persen.