Pemuda Harus Bisa Menangkap dan Menciptakan Peluang
Staf Khusus Presiden Putri Tanjung berbagi motivasi kepada ratusan anak muda di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menjadi wirausaha. Untuk jadi wirausaha, mereka dituntut mampu menangkap dan menciptakan peluang.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Staf Khusus Presiden Putri Tanjung berbagi motivasi kepada ratusan anak muda di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menjadi wirausaha. Menurut Putri, sebagai seorang wirausaha, mereka dituntut mampu menangkap dan menciptakan peluang serta bermental kuat.
Motivasi bagi kaum muda untuk menjadi wirausaha disampaikan Staf Khusus Presiden Putri Tanjung dalam diskusi ”Know Your Self” yang digagas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi, Jumat (21/2/2020). Putri dihadirkan sebagai salah satu contoh kaum muda yang berhasil menjadi wirausaha.
”Pengusaha ialah orang yang bisa menangkap peluang dan menciptakan peluang. Saya mulai berwirausaha saat umur 15 tahun. Saat itu, saya menjadi event organizer untuk ulang tahun teman saya. Keuntungan pertama saya Rp 15.000,” tuturnya.
Chief Business Officer Kreavi tersebut banyak menceritakan pengalamannya jatuh bangun dalam membangun sebuah perusahaan. Ia mengakui, menjadi seorang wirausaha bukan hal yang mudah.
Putri menganalogikan, menjadi wirausaha bagaikan pelari maraton atau jarak jauh, bukan sprinter atau pelari jarak dekat. ”Menjadi pengusaha membutuhkan perjuangan panjang yang tidak cepat selesai. Tantangannya sangat berat dan panjang. Pengusaha harus siap mental, siap susah, dan siap rugi,” tuturnya.
Anak pengusaha Chairul Tanjung tersebut juga berpesan agar para generasi milenial yang ingin menjadi pengusaha harus memegang tiga prinsip utama, yaitu kreativitas, inovasi, dan kolaborasi. Kreativitas membuat pengusaha mudah menangkap dan menemukan banyak peluang.
Sementara inovasi membuat pengusaha mengetahui masalah bisnisnya, lalu mencari ide, mengimplementasikan ide, dan mengembangkan usahanya. Adapun kolaborasi membuat pengusaha lebih mudah dalam mengembangkan dan menciptakan peluang bisnis.
”Negara kita bisa maju berkembang apabila banyak anak muda berkontribusi. Di dunia bisnis, kesempatan bagi anak muda sangat terbuka lebar. Sekarang tergantung kaum muda, apakah mereka melihat dan mau mengambil peluang tersebut,” ujarnya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Banyuwangi Ipuk Festiandani menyebut terdapat 290.000 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banyuwangi. Namun, ia mengaku anak muda yang terjun sebagai pelaku UMKM masih minim.
”Dunia wirausaha tidak hanya untuk orang dewasa. Justru saat masih muda, wirausaha harus dimulai. Anak-anak muda harus terbiasa menjadi orang tangguh,” tuturnya.
Ipuk mengatakan, salah satu peluang yang bisa dikembangkan kaum milenial yaitu dengan memulai usaha dari hal kecil yang khas di sekitarnya. Ia mencontohkan pemuda Banyuwangi yang berani membuat usaha udeng atau ikat kepala khas Banyuwangi. Hal yang khas tersebut menjadi peluang usaha karena jarang atau belum memiliki pesaing lain.
Ia berharap motivasi yang diberikan Putri Tanjung kepada ratusan generasi milenial di Banyuwangi dapat menumbuhkan semangat bagi para kaum muda untuk terjun ke dunia wirausaha. Dengan demikian, angka pengangguran terbuka di Banyuwangi dapat semakin ditekan.
Pada 2009 angka pengangguran terbuka di Banyuwangi mencapai 4,05 persen. Pada 2019, jumlah tersebut dapat ditekan hingga 3,67 persen.