Sersan Kepala Anumerta La Ongge dilepas oleh seluruh jajaran Komando Distrik Militer 1710/Mimika. Jenazah dibawa kembali ke kampung halamannya di Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3/2020).
Oleh
FABIO LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Seluruh jajaran Komando Distrik Militer 1710/Mimika melepas kepergian Sersan Kepala Anumerta La Ongge ke kampung halamannya di Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3/2020). La Ongge gugur dalam serangan kelompok kriminal bersenjata di Pos TNI Koramil Jila Senin kemarin.
Sebelum diberangkatkan, jenazah almarhum disemayamkan di Markas Kodim 1710/Mimika. Prosesi upacara pelepasan jenazah dipimpin langsung oleh Dandim 1710/Mimika Letkol (Inf) Pio Nainggolan.
Turut hadir dalam upacara pelepasan jenazah Serka Anumerta La Ongge, yakni Komandan Resor Militer 174/ATW, Brigadir Jenderal Agus Abdurrauf, beserta perwakilan Polres Mimika.
Setelah upacara, jenazah Serka Anumerta La Ongge ini pun dibawa ke Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika, Papua. Jenazah pun diterbangkan ke Baubau, Sulawesi Tenggara, dengan menggunakan pesawat Batik Air.
Pio mengatakan, bentuk pengabdian tertinggi seorang prajurit kepada negara adalah ketika ia merelakan jiwa dan raga demi melaksanakan tugas negara. ”Almarhum telah memberikan teladan bagi kita semua. Kami akan tetap melanjutkan perjuangan almarhum. Atas nama bangsa dan negara, kami menyerahkan kembali almarhum ke pangkuan Ibu Pertiwi,” kata Pio.
Almarhum telah memberikan teladan bagi kita semua. Kami akan tetap melanjutkan perjuangan almarhum.
Ia pun menyatakan telah menginstruksikan semua jajaran di wilayah Mimika agar bersiaga untuk mengantisipasi serangan berikutnya dari kelompok kriminal bersenjata.
Diketahui kelompok kriminal bersenjata menyerang pos TNI di Koramil Jila sekitar pukul 05.00 WIT. Saat itu korban terkena rekoset atau serpihan peluru ketika hendak mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat Subuh.
Korban terluka di pelipis dan telinga bagian kiri. La Ongge sempat dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika sekitar pukul 10.00. Namun, ia mengembuskan napas terakhir sejam kemudian.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menyatakan, pihaknya terlibat dalam aksi penyerangan di daerah Jila yang menewaskan satu anggota TNI AD.
”Kami akan terus menyerang aparat TNI dan Polri hingga mereka meninggalkan wilayah Mimika. Sebab, Mimika, khususnya di Tembagapura, menjadi lokasi tambang PT Freeport Indonesia,” kata Sebby.
Diketahui dari data Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih, sejak Januari hingga Senin ini sudah terjadi sembilan kasus penembakan yang melibatkan kelompok kriminal bersenjata di sejumlah kabupaten, yakni Nduga, Intan Jaya, Nabire, Mimika dan Keerom.
Dalam rentang tiga bulan, aksi kelompok tersebut menyebabkan 2 anggota Brimob, 2 anggota TNI AD, dan 5 warga sipil terluka. Sementara dua aparat keamanan dari satuan Brimob dan TNI AD serta satu warga meninggal akibat terkena tembakan. Sementara empat warga yang diklaim sebagai simpatisan kelompok kriminal bersenjata juga meninggal dalam kontak senjata dengan pihak TNI/Polri.