Karakteristik Tanah Perkuat Guncangan Gempa di Sukabumi
Ratusan rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 5,0 yang mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Selain karena berpusat di darat, kondisi geologi di sekitar lokasi gempa turut memperkuat guncangan gempa.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Ratusan rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 5 yang mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020) pukul 17.18. Selain karena berpusat di darat, kondisi geologi di sekitar lokasi gempa turut memperkuat guncangan gempa.
Kondisi geologi tersusun oleh aluvium dan endapan rombakan batuan gunung api muda berumur kuarter. Jenis batuan ini pada umumnya bersifat lepas, urai, dan mengamplifikasi guncangan gempa. Sukabumi sudah beberapa kali diguncang gempa darat. Beberapa di antaranya gempa M 5,5 pada 1982 serta gempa M 5,1 dan M 5,4 pada tahun 2000.
”Karakteristik tanah memperkuat guncangan gempa. Kualitas bangunan yang tidak standar tahan gempa turut menyebabkan banyaknya rumah yang rusak,” ujar peneliti bumi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Supartoyo, saat dihubungi dari Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020).
Sejumlah 202 rumah di Sukabumi rusak akibat gempa berkedalaman 10 kilometer itu. Rinciannya, 48 unit rusak berat, 91 unit rusak sedang, dan 63 unit rusak ringan. Pusat gempa berada di 23 kilometer arah timur laut Palabuanratu.
Kerusakan rumah tersebar di Kecamatan Kalapanunggal, Cidahu, dan Kecamatan Kabandungan. Menurut data Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, 173 warga mengungsi akibat gempa itu.
Menurut Supartoyo, gempa di darat dapat memicu guncangan lebih besar dibandingkan gempa di laut dengan kekuatan yang sama. Sukabumi mempunyai ancaman gempa yang berpusat di laut dan di darat.
Karakteristik tanah memperkuat guncangan gempa. Kualitas bangunan yang tidak standar tahan gempa turut menyebabkan banyaknya rumah yang rusak.
Hasil monitor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan adanya gempa pendahuluan (foreshock) dengan M 3,1 pada pukul 17.09 serta gempa susulan (aftershock) M 2,4 pukul 19.15.
Guncangan gempa dirasakan dalam skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kecamatan Cikidang, Ciambar, Cidahu, dan Kalapanunggal. Sementara di Citeko, gempa dirasakan dengan skala II-III MMI. Gempa juga dirasakan di Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Lebak (Banten), dan Jakarta.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar.
Supartoyo mengatakan, pusat gempa berjarak sekitar 13 kilometer dari Sesar Cimandiri. Menurut dia, aktivitas gempa tidak berkaitan langsung dengan sesar tersebut.
”Gempa ini menunjukkan adanya sumber patahan aktif baru. Tentu dibutuhkan penelitian lebih mendalam untuk memastikannya,” ujarnya.
Gempa ini menunjukkan adanya sumber patahan aktif baru. Tentu dibutuhkan penelitian lebih mendalam untuk memastikannya.
Peneliti Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung, Nuraini Rahma Hanifa, mengatakan, gempa di darat dapat memicu guncangan lebih besar dibandingkan dengan gempa di laut dengan kekuatan yang sama. Selain itu, kekuatan guncangan juga dipengaruhi kondisi batuan di lokasi gempa.
”Kondisi geologi di sana umumnya tersusun oleh aluvium dan endapan rombakan batuan gunung api muda berumur kuarter. Jenis batuan ini bisa mengamplifikasi guncangan gempa,” ujarnya.
Akan tetapi, faktor kerusakan bangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan gempa dan jenis batuan. Faktor lainnya adalah kekuatan bangunan terhadap guncangan.
”Kualitas bangunan tahan gempa di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah. Padahal, ini sangat penting untuk meminimalkan dampak gempa,” lanjutnya.
Rahma menuturkan, Sukabumi memiliki ancaman gempa yang bersumber di laut dan darat. Dalam beberapa kejadian gempa, pusat gempa berada di Samudra Hindia serta Sesar Cimandiri dan sekitarnya.
”Sumber gempa kali ini posisinya berada di utara Sesar Cimandiri. Namun, diperlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan sumbernya,” ucapnya.