Kasus Positif Covid-19 di Kepulauan Riau Bertambah
Dinas Kesehatan Kepulauan Riau menyatakan kasus positif Covid-19 di provinsi tersebut bertambah dua lagi menjadi total tiga pasien.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dinas Kesehatan Kepulauan Riau menyatakan kasus positif Covid-19 di provinsi tersebut bertambah dua lagi menjadi total tiga pasien. Kedua pasien baru itu masing-masing kini menjalani perawatan di Karimun dan Batam.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana, Kamis (19/3/2020), mengatakan, pasien positif di Batam adalah perempuan berusia 45 tahun yang terhubung dengan kluster penularan Bogor. Sementara pasien positif di Karimun adalah laki-laki berusia 61 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia.
”Pasien positif di Batam dirawat di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Embung Fatimah, sedangkan pasien positif di Karimun menjalani perawatan di RSUD HM Sani,” kata Tjetjep.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menuturkan, pasien positif di Batam menjalani perawatan selama tiga hari sejak Selasa, 10 Maret, di RS Graha Hermine, Batam, karena demam. Dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit itu mendiagnosis pasien mengidap demam berdarah.
Satu hari setelah dinyatakan sembuh, Sabtu (14/3/2020), pasien itu kembali lagi ke RS Graha Hermine dengan keluhan sesak napas. Hasil rontgen menunjukkan pasien mengidap pneumonia. Ia lalu dirujuk ke RSUD Embung Fatimah dan kemudian dirawat di ruang isolasi khusus pasien Covid-19.
Dengan ditemukannya kasus positif tersebut, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan akan melakukan penyisiran menyeluruh untuk deteksi dini mulai Jumat (20/3/2020). Warga yang mengidap demam akan langsung dibawa ke tempat observasi untuk ditangani tenaga kesehatan.
”Pasti nanti akan banyak. Jadi, kalau ada anggota keluarga demam, lalu dibawa, tolong ikhlaskan diri. Warga harus sadar, ini demi menyelamatkan saudara kita lainnya,” ujar Rudi.
Pasti nanti akan banyak. Jadi, kalau ada anggota keluarga demam, lalu dibawa, tolong ikhlaskan diri. Warga harus sadar, ini demi menyelamatkan saudara kita lainnya.
Saat ini, Pemkot Batam telah menyiapkan Asrama Haji Batam Centre yang berkapasitas 800 orang sebagai tempat observasi. Satu gedung lain, bekas kantor Bea dan Cukai di Kecamatan Sekupang, juga disiapkan sebagai antisipasi membeludaknya pasien yang mengidap gejala Covid-19.
”Warga yang merasa demam datang saja ke rumah sakit. Saya pastikan semua gratis. Selain ada anggaran dari negara, sudah ada sumbangan dana dari pengusaha lokal,” ujar Rudi.
Saat ini, pengusaha di Batam telah menyumbangkan Rp 6,47 miliar untuk digunakan membeli alat pelindung diri dan alat kesehatan lainnya. Rudi memperkirakan, butuh dana setidaknya Rp 50 miliar untuk menangani pandemi Covid-19 di Batam.
”Yang paling dibutuhkan saat ini adalah alat pelindung diri, maka kami akan segera beli. Jika tidak ada alat pelindung diri, tenaga kesehatan takut dan tidak bisa menangani pasien,” ucap Rudi.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam Slamet Mulsiswanto menyatakan, penyisiran langsung ke warga hingga ke lingkup terkecil itu menurut rencana akan menggunakan pemeriksaan cepat (rapid test) dengan metode Immunoglobulin M/Immunoglobulin G (IgM/IgG).
Slamet mengatakan, untuk memastikan keabsahan hasil, metode pemeriksaan secara cepat tersebut tetap akan dilanjutkan dengan pemeriksaan molekular, yaitu polymerase chain reaction (PCR), untuk memastikan keabsahan hasil tes. Ia berharap, upaya penyisiran secara menyeluruh di Batam bisa menekan angka penularan penyakit tersebut.