Misi Kemanusiaan ke China: Kami Ingin Bermanfaat bagi Sesama
Kisah tim Skuadron 32 yang mengambil alat kesehatan ke China untuk penanganan Covid-19. Saat hampir semua orang ketakutan dan menarik diri, mereka mengambil tanggung jawab itu.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·5 menit baca
Saat hampir semua orang ketakutan, menarik diri, dan menghindari kemungkinan terpapar virus Covid-19, sejumlah orang ini justru tampil di depan untuk melawan. Mereka enggan menyerah dari penyakit itu, yang bisa jadi diturunkan Tuhan untuk menguji nilai-nilai kemanusiaan kita. Mereka adalah orang-orang yang masih menjaga rasa kemanusiaannya demi sesama.
Di antara mereka adalah 18 orang dari Skuadron 32 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, yang menjemput alat kesehatan dari China. Sebagaimana diketahui, China adalah negara tempat Covid-19 tersebut muncul untuk pertama kali sehingga butuh keberanian bagi siapa saja untuk datang ke sana sebab risikonya tidak tanggung-tanggung, yaitu tertular Covid-19.
Tim dipimpin Letnan Kolonel Penerbang Suryo Anggoro (42), komandan Skuadron 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Mereka berangkat persis sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan akan membeli sejumlah peralatan dan vaksin dari China. Selain TNI AU, tim juga berisi personel dari Kementerian Pertahanan.
”Kami baru saja datang pukul 09.30 tadi. Sekarang istirahat. Begitu datang, semua disterilisasi peralatannya. Setelah ini kami juga harus dikarantina sebab masuk dalam ODP (orang dalam pemantauan),” kata Letkol Pnb Suryo Anggoro saat dihubungi dari Malang, Minggu (23/3/2020). Mereka berangkat ke China sehari sebelumnya.
Saat ini mereka berada di Lanud Raden Sadjad, Ranai, Natuna, untuk kemudian terbang lagi ke Mabes TNI AU di Jakarta guna menurunkan barang-barang yang dibawa, Senin (22/3/2020). Suryo enggan menjelaskan barang-barang yang dibawanya karena, menurutnya, ada pihak yang lebih berwenang yang akan menjelaskannya.
Suryo mengisahkan, sesaat setelah menerima tugas berangkat ke China, ia membicarakannya dengan keluarga. Beruntung, anak dan istrinya sangat paham dengan tugas kemanusiaan yang akan diembannya.
”Kemarin begitu ditugasi, saya langsung mengatakan akan berangkat. Saya tawarkan kepada anak buah saya di Skuadron 32, mereka mau ikut. Kami tim yang kompak. Kami selalu berprinsip, saat semua, misalnya, tak ada yang mau lagi mengambil atau menjalaninya, kami akan berangkat. Dan saat semua berkerumun ingin tampil terdepan, kami memilih mundur saja. Bagi kami, bermanfaat bagi sesama manusia itu saja sudah cukup,” kata pria yang membawa satuannya menerima Kasau Award 2019 sebagai satuan unsur angkut terbaik itu.
Suryo mengatakan, selanjutnya, ia mengumpulkan keluarga tim yang akan berangkat, dan mengajaknya doa bersama. ”Jangan sampai saya hanya ajak omong anak buah saya saja, tapi keluarganya tidak saya ajak omong. Tidak. Saya ajak bicara semuanya, dan semua mengerti. TNI memang seperti itu tugasnya. Dukungan keluarga adalah salah satu kunci keberhasilan tugas-tugas yang kami jalani,” kata suami Rieke Avianita tersebut.
Satu hal selalu dipegang Suryo, dan itu ditularkan kepada anak buahnya, saat mereka berangkat untuk tugas negara, jangan khawatirkan keluarga sebab keluarga pasti ada yang akan mengurus.
”Saya selalu bilang, kalau kita jalani tugas untuk negara dengan baik, jangan khawatir dengan anak istri kita. Pasti Insya Allah ada yang akan mengurus, setidaknya Gusti Allah yang akan mengurus. Kita harus percaya itu,” kata pria asal Boyolali, Jawa Tengah, itu.
Kepercayaan dan dukungan keluarga dianggap perlu mengingat yang harus mereka hadapi di China bukanlah musuh kasatmata, melainkan virus pembawa pandemi Covid-19, yang hingga kini, obat untuk penyakit itu pun belum juga ada di Indonesia.
Keyakinan itulah yang membuat tim Skuadron 32 berangkat dengan tekad bahwa mereka akan pulang dengan selamat demi bangsa dan negara. ”Semoga hal yang kami lakukan ini bermanfaat untuk bangsa. Semoga kita semua bisa menangani wabah ini dengan segera,” kata Suryo dengan tenang.
Senin (23/3/2020), tim Skuadron 32 dijadwalkan tiba di Jakarta untuk kemudian bertolak kembali ke Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Setiba di Malang, mereka tidak bisa berkumpul dengan keluarganya. Mereka harus dikarantina selama 14 hari di markas TNI AU.
”Setelah ini kami akan dikarantina selama 14 hari. Sebab, kami masuk ODP. Selama 14 hari kami akan tinggal di markas Lanud di Malang. Tidak di rumah. Sebab, kasihan nanti kalau kami membawa virus, malah kena ke keluarga,” kata Suryo sambil meminta doa untuk kesehatan mereka dan bangsa ini.
Misi kemanusiaan tidak hanya sekali ini dilakukan tim ini. Suryo dan timnya juga mengemban misi kemanusiaan serupa tahu lalu. Tepatnya pada Oktober 2019, yaitu mendapat tugas menjemput pengungsi asal Wamena Papua akibat pecah konflik di sana. Saat itu, mereka membawa ribuan orang pulang ke sejumlah daerah asalnya di Tanah Air.
”Saya ini hanya manusia biasa yang ingin menjadi orang baik. Kalau bisa membantu sesama, kenapa tidak? Yang saya bisa lakukan adalah menerbangkan Hercules, maka ya ini yang saya lakukan,” kata Suryo.
Saya ini hanya manusia biasa yang ingin menjadi orang baik. Kalau bisa membantu sesama, kenapa tidak? Yang saya bisa lakukan adalah menerbangkan Hercules, maka ya ini yang saya lakukan.
Dukungan
Sebelumnya, Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Totok Sugiharto dalam siaran persnya menjelaskan bahwa Menteri Pertahanan sudah mengirimkan surat kepada Panglima TNI untuk memberikan dukungan pesawat terbang dalam rangka pengambilan alat kesehatan yang berada di Shanghai, China.
”Alat-alat kesehatan yang diambil di China berupa disposable masks, n95 masks, protective clothing, googles, gloves, shoe covers, infrared thermometer, dan surgical caps. Alat kesehatan tersebut nantinya akan digunakan tim medis Kemenhan dan TNI untuk membantu Gugus Tugas Covid 19 dan para dokter dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19,” kata Totok.
Menurut Totok, pertimbangan menggunakan pesawat militer adalah mengingat situasi saat ini yang perlu penanganan cepat, dengan pertimbangan keselamatan rakyat Indonesia. Ia menegaskan, tindakan itu adalah misi kemanusiaan yang dituntut tindakan cepat.
Bicara singkat dengan tim pengambil alat kesehatan penanganan Covid-19 seakan menyentil nurani bahwa pandemi tersebut tak ubahnya ujian Tuhan atas nilai-nilai kemanusiaan kita.
Saat orang-orang berusaha menyelamatkan diri sendiri dengan memborong masker, hand sanitizer, dan kebutuhan pokok, tim Skuadron 32 bersama garda depan perlawanan Covid-19 lain, yaitu dokter, tenaga RS, dan lainnya, adalah orang-orang yang berusaha menjaga rasa kemanusiaannya. Semoga bangsa ini lulus dari ujian kemanusiaan kali ini.